Blog post

Pentingnya Menjaga Etika di Media Sosial

04/05/2024Dwi

Hi Klobbers!

Media sosial sering dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, mulai dari hiburan hingga membangun dan memelihara relasi sosial. Dengan berbagai manfaat tersebut, hampir semua orang memanfaatkan media sosial untuk urusan pribadi maupun pekerjaan. Ada berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di sana, mulai dari menampilkan kegiatan sehari-hari hingga memberikan komentar atas konten yang diunggah oleh orang lain.

Memang, menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi tanpa tatap muka terasa menyenangkan atau lebih “bebas”. Kamu bebas berkenalan dengan siapa saja dari mana saja dan memberikan komentar atas konten apa pun yang kamu lihat. Namun, benarkah bisa sebebas itu dalam menggunakan media sosial?

Meskipun dapat digunakan oleh siapa saja, namun tetap diperlukan etika dalam menggunakannya. Walaupun tidak bertemu secara langsung, namun segala tindakan dan aktivitas dalam bermedia sosial tetap perlu dijaga dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab.

Mengapa Demikian?

Salah satu alasannya ialah dapat memengaruhi karier kamu. Dalam proses mendapatkan pekerjaan, tentu kamu harus melewati seleksi penerimaan pegawai atau proses rekrutmen terlebih dahulu. Ada beragam cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk dapat lebih mengenal kandidat, mulai dari wawancara (interview), pelaksanaan tes psikologi, hingga melihat aktivitas kandidat di media sosial.

Hal ini dikarenakan media sosial lebih konsisten dalam merekam aktivitas seseorang, mulai dari konten yang di-post hingga bagaimana komentar yang diberikan oleh pengguna. Baik sengaja atau tidak sengaja, konten yang diunggah dan cara kamu beropini di media sosial dapat menunjukkan gambaran diri kamu secara umum.

Terlebih lagi, media sosial bersifat terbuka untuk semua orang dan siapa pun bisa melihat konten yang diunggah oleh penggunanya selama mereka tidak mengatur akunnya menjadi private. Sekalipun tidak mengenal orang yang bersangkutan, namun orang lain bisa melakukan penilaian secara singkat dari aktivitas yang ditampilkan di media sosial. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa personal branding individu juga bisa dilihat dari akun media sosialnya.

Meskipun demikian, harap diingat bahwa setiap organisasi tentu memiliki persyaratan dan penilaian tersendiri dalam mempertimbangkan calon karyawan. Dengan demikian, jangan sampai lengah dan tidak mempersiapkan hal lain yang juga penting, seperti CV, skill, dan lain sebagainya. Namun, ada baiknya jika sekarang kamu lebih menyadari bagaimana kebiasaan dalam menggunakan media sosial selama ini.

Media Sosial dan Kehidupan

Bukan hanya terkait pekerjaan, namun aktivitas kamu di media sosial juga bisa berisiko terkena pelanggaran hukum. Mungkin kamu sering mendengar tentang pencemaran nama baik sebagai salah satu contoh kejahatan di dunia maya.

Meskipun kamu tidak mengenal seseorang, mungkin saja kamu memberikan komentar atas unggahannya yang kemudian dinilai negatif atau bersifat tuduhan tanpa adanya bukti. Jika orang yang bersangkutan merasa tidak senang atas hal tersebut dan merasa kamu telah menyerang kehormatan atau nama baiknya, mungkin saja mereka akan melaporkan kamu atas salah satu bentuk ujaran kebencian, yaitu penghinaan atau pencemaran nama baik di media sosial.

Sebenarnya ada berbagai bentuk ujaran kebencian selain penghinaan dan pencemaran nama baik, seperti penistaan, perbuatan tak menyenangkan, memprovokasi, menghasut, dan menyebarkan berita bohong. Dampak dari ujaran kebencian itu juga beragam, seperti diskriminasi, kekerasan, dan pengucilan yang tentu merugikan para korbannya.

Media sosial memang menjadi salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari bagi kebanyakan orang. Oleh karena itu, sadarilah bagaimana dampak yang bisa ditimbulkan akibat pendapat atau aktivitas yang dilakukan. Berhatil-hatilah, jangan sampai hal ini membawa kamu pada kerugian, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Harap diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan atau perkataan yang dikeluarkan mungkin akan menimbulkan reaksi dari orang lain. Dampaknya juga bisa beragam, baik berskala kecil maupun besar dan menjadi tanggung jawab dari orang yang bersangkutan.

Media sosial mungkin dipandang lebih santai dan lebih “aman” karena kamu melakukan komunikasi tanpa tatap muka. Namun jangan sampai membuat kamu lengah karena rekam jejak atas aktivitas yang dilakukan tidak dapat hilang begitu saja atau bahkan mungkin bisa terekam selamanya. Pada akhirnya, kamu sendiri yang akan bertanggung jawab atas segala aktivitas yang dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dalam memanfaatkannya dan selalu menjaga etika. Semoga informasi ini bermanfaat. Good luck, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.