Blog post

Kenali Dua Jenis Stres: Good Stress vs. Bad Stress

09/02/2023Dwi

Hi Klobbers!

Melansir dari WHO, stres dapat didefinisikan sebagai segala jenis perubahan yang menyebabkan ketegangan fisik, emosional, atau psikologis. Stres merupakan respon alami tubuh terhadap apapun yang membutuhkan perhatian atau tindakan.

Pada umumnya, kamu menggunakan istilah stres untuk berbagai hal yang negatif. Misalnya stres karena pekerjaan, masalah keluarga, finansial, dan lain sebagainya. Jika mengatakan “stres”, biasanya secara otomatis kamu akan menganggap bahwa semua stres merupakan hal yang buruk. Namun, benarkah demikian?

Jika dipikirkan kembali, sebenarnya stres juga bisa menjadi hal yang positif atau sehat, lho. Misalnya, saat akan masuk kantor di hari pertama. Mungkin kamu merasa gugup memikirkan bagaimana pengalaman kerja di tempat tersebut, apakah dapat beradaptasi, bisa diterima dan berteman dengan karyawan lain, dan sebagainya. Untuk mengantisipasinya, kamu pun menyiapkan berbagai hal yang diperlukan agar semuanya dapat berjalan lancar dan memberikan kesan yang baik.

Nah, ini menjadi salah satu contoh peristiwa di mana kamu mengalami stres yang baik (good stress) karena memotivasi kamu untuk mempersiapkan langkah baru dalam kehidupan kerja dengan sebaik mungkin. Kemudian, bagaimana dengan stres yang buruk (bad stress)? Bagaimana cara membedakannya? Yuk, simak dalam ulasan berikut ini!

Apa itu Good Stress?

Good stress” atau yang disebut juga sebagai “eustress” merupakan jenis stres yang dirasakan individu saat sedang bersemangat. Kamu bisa merasa gugup dan jantung berdebar-debar, namun bukan karena merasa terancam atau takut. Cenderung bersifat jangka pendek dan sering kamu rasakan sebagai hal yang menyenangkan. Jenis stres ini dapat berkontribusi dalam perasaan optimis serta kegembiraan dalam menjalani hidup, bahkan bisa memotivasi kamu.

Diasosiasikan dengan hasil yang positif, berikut ini beberapa contoh yang memungkinkan munculnya eustress, yaitu:

  • Tantangan sederhana: Siapa nih Klobbers yang suka menaiki wahana yang menantang, seperti roller-coaster? Mungkin juga, adakah Klobbers yang hobi menonton film horor atau thriller? Jika iya, ini merupakan contoh situasi di mana kamu dapat mengalami eustress.
  • Perubahan dalam hidup: Berbagai peristiwa besar yang terjadi dalam hidup bisa memunculkan eustress. Misalnya saat melangkah ke jenjang hubungan yang lebih serius dengan pasangan, menyambut kelahiran anak, dan lain sebagainya.
  • Pengalaman baru: Rasa gugup namun bersemangat saat menjalani pengalaman baru juga bisa memunculkan eustress. Mulai dari travelling, pindah rumah, hingga mencoba berbagai aktivitas menarik untuk pertama kalinya.

Pada intinya, good stress atau eustress bisa muncul jika kamu melakukan berbagai aktivitas atau merancang goal yang dapat membuat kamu merasa bahagia dan bersemangat, Klobbers.

Apa itu Bad Stress?

Bad stress merupakan jenis stres yang mungkin lebih familiar bagi sebagian orang, yang membuat kamu gelisah dan tidak baik bagi kesehatan. Bisa menyebabkan rasa cemas, bingung, mengacaukan konsentrasi, dan menurunkan produktivitas. Dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek (acute) atau jangka waktu panjang (chronic).

Jika ditangani dengan segera sehingga kamu merasa lebih relaks, acute stress tidak berbahaya bagi kesehatan fisik. Namun, chronic stress bisa berdampak negatif bagi kesehatan. Stres ini terjadi saat individu berulang kali mengalami pemicu stres (stressor) dan merasa tidak dapat menghindarinya. Beberapa contoh chronic stressor yaitu terkait masalah hubungan, finansial, pekerjaan, duka, dan kehilangan. Dampak dari chronic stressor terhadap kesehatan bisa menyebabkan sakit kepala, insomnia, cemas, dan tekanan darah tinggi.

Good Stress vs. Bad Stress

Baik good stress dan bad stress sama-sama menghasilkan pelepasan hormon dalam tubuh, seperti adrenalin dan kortisol. Hal ini pun memicu munculnya tanda-tanda stres yang umum terjadi, seperti telapak tangan berkeringat dan jantung berdebar-debar. Hanya saja, yang membedakan ialah bagaimana perasaan kamu terhadap pengalaman tersebut.

Kemudian, cara kamu memandang suatu peristiwa juga memengaruhi bagaimana kamu memaknai stres yang dirasakan. Ada kalanya peristiwa sulit yang dialami bisa berubah menjadi eustress, Klobbers. Sebagai contoh, kamu mengalami layoff di tempat kerja. Meskipun merasa kecewa dan berpotensi membuat kamu mengalami bad stress, namun bisa berubah menjadi eustress apabila kamu melihatnya sebagai kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan mencoba karier baru.

Jika mempersepsikannya sebagai tantangan, bukan ancaman, maka rasa takut yang umumnya muncul karena mengalami pengalaman tersebut bisa berubah menjadi kegembiraan atau setidaknya menjadi hal yang dapat diatasi. Begitu juga sebaliknya. Jika memaknai suatu stressor sebagai hal yang mengancam atau membuat kamu menjadi tidak nyaman, maka good stressor yang harusnya menjadi eustress bisa berubah menjadi bad stress. Dengan demikian, persepsi kamu mengenai stressor dapat mengubah pengalaman stres yang dirasakan.

Kesimpulan

Pada dasarnya, stres merupakan hal yang normal dialami oleh individu dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Meskipun sudah berusaha mengantisipasinya dengan sebaik mungkin, namun terkadang kamu tidak dapat menghindarinya. Kabar baiknya, tidak semua stres merupakan hal yang buruk.

Apabila mengalami bad stress, terlebih lagi jika sampai mengganggu aktivitas atau kehidupan kamu, kamu perlu mengidentifikasi sesegera mungkin apa yang memicu stres (bad stressor). Kemudian, carilah cara yang sehat untuk meredakan atau menghilangkan stres yang dialami. Bisa dengan berolahraga atau kegiatan lain yang dapat membuat kamu merasa lebih relaks.

Jika mampu mengelola bad stress yang dialami dan mencari berbagai aktivitas yang mendorong munculnya good stress, maka dapat meningkatkan kepuasan hidup kamu. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Good luck, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.