Belajar Mengelola Prioritas dengan Eisenhower Matrix
Ditulis oleh: Wahyu Alikarman
Hai Klobbers!
Pernah ga sih kamu terjebak dalam berbagai pilihan aktivitas hingga dilema untuk menentukan aktivitas apa yang perlu kamu lakukan kedepannya? Jika kamu sedang berada di bangku pendidikan, mungkin kamu dilema untuk memilih mau melakukan review materi hari ini, belajar untuk besok, atau menjalin koneksi dengan teman maupun senior kamu. Jika kamu berada di dunia kerja, kamu dilema dengan pekerjaan yang rutin harian, pekerjaan yang baru datang, serta meeting yang memaksa kamu untuk multi tasking.
Berada dalam situasi tersebut kerap kali membuat kita memprioritaskan kegiatan hanya berdasarkan urgensitas atau tenggat waktunya saja. Hanya karena tenggat waktu dari suatu kegiatan sudah dekat, kita jadi terjebak dan secara ga sadar menghiraukan kegiatan lainnya. Coba ngaku, siapa yang suka kayak gitu? Tenang aja, Klobbers! Hal tersebut sudah berlalu dan menjadikanmu sebagai individu yang berdiri saat ini dan kamu masih punya ruang untuk belajar dan berkembang kemudian.
Lalu, gimana sih caranya agar kita bisa siap dalam menghadapi hal tersebut hingga mampu menyelesaikan berbagai kegiatan yang ada di depan mata dengan baik? Kamu bisa coba dengan yang namanya Eisenhower Matrix
Eisenhower Matrix
Eisenhower Matrix merupakan metode yang dapat membantu kamu untuk memprioritaskan sebuah aktivitas berdasarkan seberapa penting dan mendesak aktivitas tersebut.
Sumber gambar: Luxafor
Eisenhower Matrix terdiri dari 4 bagian sebagai berikut:
1. Do (penting dan mendesak)
Jika kamu memiliki suatu kegiatan yang sifatnya penting dan mendesak, maka kamu perlu melakukannya saat ini, karena jika tidak maka akan berdampak langsung kepada hasil yang ingin kamu capai. Bayangkan saat guru atau dosen kamu akan mengadakan ujian besok, jika kamu tidak belajar saat ini maka akan berdampak pada nilai kamu kan?
2. Decide (penting namun tidak mendesak)
Jika kamu memiliki kegiatan yang penting namun tidak mendesak, maka kamu dapat mengatur ulang kegiatan tersebut. Bayangkan saat guru atau dosen kamu mengadakan ujian besok dan kamu telah membuat janji untuk bertemu dengan teman atau senior kamu untuk membahas karier kamu kedepannya. Kamu dapat mengatur jadwal ulang hal tersebut atau kamu tidak harus bertemu secara langsung, kamu dapat memanfaatkan teknologi untuk melakukan pertemuan secara virtual.
3. Delegate (mendesak namun tidak penting)
Jika kamu memiliki kegiatan yang mendesak namun tidak penting, maka kamu dapat mencoba untuk mendelegasikan kegiatan tersebut ke orang lain yang mampu menggantikan peran kamu. Besok kamu akan ujian dan teman kamu menghubungi untuk bermain sepak bola karena kondisinya sedang kekurangan orang. Kamu dapat mendelegasikan kegiatan tersebut dengan menolaknya sambil mencari orang lain yang mampu menggantikan peran kamu tersebut.
4. Delete (tidak penting dan tidak mendesak)
Jika kamu memiliki kegiatan yang tidak mendesak dan tidak penting, sebaiknya kamu hindari kegiatan tersebut untuk saat ini. Besok kamu akan ujian namun series favorit kamu baru saja meluncurkan episode terakhirnya dan kamu merasa harus menuntaskan series tersebut untuk menjawab rasa penasaran kamu. Tapi coba deh pikirin lagi, seberapa penting sih menggantikan belajar untuk ujian besok dengan series kamu? Kamu bisa menunda kegiatan tersebut karena masih ada hari esok kan?
Perlu diketahui, penting dan tidak penting serta mendesak dan tidak mendesaknya suatu kegiatan itu sifatnya situasional dan penting bagi kamu untuk berkomunikasi dengan orang-orang sekitarmu yang berkaitan dengan kegiatan tersebut, karena penting serta mendesak versi orang lain bisa berbeda dengan versi kamu, Klobbers!