Blog post

Fenomena Doom Spending dan Tips Mengatasinya

10/10/2024Dwi

Hi Klobbers!

Mungkin belakangan ini kamu sering mendengar istilah doom spending yang sering dikaitkan dengan generasi millennial atau generasi Z. Fenomena ini pun sering dikaitkan dengan pengeluaran yang kurang “cermat” sebagai akibat rasa pesimis yang dimiliki. Namun, apa sebenarnya arti dari doom spending? Kemudian, bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak informasinya dalam artikel berikut ini!

Fenomena Doom Spending

Doom spending dapat diartikan sebagai perilaku berbelanja yang tidak terkendali atau dapat dikatakan juga berbelanja tanpa berpikir panjang sebagai langkah untuk menghilangkan stres. Biasanya, hal ini dikaitkan dengan kecemasan akan kondisi ekonomi di masa depan yang tidak pasti. Akibatnya, muncul pemikiran seperti “Untuk apa menabung demi masa depan?”. Dengan pemikiran tersebut mendorong individu untuk hidup di momen saat ini dan tidak perlu memikirkan rencana jangka panjang seperti pensiun atau memiliki investasi.

Mereka akan menghabiskan uang untuk membeli berbagai barang yang sebenarnya tidak diperlukan atau tidak terlalu diperlukan agar bisa merasa lebih baik setelah merasakan stres dan kecemasan. Memang, aktivitas berbelanja bisa memberikan kepuasan instan bagi seseorang. Namun jika tidak dikendalikan, lama-kelamaan bisa membuat individu terjebak dalam kemiskinan.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menghindar dari jebakan doom spending:

1. Menetapkan anggaran dan membuat daftar belanja

Langkah pertama yang bisa dilakukan ialah menetapkan anggaran dan membuat daftar belanja. Dengan menetapkan anggaran belanja rutin, kamu bisa mengontrol berapa banyak uang yang ditabung dan perlu dikeluarkan setiap bulannya. Misalnya anggaran untuk investasi, asuransi, belanja bulanan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, silakan menetapkan anggaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan diri.

Dengan membuat daftar belanja, kamu bisa benar-benar mengetahui apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan dan mana yang tidak terlalu dibutuhkan. Saat membuat daftar belanja pun, kamu perlu melakukannya secara detail dan memastikan bahwa semua kebutuhan sudah dimasukkan dalam daftar. Kemudian, berpegang teguhlah pada daftar belanja yang sudah dibuat dan jangan membeli barang di luar daftar tersebut. Dengan demikian, kamu bisa mengontrol budget dan memastikan pengeluaran yang dilakukan benar-benar diperlukan.

2. Mengubah kebiasaan dalam menggunakan media sosial

Seringkali perilaku belanja yang impulsif dipicu dari kebiasaan scrolling media sosial. Dengan melihat banyaknya berita negatif yang muncul di berbagai website atau media sosial, bisa memperkuat keyakinan bahwa tidak terlalu penting untuk membuat rencana masa depan yang akhirnya dapat memicu perilaku doom spending.

Sebenarnya, tidak masalah jika ingin menggunakan media sosial dan update dengan situasi terkini. Akan tetapi, harap lebih bijak dalam menggunakannya. Misalnya dengan membatasi waktu penggunaan atau mencari postingan yang bisa membawa pengaruh positif pada diri kamu.

3. Belajar mengelola stres

Selain berbelanja, ada berbagai cara lain yang bisa dilakukan untuk mengelola stres. Misalnya dengan berolahraga, berjalan kaki, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, coba temukan hal apa yang kamu sukai dan paling sesuai dengan diri kamu.

Jika ternyata kamu memilih belanja sebagai cara untuk mengatasi stres atau menghibur diri, kamu bisa membuat anggaran untuk hal ini. Harap cermat saat berbelanja untuk menghibur diri dan pilihlah barang yang benar-benar membuat kamu merasa puas dan bahagia.

Perlu diingat bahwa sangat wajar bagi setiap orang merasakan stres yang bisa diakibatkan oleh berbagai faktor. Cara yang efektif untuk mengelola stres bagi setiap orang pun bisa saja berbeda-beda, termasuk mengeluarkan uang untuk berbelanja. Meskipun berbelanja bisa membuat kamu merasa lebih bahagia dan relaks, namun sebaiknya kamu tetap berhati-hati dalam melakukannya.

Bijaksanalah dalam mengelola kondisi finansial kamu agar nantinya tetap memiliki dana darurat dalam menghadapi berbagai situasi tidak terduga di kemudian hari. Sampai jumpa di artikel berikutnya, Klobbers. Stay safe and healthy!

Referensi:

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.