Blog post

Konflik Keluarga dan Tips Menyelesaikannya (1)

24/03/2024Dwi

Hi Klobbers!

Apa yang kamu bayangkan dari kata ‘keluarga’? Pada umumnya, gambaran mengenai keluarga sangat hangat dan menyenangkan. Namun, tidak dapat dipugkiri, konflik pasti sesekali terjadi dalam setiap hubungan, termasuk dalam keluarga.

Konflik dengan siapa pun, selalu terasa tidak menyenangkan. Meskipun demikian, kamu tidak bisa selalu menghindari situasi tersebut dan harus menghadapinya. Dalam menghadapinya pun setiap keluarga mungkin saja memiliki caranya sendiri, misalnya dengan bermusyawarah, mengabaikan begitu saja konflik yang terjadi dan menganggap tidak ada masalah, dan lain sebagainya.

Mengapa Konflik Bisa Terjadi?

Ada berbagai alasan mengapa konflik bisa terjadi, mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan pandangan atau nilai yang dimiliki masing-masing anggota keluarga, gaya hidup, kurangnya komunikasi atau perbedaan gaya komunikasi, dan lain sebagainya.

Misalnya, bagi kamu yang sedang mencari pekerjaan. Mungkin ada ekspektasi atau tuntutan dari orang tua mengenai pekerjaan apa yang seharusnya kamu ambil. Namun, hal tersebut sangat berbeda dengan keinginan atau passion yang kamu miliki. Di satu sisi, mereka ingin kamu mendapatkan pekerjaan yang mereka nilai “aman” atau stabil. Di sisi lain, kamu merasa bahwa pekerjaan tersebut bukanlah hal yang ingin kamu lakukan. Kamu ingin eksplorasi berbagai pekerjaan sesuai dengan minat atau bakat yang dimiliki.

Pertengkaran antar saudara pun sangat mungkin terjadi. Mungkin dari kecil kamu dan saudara berusaha bersaing untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau merasa cemburu karena merasa orang tua lebih menyayangi saudara kamu. Bahkan sampai usia dewasa pun, konflik bisa terjadi karena masalah keuangan, bisnis keluarga yang diwariskan, dan lain-lain.

Menghadapi berbagai perbedaan yang ada dalam satu keluarga bisa terasa lebih sulit. Mungkin kamu memiliki pandangan sendiri mengenai cara menjalani hidup. Di sisi lain, keluarga (orang tua dan saudara) mungkin juga memiliki ekspektasi yang bisa saja cukup berbeda dari yang kamu harapkan. Membuat batasan (boundaries) bisa saja dilakukan pada orang lain, namun akan lebih sulit menerapkannya pada orang terdekat. Mungkin mereka pun tidak bisa memahami batasan tersebut sehingga sulit untuk menghormatinya.

Perubahan situasi juga bisa memicu konflik

Selain itu, perubahan situasi keluarga juga bisa memicu terjadinya konflik. Misalnya perpisahan orang tua, pindah tempat tinggal ke daerah baru, perubahan keadaan finansial, dan lain sebagainya. Saat terjadi perubahan, setiap anggota keluarga perlu beradaptasi dengan hal tersebut. Selama proses beradaptasi pun mungkin ada banyak tantangan yang dihadapi oleh masing-masing anggota keluarga. Nah, perjuangan setiap anggota keluarga dalam proses beradaptasi bisa dimaknai secara berbeda hingga dapat memicu terjadinya konflik. 

Apakah Konflik Perlu Diselesaikan?

Seperti gambaran fungsi keluarga pada umumnya, ada ekspektasi tertentu yang mungkin dimiliki setiap orang. Keluarga diharapkan dapat menjadi orang kepercayaan, tempat untuk bersandar dan mendapatkan rasa kedekatan, dan lain sebagainya. Meskipun demikian, perlu disadari bahwa konflik terkadang bisa terjadi dan menjadi hal yang wajar, mengingat setiap orang memiliki nilai dan sudut pandangnya masing-masing terhadap sesuatu.

Kamu tidak bisa memaksa mereka untuk bisa melihat sepenuhnya dari sudut pandang kamu. Begitu juga sebaliknya, sulit memaksa kamu untuk memahami secara utuh dan mengikuti semua yang mereka harapkan. Kemudian, bagaimana cara mengatasinya?

Kamu memiliki pilihan untuk menyelesaikannya atau lari dari konflik yang terjadi. Namun, lari dari masalah tentu saja tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Bahkan, konflik yang tidak diselesaikan pun bisa memicu kebenciaan dan timbulnya konflik lain. Atau mungkin suatu saat kamu harus menghadapi mereka tanpa bisa menghindar. Jika demikian, bagaimana kamu akan menghadapinya?

Menghadapi konflik keluarga bisa terasa melelahkan

Konflik yang tidak terselesaikan di masa lalu bisa menjadi sumber stres bagi kamu dan anggota keluarga lainnya, terlebih lagi jika sedang berada dalam pertemuan keluarga. Momen untuk mendapatkan dukungan dan keceriaan saat berkumpul bersama justru bisa menjadi momen yang ingin dihindari.

Selain itu, stres yang dialami saat menghadapi konflik juga bisa memengaruhi produktivitas kamu. Mungkin kamu akan terus memikirkan hal tersebut sehingga mengganggu fokus dalam bekerja atau melakukan tugas. Jika dibiarkan begitu saja, stres yang berkepanjangan bisa membuat seseorang mengalami burnout sehingga mengganggu kinerjanya.

Pada akhirnya, menghadapi masalah dengan keluarga bisa menjadi sangat rumit dan melelahkan. Meskipun demikian, hanya berdiam dan tidak menyelesaikan masalah yang terjadi bukanlah strategi jangka panjang yang sehat karena bisa saja berdampak negatif pada diri kamu.

Nah Klobbers, demikian informasi seputar konflik keluarga. Selanjutnya kita akan membahas beberapa tips mengatasinya dalam artikel part 2. Sampai jumpa dalam artikel berikutnya, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.