Blog post

Menjadi Orang yang Open-Minded: Apa itu?

03/11/2022Dwi

Hi Klobbers!

Mungkin kamu tidak asing dengan istilah ‘berpikiran terbuka’ atau ‘open-mindedness’. Melansir dari Indeed, open-mindedness merupakan salah satu skill penting yang perlu dimiliki oleh individu yang bekerja atau menjadi kandidat pekerja. Mengapa demikian?

Open-mindedness diperlukan agar kamu bisa siap beradaptasi, Klobbers. Misalnya, kamu bekerja dengan posisi sebagai project manager di sebuah organisasi, kemudian kamu memutuskan pindah kerja ke organisasi lainnya. Ketika kamu pindah ke organisasi lain dengan role yang sama atau bahkan memegang role yang berbeda, suatu organisasi mungkin saja memiliki prosedur atau aturan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, menjadi orang yang open-minded sangat penting karena kamu akan dituntut untuk mempelajari atau mencoba hal baru dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Kemudian, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan open-mindedness? Apa saja manfaatnya? Yuk, simak informasi berikut ini!

Apa itu Open-Mindedness?

Istilah open-mindedness digunakan dalam menggambarkan seberapa bersedia individu untuk mempertimbangkan perspektif lain atau mencoba pengalaman baru. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah ini sering digunakan sebagai sinonim dari toleransi. Selain itu, apakah ada Klobbers yang sering mengajukan pertanyaan atau aktif mencari informasi mengenai hal-hal yang bertentangan dengan keyakinan kamu?  Jika iya, hal ini juga dapat dikatakan sebagai open-mindedness.

Lebih lanjut, menjadi orang yang open-minded bukan berarti bahwa kamu plin-plan atau tidak mampu berpikir sendiri, Klobbers. Orang yang open-minded mau mendengarkan dan mempertimbangkan perspektif orang lain, kemudian dapat mengambil sikap tegas terhadap suatu hal atau posisi dan bertindak sesuai dengan itu.

Open-mindedness menjadi hal yang penting agar kamu bisa keluar dari comfort zone. Menjadi orang yang open-minded dapat dikatakan sebagai hal yang tidak mudah, karena memerlukan konsentrasi serta kemauan untuk mempelajari pemikiran baru yang mungkin saja sangat berbeda dengan keyakinan yang kamu miliki saat ini. Meskipun demikian, kemauan untuk mengubah keyakinan yang salah atau tidak relevan dengan situasi saat ini merupakan bagian penting dari belajar dan personal growth. Sebagai contoh, kamu mendapatkan feedback dari atasan untuk bisa mengubah cara bekerja agar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini, diperlukan open-mindedness agar kamu bisa belajar untuk mengembangkan diri dan memperbaiki cara bekerja agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Bagaimana Karakteristik Orang yang Open-Minded?

Berikut ini beberapa karakteristik umum orang yang open-minded, antara lain:

  • Ingin mengetahui bagaimana pendapat orang lain terhadap suatu hal
  • Memiliki empati untuk orang lain
  • Mau mempertimbangkan bagaimana pemikiran orang lain terhadap suatu hal
  • Percaya bahwa orang lain berhak untuk membagikan pemikiran dan keyakinannya
  • Rendah hati/tidak sombong dengan ilmu pengetahuan dan keahlian yang dimiliki
  • Tidak marah saat mengetahui bahwa dirinya salah

Manfaat Menjadi Orang yang Open-Minded

Selain dalam dunia kerja, open-mindedness diperlukan juga dalam kehidupan sehari-hari. Jika dapat memahami dan menghormati pendapat atau keyakinan yang dimiliki oleh orang lain, maka kamu bisa membangun hubungan yang lebih harmonis dengan berbagai orang. Selain itu, ada juga beberapa manfaat lainnya yang perlu kamu ketahui, Klobbers. Ternyata, menjadi orang yang open-minded bisa membantu kamu untuk beberapa hal berikut ini, antara lain:

  • Mempelajari hal-hal baru
  • Merasa lebih optimis
  • Mendapatkan wawasan baru
  • Mendapatkan pengalaman baru
  • Mencapai personal growth dengan mempelajari berbagai hal baru mengenai dunia dan orang-orang di sekitar kamu

Bagaimana Cara Membangun Open-Mindedness?

Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk membangun open-mindedness, antara lain:

1. Menerima unfamiliarity

Setiap orang memiliki nilai, kebiasaan, atau pandangan yang berbeda-beda. Meskipun tidak mudah, namun perlu diingat bahwa kita tidak mengetahui semua hal di dunia ini. Jika bisa menyadari bahwa kamu tidak akan pernah memahami secara menyeluruh alasan dari setiap perilaku orang lain, maka kamu bisa belajar untuk lebih berempati dan mencoba untuk memahami opini atau pandangan orang lain.

2. Secara sadar mencari keberagaman

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membangun open-mindedness ialah dengan bertemu orang-orang baru, mempelajari berbagai budaya, dan mencari keberagaman lainnya. Dengan demikian, secara perlahan kamu bisa belajar untuk lebih menerima berbagai perbedaan yang ada.

3. Berikan waktu untuk refleksi diri

Apabila kamu mendengar sesuatu yang berlawanan dengan hal yang kamu yakini, sangat wajar jika reaksi kamu ialah menentangnya atau tidak mau memikirkannya lebih lanjut. Bahkan, mungkin saja kamu mulai berpikir bagaimana cara untuk membuktikan bahwa opini orang lain salah dan tidak mau mendengarkan terlebih dahulu bagaimana opini mereka.

Jika demikian, kamu tidak bisa benar-benar mempertimbangkan berbagai aspek dari permasalahan yang ada sehingga mungkin nantinya tidak bisa berargumen secara efektif juga. Saat situasi seperti itu terjadi, yang bisa kamu lakukan ialah mengambil waktu sejenak untuk mempertimbangkan beberapa poin berikut ini sebelum memutuskan untuk merespon:

  • Apakah argumen kamu berdasarkan banyak sumber?
  • Apakah kamu bersedia merevisi pendapat apabila mendapatkan fakta atau bukti yang bertentangan?
  • Apakah kamu akan mempertahankan pendapat meskipun tidak sesuai dengan berbagai bukti yang ada?

Nah Klobbers, itulah informasi seputar open-mindedness. Meskipun menerapkannya bukanlah hal yang mudah, namun menjadi orang yang open-minded memiliki berbagai manfaat, baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Good luck, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.