Yuk, Intip Informasi tentang Duck Syndrome! (1)
Halo Klobbers!
Pernahkah kamu melihat seseorang dan merasa hidupnya sempurna? Mungkin dari sisi akademisnya baik, keluarganya terlihat sangat mendukung, dan aspek lainnya pun terlihat baik-baik saja. Ia terlihat sangat menikmati hidupnya dan tidak ada masalah. Namun, benarkah demikian?
Mungkin memang benar dia sedang menikmati hidupnya. Akan tetapi, mungkin juga sebenarnya ada berbagai masalah yang sedang dihadapi atau ketakutan yang dirasakan, namun dia berusaha menutupinya agar terlihat baik-baik saja. Nah, kondisi ini dinamakan sebagai duck syndrome.
Apa Itu Duck Syndrome?
Duck syndrome merupakan istilah yang pertama kali digunakan di Stanford University untuk menggambarkan kondisi mahasiswanya dan bukan sebuah diagnosa klinis. Istilah duck syndrome menganalogikan bebek yang berenang seolah sangat tenang, namun kakinya berjuang keras untuk terus bergerak agar tubuhnya tetap bisa berada di atas permukaan air.
Sejalan dengan analogi tersebut, mahasiswa Stanford University di tahun pertama dapat diibaratkan seperti bebek. Mereka berjuang untuk beradaptasi di lingkungan yang kompetitif sambil berusaha terlihat santai atau tenang dalam menjalaninya. Padahal, transisi saat memasuki masa perkuliahan bisa terasa sulit bagi sebagian orang.
Namun saat memperhatikan orang lain di sekitar, mereka mungkin melihat orang lain menjalaninya dengan begitu mulus dan mencapai kesuksesan dalam akademis maupun sosialnya. Akhirnya, kondisi tersebut bisa membuat mereka merasa sendirian atau kesepian saat menjalaninya.
Hal ini pun mungkin pernah dirasakan oleh sebagian orang. Ada banyak tuntutan atau ekspektasi yang diberikan, seperti mendapatkan nilai bagus, cepat lulus atau bekerja, serta berbagai ekspektasi lain dari orang tua maupun orang-orang terdekat. Kamu mengalami banyak tekanan, kepanikan, dan kecemasan dalam mencapai tujuan tersebut namun tetap berusaha untuk terlihat tenang dan baik-baik saja. Apakah kamu merasa pernah mengalaminya?
Tipe-Tipe Duck Syndrome
1. Menipu diri sendiri agar terlihat sukses
Tipe pertama sering dialami oleh orang yang menunjukkan bahwa dirinya sukses dan bahagia di media sosial. Padahal, kondisi sebenarnya tidak seindah yang mereka tampilkan. Mungkin mereka memiliki banyak hutang atau perlu bekerja keras demi bertahan hidup.
2. Berjuang sendirian
Tipe kedua sering dialami oleh orang yang ingin terlihat baik-baik saja namun sebenarnya mereka sedang menghadapi banyak masalah. Tipe ini cukup berbahaya karena mungkin saja berkaitan dengan gangguan suasana hati (mood), seperti depresi dan gangguan kecemasan (anxiety disorders).
3. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Tipe ketiga dialami oleh orang yang ingin mencapai kesuksesan sehingga menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya merupakan sosok yang sukses. Namun, pada kenyataannya mereka kewalahan dan tidak mampu mencapai goals yang diharapkan.
Nah, hal ini terjadi dikarenakan individu sering membandingkan dirinya dengan orang lain yang sebenarnya di luar kapasitas mereka. Mereka cenderung suka melakukan perbandingan yang tidak realistis dan menganggap bahwa kehidupan orang lain lebih baik dan lebih sempurna dari dirinya.
Gejala Duck Syndrome
Hingga saat ini duck syndrome belum resmi diakui sebagai gangguan kesehatan mental serta tidak ada kriteria resmi untuk mendiagnosa individu yang mengalami duck syndrome. Tanda dan gejalanya mungkin saja menyerupai gangguan mental lain, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Beberapa orang yang mengalami sindrom ini mungkin akan merasa cemas, gugup, dan tertekan secara mental, namun tetap berusaha untuk terlihat bahagia dan baik-baik saja. Mungkin mereka juga mengalami sulit tidur dan sulit berkonsentrasi hingga cenderung sering membandingkan diri dengan orang lain. Selain itu, mungkin juga mereka menganggap bahwa dirinya sedang diamati sehingga harus menunjukkan kemampuan dan kondisi diri yang semaksimal mungkin.
Meskipun demikian, sebagian orang yang mengalami duck syndrome masih mampu menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari atau produktif. Hal ini mungkin karena mereka memiliki ketahanan mental dan ketabahan yang lebih kuat.
–
Nah Klobbers, demikian informasi seputar duck syndrome. Selanjutnya kita akan membahas beberapa faktor risiko seseorang mengalami fenomena duck syndrome dan bagaimana cara mengatasinya dalam artikel part 2. Sampai jumpa dalam artikel berikutnya, Klobbers!