Blog post

Toxic Leadership di Tempat Kerja (1)

04/04/2024Dwi

Halo Klobbers!

Kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi organisasi dalam mencapai keberhasilan. Di saat kepemimpinan yang sehat (healthy leadership) bisa membawa keberhasilan dan mendorong produktivitas, toxic leadership menjadi kebalikannya. Toxic leadership bisa memberikan dampak negatif bagi para pegawai dan organisasi secara keseluruhan. Meskipun bukan menjadi hal ideal, namun mungkin saja kamu akan bertemu dan menghadapi toxic leader saat bekerja.

Seputar Toxic Leadership

Kepemimpinan yang toxic (toxic leadership) merupakan tipe kepemimpinan yang bersifat destruktif, baik terhadap anggota, tim, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan. Biasanya, pemimpin yang toxic (toxic leader) akan menunjukkan kemampuan manajerial yang tidak efektif, termasuk saat mendelegasikan tugas.

Toxic leader juga cenderung menjadi anggota tim maupun rekan kerja yang toxic. Beberapa di antara mereka mungkin menjadi sosok pekerja keras yang setia pada organisasi. Atau bahkan mungkin saja mereka akan digambarkan sebagai sosok yang kreatif dan berani. Namun sayangnya, mereka tidak bisa menempatkan prioritas dengan baik sebagai pemimpin karena fokus untuk mempromosikan dirinya sendiri. Mengapa demikian?

Motivasi utama toxic leader biasanya dikarenakan ambisi pribadi, mengejar tujuan dan keuntungan pribadi meski harus mengorbankan kepentingan tim maupun organisasi. Mereka akan menggunakan otoritas atau wewenang yang dimiliki untuk memengaruhi pihak lain. Jika demikian, mungkin saja mereka akan berhasil meraih kesuksesan, namun biasanya bersifat sementara.

Lebih lanjut, perilaku yang ditunjukkan oleh toxic leader bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman sehingga menurunkan motivasi para anggota tim. Padahal, kerja sama atau kolaborasi yang baik dalam sebuah tim menjadi salah satu kunci penting untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang.

Karakteristik Toxic Leadership

Ada berbagai karakteristik atau ciri toxic leader. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Tidak menghargai karyawan. Salah satu ciri yang mungkin ditampilkan oleh toxic leader ialah memberikan kritik terhadap segala usaha yang dilakukan oleh karyawan, meremehkan atau tidak menghargai hasil pekerjaan yang bagus, atau menciptakan lingkungan kerja di mana para karyawannya akan merasa bahwa mereka tidak mampu untuk melakukan tugasnya. Jika ada masukan, mungkin mereka akan mendebatnya atau malah tidak menghiraukannya.
  • Mereka sering berpikir bahwa merekalah yang paling benar sehingga sulit untuk menerima masukan (feedback). Pemimpin yang toxic biasanya akan meminta anggota timnya untuk menerima apa yang mereka katakan tanpa adanya bantahan.
  • Sikap kompetitif. Terkadang toxic leader akan menunjukkan sikap yang terlalu kompetitif pada pegawainya. Mereka ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih baik daripada rekan kerja lainnya dengan cara melebih-lebihkan pencapaian mereka atau berusaha menampilkan citra superioritas.
  • Mementingkan hierarki. Hierarki yang dimaksud ialah jenjang jabatan dari setiap pegawai di suatu organisasi, yaitu level bawah, pertengahan, dan atasan. Ini akan menjadi hal esensial bagi para toxic leader untuk mempertahankan otoritas yang dimiliki.
  • Penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Salah satu perilaku yang mungkin ditunjukkan oleh toxic leader ialah kemungkinan mereka untuk menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki demi mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya menggunakan rasa takut sebagai alat motivasi agar pegawai dapat memberikan hasil yang diinginkan oleh toxic leader.
  • Beberapa ciri lainnya seperti: bullying, micromanaging, dan lain-lain.

Pengaruh Toxic Leadership

Beberapa pengaruh dari toxic leadership dalam suatu organisasi antara lain yaitu:

  • Apabila seorang pegawai merasakan stres akibat pekerjaan dan tidak mampu mengatasinya secara efektif, maka kesehatan mentalnya bisa terganggu. Sementara itu, toxic leadership diketahui merupakan salah satu penyebab karyawan mengalami kelelahan secara emosional yang dapat memicu terjadinya kondisiĀ burnout.
  • Toxic leader dapat menurunkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan.
  • Toxic leadership dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental serta menjadi tekanan bagi karyawan yang cukup berat. Jika sudah tidak sanggup menghadapinya, sangat wajar apabila mereka memutuskan untuk meninggalkan organisasi. Sementara itu, sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting bagi organisasi agar dapat terus berjalan dan mencapai goals-nya. Jika karyawan yang memiliki potensi dan kinerja bagus memilih untuk meninggalkan perusahaan karena merasa tidak nyaman dengan toxic leader, tentu akan sangat disayangkan.
  • Para karyawan yang merasa tidak puas di tempat kerja sangat mungkin untuk berbagi keluh kesah pada pihak lain, baik di dalam maupun di luar organisasi. Jika pihak luar mendengar hal negatif yang terjadi di dalam organisasi, bisa memengaruhi bagaimana citra suatu perusahaan atau organisasi dalam pandangan masyarakat.

Demikian informasi seputar toxic leadership, mulai dari pengertian hingga pengaruhnya di suatu organisasi atau perusahaan. Selanjutnya kita akan membahas beberapa tips untuk mengatasi toxic leadership dalam artikel part 2. Sampai jumpa, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.