Yuk, Kenali Istilah Quiet Hiring di Dunia Kerja
Hi Klobbers!
Sebelumnya mungkin kamu sudah familiar dengan istilah quiet quitting di dunia kerja. Bukan berarti seorang karyawan meninggalkan pekerjaannya begitu saja, namun quiet quitting dapat dilihat sebagai tindakan seseorang untuk berhenti menjadikan pekerjaan sebagai pusat dunianya. Artinya, individu berusaha untuk bekerja sesuai dengan porsinya dan tidak menggunakan terlalu banyak waktu dan tenaga apabila tidak terlalu dibutuhkan. Nah, setelah istilah quiet quitting, muncullah istilah quiet hiring yang juga cukup ramai dibicarakan di dunia kerja.
Apa itu Quiet Hiring?
Quiet hiring dapat diartikan sebagai tindakan organisasi untuk memanfaatkan kemampuan karyawan yang sudah ada saat ini agar dapat memperoleh keterampilan baru tanpa harus melakukan perekrutan karyawan baru. Perusahaan atau organisasi memilih pendekatan yang lebih strategis dengan memanfaatkan networking yang dimiliki dan mencari talenta terbaik untuk ditingkatkan kemampuannya agar bisa memenuhi skill yang dibutuhkan perasaan. Dengan cara ini, organisasi dapat mempertahankan karyawannya dalam jumlah yang sama dan fokus untuk membina dan mempromosikan talenta internal.
Bagaimana dari Sisi Organisasi dan Karyawan?
Meskipun istilah ini ramai terdengar dalam beberapa waktu lalu, namun praktiknya mungkin sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama. Terlebih lagi di saat krisis dan harus melakukan tindakan strategis untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi, mengoptimalkan sumber daya yang ada bisa menjadi salah satu opsinya. Dengan kata lain, perusahaan mengedepankan kualitas dibandingkan kuantitas sembari menjaga biaya yang perlu dikeluarkan agar tetap pada porsinya.
Dari sisi karyawan yang mendapatkan “pendekatan” dari perusahaan pun bisa menumbuhkan perasaan eksklusivitas. Mereka akan merasa diapresiasi dan spesial karena mendapat kesempatan yang tidak didapatkan oleh seluruh karyawan. Ini bisa menjadi momen bagi mereka untuk “bersinar” dan mewujudkan aspirasi yang dimiliki. Mereka akan mendapat kesempatan untuk meningkatkan skill dan pengalaman baru dari kesempatan yang diberikan.
Selain hal positif yang bisa didapatkan, ada juga risiko yang mungkin harus dihadapi. Apabila tidak dilakukan secara tepat (misal: pemberian tanggung jawab yang terlalu banyak), dapat membuat karyawan merasa kewalahan yang nantinya bisa memicu terjadinya burnout. Kondisi tersebut akan memengaruhi kondisi fisik dan emosional individu yang nantinya bisa berpengaruh juga pada produktivitas.
Apakah Menguntungkan?
Jika dilihat, sebenarnya ada keuntungan yang bisa didapatkan dari quiet hiring untuk kedua belah pihak, baik dari sisi organisasi maupun karyawan. Namun perlu diingat bahwa jika ingin bekerja secara optimal dan mengembangkan potensi individu, kesehatan (baik fisik dan mental) menjadi faktor penting yang jangan sampai diabaikan. Oleh karena itu, penting sekali untuk melaksanakannya secara bijak dengan mencari titik seimbang antara mengembangkan skill dan mengoptimalkan potensi karyawan namun tetap memperhatikan kesejahteraan mereka. Hal ini penting dilakukan agar bisa mencapai goals yang diharapkan.
–
Bagaimana, apakah ada Klobbers yang juga ingin berusaha menggali potensinya agar bisa mencapai goals yang diharapkan? Atau mungkin justru belum mengetahui kekuatan dan potensi diri kamu?
Jika iya, jangan khawatir. Ada berbagai psikotes di Klob yang bisa membantu kamu untuk menggali minat dan potensi diri. Yuk, daftar ke Klob sekarang dan ketahui potensi diri kamu! Semoga informasi ini bermanfaat. Good luck, Klobbers.