Salah Memilih Karier: Apa Saja Tanda-Tandanya?
Hi Klobbers!
Memiliki karier yang tepat sesuai dengan keinginan, kemampuan, dan minat menjadi hal ideal yang didambakan sebagian orang. Akan tetapi, kadang tidak semuanya berjalan sesuai dengan keinginan dan rencana kita. Bayangan indah akan karier yang dijalani bisa jadi tidak seindah realitasnya. Kemudian, bisa saja nantinya muncul perasaan bahwa mungkin diri kamu telah salah memilih karier. Lalu, apa saja sebenarnya tanda-tanda jika kita salah memilih karier? Apakah karena rasa jenuh yang dirasakan dalam bekerja? Atau mungkin karena gaji yang tidak sesuai dengan harapan? Nah, dalam artikel ini kita akan membahas apa sih yang dimaksud dengan salah memilih karier serta apa saja tanda-tandanya. Yuk, simak informasi berikut ini!
Apa itu Salah Memilih Karier?
Sebelum membahas tanda-tandanya, apakah Klobbers tahu arti dari salah memilih karier? Melansir dari Indeed, karier yang salah dapat diartikan sebagai karier yang secara konsisten gagal memenuhi kualitas yang akan dimiliki jika kamu memilih karier yang “tepat”. Faktor-faktor seperti keahlian, preferensi, nilai kerja, dan keyakinan kamu dalam menentukan karier yang tepat bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu. Jika di awal kamu merasa yakin dengan karier tersebut, bisa saja menjadi terasa salah di kemudian hari.
Tanda-Tanda Salah Memilih Karier
1. Berdampak pada Kesehatan Mental
Apabila kamu memilih karier yang tepat, maka kamu bisa menikmati pekerjaan tersebut, merasakan makna dari pekerjaan yang dilakukan, serta meningkatkan self-esteem diri. Selama prosesnya, sangat wajar jika ada perasaan negatif seperti stres, cemas, dan lain-lain yang muncul dalam pekerjaan apapun yang kamu jalani. Perasaan negatif ini juga bisa menjadi tanda bahwa kamu berhati-hati dan peduli pada hasil pekerjaan yang dilakukan. Akan tetapi, jika kamu terus-menerus merasakan emosi negatif sehingga mengganggu kesehatan mental kamu, maka kamu bisa mulai mempertimbangkan kembali mengenai hal tersebut.
2. Berdampak pada Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik kita juga mencerminkan kesehatan mental kita, Klobbers. Tuntutan dari karier yang dijalani juga berpengaruh terhadap bagaimana cara kamu memenuhi kebutuhan diri, seperti waktu tidur yang cukup, berolahraga, hingga pola makan. Jika kamu terlalu banyak bekerja atau overwork sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, maka akan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kamu. Padahal, kesehatan merupakan salah satu aset terbesar individu. Jika kesehatan kamu terganggu, baik fisik maupun mental, maka akan berpengaruh juga terhadap produktivitas kamu.
3. Underperformance
Saat menjalani karier yang tidak tepat, biasanya seseorang tidak dapat menunjukkan performa terbaiknya dengan kemampuan yang dimiliki. Mungkin akan sering mendapatkan kritikan karena hasil pekerjaan yang tidak sesuai ekspektasi atau berbagai kesalahan yang dilakukan saat bekerja. Nah, hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor.
Beberapa di antaranya ialah mungkin saja kamu merasa tidak puas dengan gaji yang didapatkan atau merasa bahwa gaji tersebut masih di bawah standar rata-rata sehingga membuat kamu merasa kurang termotivasi untuk memberikan kinerja terbaik. Kemudian, faktor lainnya ialah bisa saja kamu merasa bahwa kemampuan yang dimiliki tidak sesuai dengan pekerjaan yang dijalani. Selain itu, kurangnya apresiasi yang diberikan oleh rekan kerja atau pun atasan terhadap pencapaian yang diraih juga bisa memengaruhi motivasi dan produktivitas seseorang. Faktor lain seperti overwork, burnout, dan lain sebagainya juga bisa berpengaruh terhadap kinerja individu.
4. Merasa Bosan atau Tidak Mendapat Tantangan Baru
Apakah kamu merasa jenuh bekerja karena mengerjakan tugas rutin yang sama hampir setiap harinya? Merasa bosan karena tidak mendapatkan tantangan baru yang membuat kamu semakin termotivasi untuk mengembangkan diri? Sebenarnya, perasaan bosan merupakan hal yang wajar muncul saat bekerja, apalagi jika tugas yang dikerjakan bersifat repetitif. Melakukan pekerjaan yang monoton bisa memicu timbulnya perasaan stres atau jenuh yang nantinya berpengaruh terhadap produktivitas individu. Lama-kelamaan, bisa membuat kamu merasa perlu untuk mencari tantangan baru dengan berpindah karier.
Selain itu, semakin lama bekerja, bisa saja nantinya kamu merasa bahwa potensi yang dimiliki ternyata tidak dapat digunakan secara maksimal dalam karier tersebut. Terlebih lagi jika karier yang dijalani tidak sesuai dengan ilmu atau pendidikan yang dimiliki. Hal ini pun dapat memicu timbulnya rasa penyesalan karena kamu mungkin membatasi penghasilan serta kepuasan diri dari pekerjaan lain yang bisa dilakukan dengan potensi dan ilmu tersebut.
5. Merasa Terpanggil untuk Mencoba Hal Baru
Menjalani karier yang tidak tepat, tidak selalu berarti bahwa kamu akan mengalami underperformance atau merasa bosan dengan pekerjaan yang dilakukan. Bisa saja kamu dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya. Namun, terkadang, kamu bisa merasa bahwa ada panggilan untuk melakukan hal yang lain. Misalnya, ingin mewujudkan impian lama kamu atau terdorong oleh kebutuhan ekonomi sehingga mencari karier lain yang lebih bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Jika demikian, salah satu hal yang bisa dicoba ialah dengan bertanya kepada diri sendiri, “Apakah jika kamu tetap berada dalam karier yang sama selama lima tahun mendatang, kamu akan baik-baik saja? Apakah kamu akan merasa bahagia atau menyesal?” Jika jawabannya lebih berat kepada rasa penyesalan, maka kemungkinan besar kamu menjalani karier yang tidak tepat.
–
Nah, itulah beberapa tanda yang bisa membantu kamu untuk mencari tahu apakah salah memilih karier. Bagaimanapun juga, merasa lelah atau stres dalam pekerjaan apapun yang dijalani merupakan hal yang wajar. Namun, jika kamu telah menjalani karier yang tepat, maka kamu akan termotivasi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi dan mampu memaknai pekerjaan yang dilakukan. Good luck, Klobbers!
Referensi: