Blog post

Problem Focused Coping vs. Emotion Focused Coping (1)

07/05/2024Dwi

Halo Klobbers!

Dalam kehidupan, setiap individu pasti memiliki masalahnya masing-masing. Mungkin masalah pekerjaan, keuangan, hubungan dengan orang lain, dan lain-lain yang sangat wajar memicu rasa stres bagi individu. Dalam situasi tersebut, kamu pun mungkin merasakan berbagai emosi negatif, seperti marah, sedih, atau kecewa pada situasi yang terjadi.

Di sisi lain, masalah yang dihadapi tetap ada dan menunggu kamu untuk menyikapinya. Kemudian, apa yang biasanya kamu lakukan? Apakah kamu akan memilih untuk fokus menyelesaikan masalah yang terjadi atau fokus untuk menenangkan diri dan emosi yang dirasakan?

Strategi atau cara yang digunakan oleh individu dalam menghadapi situasi yang menyebabkan stres disebut juga sebagai coping mechanism. Lebih lanjut, sebenarnya ada berbagai strategi yang bisa dilakukan, namun ada dua cara utama yang umumnya cenderung dilakukan seseorang, yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping.

Problem-Focused Coping

Penanganan yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dapat diartikan bahwa individu berusaha untuk menyelesaikan penyebab dari stres yang dirasakan atau tantangan yang dihadapi. Misalnya, kamu mengadakan sebuah acara dan vendor yang menyediakan makanan ternyata memberitahu bahwa mereka mengalami kendala besar sehingga tidak dapat menyelesaikan pesanan makanan untuk acara tersebut dengan tepat waktu. Lebih lanjut, mereka memberitahukan hal tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam sebelum acara berlangsung. Nah, dibandingkan dengan terus memarahi orang lain karena ternyata acara tidak berjalan sesuai rencana, di saat tersebut kamu lebih memilih untuk berusaha menyelesaikan masalah. Kamu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan memikirkan beberapa alternatif solusi untuk mengatasinya sehingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan.

Jika diamati, problem-focused coping juga mirip dengan cara individu dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Kamu mengidentifikasi masalah, memikirkan berbagai solusi yang mungkin diambil, mempertimbangkan kelebihan dan kerugian dari setiap opsi yang ada, dan akhirnya memilih solusi terbaik. Selain itu, menggunakan cara ini bisa membantu kamu mendapatkan pengaruh positif terkait suasana hati. Mengapa demikian?

Bayangkan saat kamu mampu menyelesaikan suatu masalah sebagai pemicu stress. Kamu tentu akan merasa lega bisa melewati tantangan tersebut sehingga menurunkan rasa stres atau kecemasan. Selanjutnya, mungkin kamu akan merasa bahwa ini adalah sebuah pencapaian sehingga meningkatkan rasa kepuasan maupun kepercayaan diri. Dengan demikian, selain menyelesaikan masalah yang dihadapi, ada manfaat tambahan lainnya yang bisa didapatkan dari menggunakan strategi problem-focused coping.

Emotion-Focused Coping

Di sisi lain, emotion-focused coping dapat diartikan sebagai usaha individu untuk mengurangi emosi negatif akibat stress yang dialami. Atau dapat dikatakan bahwa individu berusaha untuk mengubah apa yang mereka rasakan terkait situasi yang terjadi, bukan mengatasi masalah itu sendiri.

Seperti yang sudah dibahas di atas, emosi negatif bisa muncul saat seseorang mengalami stres akibat adanya tantangan atau masalah dalam hidup. Meskipun hal tersebut wajar dirasakan, namun emosi yang dirasakan bisa saja cukup intens (misal: marah, sedih, malu, dan sebagainya) sehingga kamu mungkin akan merasa kewalahan.

Nah, menggunakan emotion-focused coping dapat membantu kamu untuk mengelola emosi tersebut sehingga mengurangi pengaruh negatif yang dirasakan. Lebih lanjut, penerapan strategi ini diasosiakan dengan mendorong positive thinking dan mengurangi perasaan negatif pada individu. Ini juga bisa digunakan saat individu menghadapi berbagai macam pemicu stres dan dapat menjadi strategi pertama yang dilakukan sebelum kamu menerapkan problem-focused coping. Kemudian, bagaimana contoh emotion-focused coping?

Sebenarnya ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh individu. Beberapa di antaranya yaitu mungkin kamu akan berusaha memahami apa yang sebenarnya sedang dirasakan sehingga dapat belajar mengekspresikannya dengan cara yang lebih sehat. Kemudian, bisa juga berusaha menerima emosi tersebut tanpa upaya menyangkal atau menghindarinya atau bahkan memaafkan orang yang sudah menyakiti kamu. Selain itu, contoh lainnya ialah berusaha mencari hal positif dari perisitiwa negatif yang dialami.

Misalnya, kamu melakukan kesalahan saat bekerja dan diminta untuk bebas tugas selama beberapa waktu. Di saat tersebut, mungkin kamu akan merasa cemas atau takut. Namun, kamu juga berusaha mencari manfaat dari situasi yang dialami, seperti berpikir bahwa ini adalah saat untuk beristirahat dan melakukan berbagai hal yang sebelumnya belum sempat terlaksana akibat berbagai kesibukan.

Demikian penjelasan seputar perbedaan antara problem-focused coping dan emotion-focused coping. Selain yang sudah dijabarkan di atas, masih ada informasi lanjutan yang sayang untuk dilewatkan dalam artikel part 2. Sampai jumpa Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

Sumber

 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.