Membangun Bisnis bersama Teman: Apa Risikonya?
Halo Klobbers!
Apakah ada Klobbers yang ingin membangun bisnis bersama dengan teman? Jika ada, atas dasar apakah kamu memilihnya? Mungkinkah karena kalian sudah berteman lama dan merasa cocok satu sama lain? Atau mungkin ada alasan lainnya?
Apa pun alasannya, harap diingat bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan harapan. Di saat seperti itu, kamu dan partner sangat mungkin merasa stres sehingga memicu terjadinya konflik yang nantinya dapat memengaruhi jalannya bisnis kalian. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa teman yang kamu percaya mungkin saja melakukan kesalahan yang disengaja atau tindakan tidak terpuji seperti penipuan.
Apakah Klobbers pernah mendengar tentang berita penipuan tiket konser Coldplay yang terjadi pada 2023 lalu? Melansir dari detik.com, Ghisca (pelaku) menawarkan pada teman-temannya untuk menjadi reseller tiket konser. Alih-alih mendapatkan keuntungan, para korban pun mendapatkan kerugian yang jika ditotal sekitar 5 miliar rupiah.
Dari kasus tersebut, dapat dilihat bahwa siapa saja bisa menjadi pelaku penipuan, termasuk teman yang kamu percaya. Selain terkena penipuan, ada juga beberapa risiko lain yang mungkin kamu alami saat berbisnis bersama teman. Yuk, simak informasi berikut!
Rasa Persahabatan yang Terlalu Mendominasi
Rasa persahabatan yang begitu erat dengan teman dapat memengaruhi kamu dalam mengambil keputusan. Mungkin kamu merasa memahami situasi dan kondisi dari teman tersebut sehingga memaklumi segala tindakan maupun perkataannya atau merasa sungkan untuk beradu argumen. Jika perasaan persahabatan yang dimiliki mendominasi hingga cenderung terus-menerus menghindari konflik, sikap ini bisa menghambat proses berjalannya bisnis secara optimal.
Pada akhirnya rasa tidak nyaman bisa saja timbul antara salah satu maupun kedua belah pihak dan memicu konflik yang mungkin akan berkepanjangan. Sebagai contoh, ada pihak yang merasa telah memahami dan mengalah untuk pihak satunya selama bisnis ini dirintis dan berjalan. Kemudian, pihak satunya merasa tidak terima atau tersinggung sehingga memengaruhi keberlangsungan bisnis. Nah, ini menjadi salah satu contoh kemungkinan yang akan terjadi apabila rasa persahabatan terlalu mendominasi dalam mengelola sebuah binsis. Selain itu, mungkin juga ada berbagai masalah lain yang bisa terjadi. Jika tidak mampu memisahkan antara masalah pribadi dan pekerjaan, bisa membuat masalah tersebut semakin membesar dan rumit. Oleh karena itu, hal seperti ini perlu diantisipasi di tahap awal.
Perbedaan Visi dan Tujuan Bisnis
Awalnya mungkin kamu dan teman memiliki visi dan tujuan bisnis yang sama. Namun, siapa yang tahu bagaimana nantinya dinamika yang terjadi dapat memengaruhi visi dan tujuan bisnis antara kamu dan partner bisnis.
Suatu saat mungkin kamu ingin mengubah rencana bisnis dengan tujuan mengembangkannya atau bahkan mengubah visi dan tujuan bisnis karena suatu kondisi besar yang terjadi. Misalnya saat pandemi Covid kemarin di mana kita tidak bisa berkumpul dengan orang lain di tempat umum serta dihimbau untuk tetap di rumah jika tidak ada kepentingan mendesak. Akibatnya, ada banyak usaha yang mengalami penurunan pendapatan karena perubahan situasi dan kondisi. Di saat tersebut, adaptasi diperlukan agar usaha yang dijalankan dapat tetap bertahan meski harus mengubah strategi bisnis. Meskipun kondisi seperti itu tidak pernah diharapkan, namun kita harus mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Nah, hal ini juga berlaku dalam bisnis. Perubahan visi dan tujuan bisnis pun mungkin saja terjadi antara kamu dan sahabat sebagai partner bisnis dikarenakan berbagai faktor. Apabila hal ini tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi pemicu konflik antara kalian yang dapat berimbas pada keberlanjutan bisnis.
Persoalan Keuangan
Perlu diakui bahwa keuangan merupakan hal yang sensitif, baik di kehidupan pribadi maupun bisnis. Sementara itu, melibatkan teman dekat sebagai partner bisnis mungkin bisa menimbulkan perasaan subjektif dalam menilai segala sesuatu, termasuk hal yang berkaitan dengan keuangan.
Hal yang sering menjadi pemicu konflik ialah mengenai pembagian laba dan keuntungan. Salah satu pihak mungkin akan merasa bahwa pembagian keuntungan tidak adil sehingga merasa tidak puas, terlebih lagi jika sejak memang awal tidak ada kesepakatan yang jelas mengenai keuangan. Meskipun di awal terkadang dianggap tidak terlalu penting atau merasa sungkan membahasnya karena rasa persahabatan yang mendominasi, hal ini sangat riskan karena bisa menimbulkan masalah pelik di kemudian hari.
–
Membangun bisnis bersama partner memang memiliki berbagai keuntungan. Kamu pun pasti memiliki pertimbangan tersendiri mengenai partner yang dipilih. Sama seperti dari pihak lainnya (misal: pasangan atau keluarga), membangun bisnis bersama teman terdekat sebagai partner memiliki risiko atau tantangan tersendiri. Oleh karena itu, harap pertimbangkan baik-baik risiko dan keuntungan saat kamu memilih berbisnis dengan seseorang, bukan hanya bermodalkan rasa percaya atas persahabatan atau saling merasa cocok saat berteman. Stay safe and healthy, Klobbers!