Blog post

Gambaran “Blurred Boundaries” Saat WFH (Bagian 1)

13/04/2022Gregorius Yudhistira

Hi Klobbers!

Tidak terasa sudah dua tahun kita merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Salah satu dampak yang dirasakan adalah kondisi yang mendorong orang-orang untuk kerja secara remote dari rumah, atau biasa dikenal sebagai WFH atau work from home.

Work from home mungkin terdengar lebih baik buat beberapa orang. Kamu bisa bekerja dari dalam kamar kamu, bisa menggunakan pakaian yang bebas kalau tidak ada meeting, atau bisa kerja sambil makan atau ngemil. Tapi tahukah kamu kalau sebenarnya ada beberapa fakta mengenai “blurred boundaries” saat WFH? Yuk kita simak!

Apa Maksudnya “Blurred Boundaries”?

Mungkin buat kamu yang pernah merasakan kerja sebelum pandemi, masih ingat dengan kondisi dimana ada batas yang jelas antara bekerja di kantor dan istirahat di rumah. Kalau di kantor saat jam kerja ya berarti kamu harus fokus dengan pekerjaanmu yang hari itu kamu lakukan. Setelah jam kerja selesai (kalau tidak lembur), kamu pulang ke rumah, dan di rumah kamu bisa melanjutkan kegiatanmu. Saat sudah di rumah, umunya pekerjaanmu sudah kamu tinggal di kantor, dan kamu bisa beristirahat di rumah, sampai akhirnya besok kembali kerja di kantor lagi. Intinya “yang di kantor ya di kantor saja, kalau yang urusan rumah biarkan di rumah”. Blurred boundaries yang dimaksud di sini adalah kondisi dimana batas-batas yang jelas antara kantor dan rumah tadi mulai tidak jelas semenjak munculnya tren WFH karena pandemi.  Jadi karena kamu bekerja dari rumah, istilah “kerja di kantor, istirahat di rumah” menjadi mulai hilang.

Jam Kerja

Karena kamu bekerja dari rumah, sudah tidak ada lagi alasan “kalau sudah tidak di kantor, tidak bisa dihubungi”. Meskipun kamu berada di rumah, kamu tetap bisa dihubungi mengenai pekerjaan kantor. Terkadang hal tersebut bisa dipukul rata, seperti kasus dimana kamu dihubungi di luar jam kerja. Hal ini terjadi karena sudah tidak ada lagi batasan yang jelas antara “masih di kantor” dan “sudah di rumah”. Maka dari itu, kontak atau pekerjaan di luar jam kerja bisa terjadi dan memperpanjang jam kerja kamu dalam satu hari. Mengutip dari artikel Open Access Government, WHO (World Health Organization) mengatakan bahwa karyawan mendapatkan perasaan yang campur aduk selama menjalani WFH. Salah satu penyebanya adalah jam kerja yang cenderung meningkat ketika bekerja dari rumah, yang bisa disebabkan juga oleh perubahan dalam rutinitas kerja dan kaburnya batas antara pekerjaan professional dan kehidupan pribadi.

Berkurangnya Supervisi Langsung

Saat kamu bekerja dari rumah, kemungkinan yang sangat besar kamu tidak berada dalam satu tempat yang sama dengan atasanmu. Di satu sisi ini bisa mengurangi kesempatan bagi atasanmu untuk melihat proses dari pekerjaan yang kamu lakukan. Feedback yang kamu dapatkan pun bisa saja berkurang karena tidak ada pengawasan langsung, dan kamu juga tidak bisa bertanya secara langsung. Di sisi lain, kamu bisa lebih leluasa dalam mengatur cara kerja yang lebih sesuai dengan dirimu, selama kamu tetap memenuhi tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaanmu.

Itu adalah beberapa gambaran mengenai blurred boundaries yang bisa terjadi saat melakukan WFH. Namun di luar hal-hal yang sudah dibahas di atas, sebenarnya masih ada beberapa kejadian yang dapat menggambarkan hilangnya batasan antara kantor dan rumah saat sendang WFH. Untuk bagian selanjutnya akan kita bahas di bagian 2 ya, Klobbers!

Berikan Komentar

Your email address will not be published.