Yuk, Intip Informasi tentang Duck Syndrome! (2)
Hi Klobbers!
Fenomena duck syndrome digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlihat tenang atau baik-baik saja namun sebenarnya menyimpan banyak masalah atau ketakutan di baliknya. Seringkali mereka memaksakan diri untuk terlihat “bahagia” meskipun kondisi yang sebenarnya berbanding terbalik. Memang, duck syndrome sendiri bukanlah diagnosa klinis. Namun, jika hal ini diabaikan, mungkin bisa membuat orang yang mengalaminya mengalami gangguan mental atau masalah psikologis yang berisiko negatif bagi dirinya.
Faktor Risiko
Karena duck syndrome bukan diagnosis klinis, faktor risiko yang berkaitan belum tentu bersifat ilmiah. Pada umumnya, fenomena duck syndrome dialami oleh individu yang berusia muda, seperti pelajar atau mahasiswa serta pekerja. Fenomena ini juga bisa terjadi saat seseorang berusaha beradaptasi di lingkungan baru.
Selain itu, ada beberapa faktor atau kondisi lainnya yang bisa mendorong individu mengalami duck syndrome, seperti: tuntutan akademis, ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang terdekat, pengaruh media sosial yang menampilkan kehidupan “sempurna” dari orang lain, peristiwa traumatis (misal: korban dari tindakan abusive dan kehilangan orang yang dicintai), dan lain sebagainya.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami fenomena duck syndrome, salah satunya ialah gangguan kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. Oleh karena itu, kamu perlu aware dengan kondisi yang sedang dialami. Jika mengabaikannya, mungkin saja berpotensi membuat kondisi penderitanya menjadi lebih buruk hingga mengarah pada munculnya ide untuk bunuh diri.
Langkah pertama jika kamu merasa mengalami fenomena ini ialah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional seperti psikiater atau psikolog. Hal ini menjadi penting agar kamu bisa lebih memahami kondisi yang dialami dan bagaimana penanganan yang paling tepat untuk mengatasinya.
Selain itu, ada beberapa langkah yang bisa dicoba untuk menjaga kesehatan mental kamu, seperti:
- Belajar mengelola waktu secara efektif. Banyaknya tugas atau tanggung jawab yang dimiliki mungkin akan membuat kamu kewalahan untuk mengerjakan semuanya. Namun, jika bisa melakukan manajemen waktu dan membagi berbagai tugas tersebut sesuai skala prioritasnya, bisa membantu kamu untuk mengalokasikan waktu dan energi untuk mengerjakannya secara efektif.
- Lakukan aktivitas yang menyenangkan untuk meredakan stres. Di tengah kesibukan kamu, sempatkan waktu untuk beristirahat sejenak dan melakukan aktivitas menyenangkan agar bisa mengelola stres yang dirasakan. Misalnya dengan berjalan kaki dan menghirup udara segar, berbicara dengan orang terdekat, dan lain sebagainya.
- Cobalah untuk belajar mencintai diri sendiri (self-love).
- Menjalankan gaya hidup sehat. Misalnya menerapkan pola makan sehat serta rutin berolaharga. Hal ini bisa mendukung kamu untuk menjaga kesehatan, baik secara fisik dan mental.
- Terlalu lama menggunakan media sosial memiliki beberapa efek negatif, salah satunya ialah mendorong kamu untuk terus membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain. Oleh karena itu, kamu bisa pertimbangkan untuk melakukan social media break atau menjauhi penggunaan media sosial dalam rentang waktu tertentu.
–
Nah Klobbers, demikian informasi seputar duck syndrome. Harap diingat bahwa sangat wajar jika seseorang mengalami pasang surut dalam hidupnya. Persaingan dalam berbagai aspek kehidupan pun sangat wajar dirasakan. Namun, tidak ada manusia yang sempurna tanpa cacat cela atau masalah. Jangan sampai kamu terlalu berfokus untuk meraih semuanya dalam satu waktu sehingga mengabaikan kesehatan mental kamu. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengakui jika ada kendala yang dialami dan mencari dukungan serta strategi yang efektif untuk menyelesaikannya.
Berpura-pura bahwa kamu baik-baik saja bisa sangat melelahkan. Sebaliknya, kamu pun memiliki pilihan untuk jujur dengan situasi yang dihadapi sehingga bisa mencari cara yang lebih sehat dan efektif dalam menghadapinya. Kemudian, jika merasa mengalami duck syndrome sehingga mengganggu produktivitas atau kehidupan kamu, silakan cari bantuan tenaga kesehatan profesional. Semoga informasi ini bermanfaat. Good luck, Klobbers!
Referensi: