Tips untuk Belajar Menerima Kekurangan Diri (1)
Hi Klobbers!
Mungkin kamu sering mendengar peribahasa “Tak ada gading yang tak retak”. Memiliki arti bahwa setiap hal pasti memiliki kekurangan, sama seperti diri kita. Sebagai manusia, pasti ada kekurangan atau kelemahan yang dimiliki.
Kekurangan tersebut bersifat subjektif dan bisa saja dirasakan dalam berbagai aspek. Misalnya saja dari penampilan fisik, status sosial dan ekonomi, hingga sifat atau kepribadian. Cara seseorang dalam memandang kekurangan juga bisa berbeda dengan orang lainnya. Intinya, setiap orang bisa memiliki opini yang berbeda mengenai kekurangan atau “imperfection” yang dirasakan.
Hal ini juga dapat dipengaruhi dari kebiasaan kamu dalam membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Mungkin kamu membandingkan diri dengan teman, sahabat, keluarga, atau orang-orang terdekat lainnya. Terlebih lagi dengan kemajuan informasi dan teknologi, membuat kamu dapat menjangkau lebih banyak orang dari berbagai daerah.
Sebagian dari orang yang kamu kenal atau lihat mungkin sudah mencapai karier yang mereka impikan atau berhasil mewujudkan mimpi mereka. Mungkin kamu merasa bahwa banyak orang lain yang lebih beruntung dari kamu, memiliki penampilan dan kehidupan yang ideal. Kemudian, kamu membandingkan dengan kondisi diri dan kehidupan kamu sehingga membuat kamu merasa cemas atau insecure. Lebih lanjut, mungkin kamu akan mengkritik diri sendiri karena ketidaksempurnaan atau kekurangan yang dimiliki.
Banyak orang mengejar “kesempurnaan”, baik dari aspek karier, keluarga, penampilan, atau mungkin hal lainnya. Jika bisa mencapai sesuatu yang kamu anggap sebagai “ideal”, mungkin kamu merasa bahwa kehidupan yang dijalani akan semakin bahagia. Namun, jika terus mengejar kesempurnaan, kamu mungkin akan menemui rasa cemas atau takut jika tidak berhasil mencapainya. Pada akhirnya, apakah kamu akan merasa bahagia? Atau, apakah rasa bahagia kamu hanya dapat diukur dengan gambaran “ideal” yang kamu miliki?
Mengejar kesempurnaan dan berusaha mempertahankan kondisi tersebut agar selalu stabil menjadi hal yang sangat menantang. Memerlukan banyak waktu dan energi untuk mewujudkannya. Bahkan, sangat mungkin jika kamu harus melalui banyak rintangan atau mengalami fase naik-turun dalam prosesnya sehingga tujuan untuk selalu berada dalam kondisi ideal menjadi hal yang tidak dapat diwujudkan. Pada akhirnya, kamu harus menghadapi kenyataan bahwa ada kekurangan yang perlu kamu terima. Kemudian, bagaimana cara untuk berusaha menerima kekurangan diri? Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu simak, Klobbers!
1. Menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna
Apakah kamu merasa bahwa ada orang lain dengan kondisi dan kehidupan ideal yang kamu dambakan? Mungkin kamu berpikir bahwa ada orang lain yang mendapatkan hidup sempurna, baik dari segi materi, penampilan, dan lain sebagainya. Terlebih lagi jika kamu melihat update kehidupan mereka melalui media sosial, maka akan semakin mudah bagi kamu untuk membandingkannya dengan kondisi dan kehidupan diri sendiri.
Semakin membandingkannya, mungkin kamu akan semakin merasa tidak puas dan fokus pada kekurangan yang kamu rasakan. Padahal, kamu juga perlu mengingat bahwa setiap individu memiliki tantangannya masing-masing. Hanya saja, mungkin mereka memilih untuk tidak memperlihatkan rasa sedih atau perjuangan yang dihadapi pada orang lain, baik secara langsung maupun di media sosial.
2. Menemukan hal positif dari kekurangan diri
Cara lain untuk bisa belajar menerima kekurangan atau “imperfection” yang dimiliki ialah dengan mencari sisi positif dari kekurangan tersebut. Mungkin terdengar klise, namun cara ini bisa juga kamu coba. Sebagai contoh, saat bekerja, kamu menyadari bahwa kamu termasuk orang yang lebih nyaman bekerja sendiri atau kurang nyaman saat harus berinteraksi dengan orang banyak. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin akan dianggap sebagai kekurangan karena terkesan lebih susah membuka diri.
Namun, kamu bisa memandangnya dengan perspektif yang berbeda, Klobbers. Misalnya, kamu jadi lebih memahami bahwa ternyata kerja yang paling efektif ialah ketika kamu bekerja sendirian. Dengan demikian, kamu bisa memilih jurusan kuliah atau pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kerja ideal yang kamu harapkan. Selain itu, kamu juga bisa lebih menyaring lagi teman terdekat yang benar-benar sesuai dengan diri kamu sehingga tidak berpatokan pada kuantitas, namun pada kualitas teman yang kamu punya.
3. Mencari lingkungan yang suportif
Salah satu faktor yang bisa membantu kita untuk menerima kekurangan diri ialah dengan memilih lingkungan yang suportif. Teman-teman terdekat atau orang yang sering berinteraksi dengan kamu dapat memengaruhi bagaimana cara kamu berpikir dan mengambil keputusan. Jika memungkinkan, kamu bisa menghindari lingkungan pertemanan yang toxic dan lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang yang positif serta benar-benar menerima kamu dengan segala kekurangan yang ada.
Kamu bisa mencari berbagai forum atau kelompok dengan minat yang sama serta mendengarkan podcast yang bisa memotivasi dan menginspirasi. Selain itu, kamu juga bisa mengikuti berbagai akun media sosial yang dapat membuat kamu lebih semangat untuk mengembangkan diri tanpa harus mengejar kesempurnaan sebagai gambaran ideal dalam menjalani kehidupan.
–
Nah Klobbers, demikian beberapa tips untuk belajar menerima kekurangan diri yang bisa kamu coba. Harap diingat bahwa menerima kekurangan diri bukan berarti kamu tidak perlu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri. Jika ada hal yang kamu sadari sebagai kekurangan namun masih bisa diubah atau ditingkatkan, maka kamu tetap perlu berusaha untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Hal ini akan bermanfaat untuk diri kamu sendiri, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja. Kemudian, selain beberapa tips di atas, kita akan membahas tips lainnya dalam artikel part 2. Sampai jumpa, Klobbers!