Blog post

Tips Membudayakan K3 di Lini Leadership

12/07/2022Kontributor Blog by Klob

Ditulis oleh: Annisa F. Solichah
(Klik untuk melihat Profil Klob)

Halo Klobbers!

Siapa sih yang paling bertanggung jawab terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat? Apakah hanya tugas seorang HSE (ahli K3) saja? Atau tugas leadership? Mari kita tinjau bersama.

Leadership adalah seni memotivasi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan bersama. Dalam lingkungan bisnis, berarti mengarahkan pekerja dan rekan kerja dengan strategi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Misalnya untuk mencapai terciptanya budaya K3 di lingkungan perusahaan tentu perlu “role model” dimana yang paling terpusat mampu mempengaruhi yang lain adalah seorang leader, selain dia memiliki jabatan/kekuasaan maka dia tentu memiliki seni mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga karakter K3 ini perlu dimulai dari manajemen puncak yang berkomitmen meneladani K3 dan mengerucut hingga ke pekerja.

Dibawah ini beberapa tips untuk membangun budaya K3 di lini leadership. Kira-kira apa saja ya? Yuk disimak!

Memiliki KPI K3 yang jelas

Seorang leader harus memiliki KPI K3 yang jelas, dapat terukur untuk memastikan tujuan pencapaiannya. Jika tidak memiliki KPI maka evaluasi program kerja akan sulit dilakukan untuk melihat sejauh mana perubahan telah diciptakan dalam program kerja. Misalnya: target dilakukan training K3 satu kali per minggu, rapat issue K3 satu kali per bulan, dll.

Memiliki kompetensi Manajerial

Seorang leader harus memiliki kompetensi manajerial untuk melakukan perubahan budaya K3, tanpa kompetensi ini seseorang akan sulit menentukan strategi yang dapat digunakan untuk mencapai visi, misi dan target perusahaan. Selain itu dia juga perlu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat bersama-sama mencapai target membudayakan K3.

Memiliki sifat optimis dan visioner

Seorang leader harus memiliki visi K3 yang tepat, jelas dan berkomitmen dalam mencapainya. Memiliki sifat optimis bahwa melibatkan pekerja agar proaktif dalam upaya-upaya pengimplementasian budaya K3. Melibatkan pekerja dan mempercayai tim adalah suatu kunci untuk mendorong timbulnya rasa tanggung jawab pada pekerja dan merasa dihargai sehingga budaya K3 dapat bertahan lama bukan hanya tercipta demi terpenuhinya nilai yang baik dalam audit saja.

Perbaikan performa K3 secara berkelanjutan

Seorang leader tentu memiliki rencana yang jelas dalam meningkatkan kinerja, meskipun Sistem Manajemen K3 sudah cukup baik dan efektif tentu harus terus menerus melaksanakan program perbaikan demi terciptanya budaya K3 di area kerja.

Bertanggung jawab

Seorang leader harus memahami tanggung jawabnya dalam memastikan kinerjanya dan tim sesuai dengan standar keselamatan yang telah ditentukan dalam kebijakan perusahaan. Jika ada kekeliruan maka dia akan menerima konsekuensinya dan introspeksi diri dibanding menyalahkan timnya.

Kemampuan Menegur

Seorang leader harus mampu menegur jika melihat ketidaksesuaian atau mampu menghentikan pekerjaan jika dalam kondisi yang berbahaya, kondisi berbahaya berada diluar wiayah kekuasaan atau diluar area yang diwakili maka dapat melaporkan kepada penanggung jawab pekerjaan atau pemimpin terkait. Jika tidak, maka leader tersebut kurang disegani oleh timnya sehingga akan berdampak pada anggota ti yang acuh tak acuh atau meremehkan.

Diatas adalah upaya yang bisa dilakukan agar terciptanya budaya K3 di lini leadership. Semoga informasi diatas bermanfaat untuk mengenal profesi HSE. Salam safety, budayakan keselamatan kerja !

 

Referensi:

  1. Menuju Perusahaan Berbudaya K3 melalui Leadership on Safety | Jhonlinmagz
  2. Leadership: What Is It? (thebalancesmb.com)
  3. 10 Karakter Safety Leadership Penentu Keberhasilan Budaya K3, Mana yang Dimiliki Pemimpin Anda? – Safety Sign Indonesia

Berikan Komentar

Your email address will not be published.