Blog post

Yuk, Kenali Ekspektasi yang Tidak Realistis! (1)

07/05/2024Dwi

Hi Klobbers!

Setiap orang pasti memiliki pengharapan atau ekspektasi sendiri dalam menjalani hidup, tentang apa pun itu. Bahkan seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, mungkin saja akan semakin banyak ekspektasi yang dimiliki. Hal ini pun tidak mengenal batas usia karena setiap individu bisa memiliki ekspektasi sepanjang hidupnya. Meskipun terdengar menyenangkan atau bisa menjadi semangat individu untuk berjuang mencapai goals, namun memiliki ekspektasi yang tidak realistis bisa berdampak negatif atau merugikan diri sendiri.

Sebenarnya, Apa itu Ekspektasi?

Ekspektasi dapat diartikan sebagai hal yang kamu pikirkan akan terjadi. Hal ini menjadi bagian dari hidup individu dan setiap orang memiliki ekspektasi yang berbeda-beda di berbagai aspek kehidupan, misalnya dalam bidang pendidikan, karier, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.

Ekspektasi Realistis vs. Ekspektasi yang Tidak Realistis

Ekspektasi yang realistis ialah ekspektasi yang didasarkan pada kenyataan. Artinya, hal ini mungkin dicapai dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti keadaan pribadi dan keterbatasan individu. Pada umumnya, ekspektasi yang realistis mendorong individu untuk tumbuh dan berkembang.

Sedangkan ekspektasi yang tidak realistis dapat diartikan sebagai harapan yang ditetapkan sendiri oleh individu, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain yang sangat sulit atau bahkan tidak mungkin tercapai. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan sosial, perbandingan dengan orang lain, atau mungkin gambaran ideal akan kesempurnaan.

Memiliki berbagai impian dan ekspektasi memang bisa menjadi salah satu motivasi kamu untuk semangat dan memberikan usaha terbaik agar bisa mencapainya. Namun, bagaimana jika ekspektasi tersebut terlalu tinggi atau tidak realistis? Risikonya ialah kamu harus siap untuk mengalami kekecewaaan, merasa stres, marah, atau bahkan frustrasi.

Ekspektasi yang tidak realistis dapat mengganggu kemampuan kamu untuk melakukan atau mengejar berbagai hal penting dalam hidup. Salah satu contohnya ialah tidak berani mengambil risiko apa pun agar tidak melakukan kesalahan. Padahal, keberanian mengambil risiko juga sering diperlukan agar individu bisa bertumbuh dan berkembang. Jika terus-menerus menghindari kesalahan sehingga tidak melakukan apa pun, bisa menghalangi kamu untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri.

Kemudian, bisa juga memengaruhi self-esteem kamu sehigga kamu merasa tidak mampu atau bahkan tidak berharga. Dalam sisi hubungan dengan orang lain pun, ekspektasi yang tidak realistis dapat memicu konflik atau ketegangan karena merasa kecewa atas realitas yang ada. Selain itu, mungkin juga akan memicu terjadinya burnout atau merasa kewalahann atas segala situasi yang terjadi hingga memengaruhi kesehatan fisik maupun mental.

Contoh Ekspektasi yang Tidak Realistis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ekspektasi yang tidak realistis bisa muncul dalam berbagai aspek, seperti penampilan, karier, hubungan, pencapaian atau prestasi, dan lain sebagainya. Beberapa bentuk ekspektasi yang tidak realistis dan mungkin sering kamu temui antara lain yaitu: perfeksionis, menginginkan segala sesuatu dicapai secara instan, usaha mengontrol faktor eksternal, merasa bahagia secara terus-menerus (tidak memiliki konflik dan merasakan emosi negatif), serta mampu memenuhi berbagai standar masyarakat.

Apakah kamu sudah mendapatkan gambaran bagaimana kira-kira membedakan antara ekspektasi yang realistis dan tidak realistis? Mungkin cukup sulit untuk membedakannya, namun jangan khawatir. Kita akan membahas lebih lanjut mengenai beberapa contoh ekspektasi tidak realistis yang bisa membawa kamu pada kesulitan atau kerugian.

Pemikiran bahwa semua orang harus menyukai kamu

Apakah kamu ingin memiliki banyak teman atau membangun networking seluas-luasnya? Keinginan ini tentu saja bukanlah sesuatu yang salah, mengingat sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Lebih lanjut, berusaha melakukan yang terbaik agar orang lain dapat merasa nyaman juga menjadi hal wajar karena artinya kamu menghormati atau respect pada mereka.

Mendapati bahwa orang lain menyukai diri kamu mungkin menjadi satu hal yang menyenangkan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kamu tidak bisa membuat semua orang menyukai kamu.

Mungkin kamu akan berusaha melakukan apa pun untuk membuat mereka menyukai dan menerima diri kamu dalam suatu lingkaran sosial. Namun, kamu akan mengalami rasa kecewa atau terluka jika tidak berhasil mencapainya.

Demikian informasi seputar ekspektasi yang tidak realitis beserta contohnya. Lebih lanjut, kita akan membahas beberapa contoh lainnya dalam artikel part 2. Sampai jumpa dalam artikel berikutnya, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.