Blog post

Gaslighting di Tempat Kerja dan Tips Menghadapinya(2)

01/02/2024Dwi

Hi Klobbers!

Sebelumnya kita sudah membahas seputar informasi dasar mengenai gaslighting di tempat kerja dan beberapa bentuk tindakan gaslighting. Sekarang kita akan lanjut membahas beberapa bentuk gaslighting lainnya serta tips menghadapinya. Yuk, simak informasi berikut ini!

4. Ekspektasi yang berubah-ubah

Dalam bekerja, tentu ada ekspektasi atau harapan yang diberikan oleh atasan pada para karyawannya. Ekspektasi itu pun harus disampaikan secara jelas agar masing-masing pihak dapat memahami dan menjalankan perannya sesuai dengan tanggung jawab atau harapan yang diberikan. Selama proses menjalaninya pun mungkin saja terjadi perubahan ekspektasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi bisnis yang sedang berjalan.

Namun, jika ekspektasi tersebut terus berubah tanpa adanya pemberitahuan yang jelas mengenai perubahan yang terjadi tentu akan membuat karyawan merasa kesulitan. Situasi ini bisa mengakibatkan terjadinya konflik akibat salah paham yang terjadi antara berbagai pihak yang terlibat dan kekecewaan dari atasan karena anggota timnya tidak mampu menjalankan tugas yang diberikan sesuai dengan harapan.

Terlebih lagi jika karyawan tersebut sudah memberikan usaha terbaik dalam bekerja, maka situasi ini dapat memicu timbulnya rasa kecewa karena mendapatkan respon negatif dari atasan maupun pihak lain yang juga terlibat. Pada akhirnya, situasi kerja bisa menjadi kurang kondusif hingga memengaruhi motivasi dan produktivitas kerja.

Nah, apabila kamu mengalami gaslighting seperti ini dapat diatasi dengan menerapkan komunikasi yang efektif dengan atasan. Kemudian, kamu juga bisa secara rutin melakukan diskusi dengan atasan untuk memastikan bahwa kamu dan atasan berada dalam pemahaman yang sama mengenai ekspektasi dalam menyelesaikan tugas.

5. Penerapan peraturan yang tidak konsisten

Tanda tindakan gaslighting lainnya ialah penerapan aturan yang tidak konsisten dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari salah satu pihak. Misalnya, kamu mengajukan cuti dan sudah disetujui oleh atasan. Namun, di saat cuti kamu terus-menerus dihubungi untuk datang dan bekerja karena ada deadline tertentu yang harus dipenuhi. Padahal, ini bukan menjadi tanggung jawab kamu secara langsung. Namun jika tidak dipenuhi, mungkin akan ada konsekuensi yang harus kamu terima, misalnya dijauhi oleh rekan kerja, dimarahi oleh atasan, dan lain sebagainya yang nantinya membuat kamu merasa bersalah.

Sebenarnya, wajar saja jika sesekali ada situasi mendesak yang membutuhkan kolaborasi dari banyak pihak agar dapat mengatasi krisis yang ada. Namun, jika situasi seperti ini terjadi secara terus-menerus juga bisa membuat kamu merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, kamu bisa membuat  catatan tertulis mengenai aturan yang ada dan menyimpan bukti izin yang telah diberikan oleh atasan atau perusahaan untuk menghindari kamu dari mengalami gaslighting akibat aturan yang tidak konsisten.

6. Victim blaming

Bentuk gaslighting ini biasanya terjadi ketika karyawan memberitahukan bahwa dirinya mendapat perlakuan yang tidak adil saat bekerja. Misalnya, kamu dikeluarkan secara sepihak dari tim karena rekan-rekan kerja menuduh kamu melakukan kesalahan yang tidak kamu lakukan. Kemudian, kamu melaporkan hal tersebut kepada atasan dengan harapan dapat menjadi penengah atau mediator agar bisa menyelesaikan masalah ini.

Namun, atasan kamu ternyata langsung menyalahkan dan menuduh bahwa kamulah yang menyebabkan situasi ini terjadi. Kamu dianggap ingin menjatuhkan anggota tim lain dan seolah-olah menjadi korban dari situasi tersebut. Jika demikian, mungkin saja kamu akan merasa sedih, marah, kecewa, atau mempertanyakan diri sendiri atas apa yang terjadi hingga nantinya bisa memengaruhi kesehatan dan produktivitas kamu.

Nah, untuk menghindari kondisi seperti ini, kamu bisa memberikan ekspektasi yang jelas dari awal sebelum memulai diskusi. Misalnya dengan mengharapkan atasan atau pihak ketiga dapat menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dengan berusaha memandang masalah seobjektif mungkin tanpa menyudutkan pihak manapun. Dengan demikian, kamu bisa berdiskusi secara efektif dan menghindari terjadinya gaslighting.

7. Selective listening

Saat bekerja, tentu memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam proses ini tentu akan terjadi komunikasi antar anggota tim atau atasan. Namun, tidak semua informasi tersebut dapat diserap atau diingat dengan baik oleh setiap orang. Mungkin saja atasan atau rekan kerja kamu akan melakukan selective listening dan mengabaikan banyak informasi lain yang kamu berikan selama berdiskusi.

Dalam beberapa situasi tertentu mungkin tidak akan menimbulkan masalah yang berarti. Namun, jika ternyata mereka melewatkan informasi yang krusial, nantinya dapat menimbulkan salah paham sehingga memicu terjadinya konflik. Mungkin kamu akan disalahkan karena dianggap tidak memberikan informasi yang detail atau vital, padahal kamu sudah menyampaikannya sebelumnya. Atau mungkin juga dinilai bahwa kemampuan komunikasi kamu kurang baik sehingga menyebabkan terjadinya masalah dalam proses bekerja.

Untuk menghindarinya, kamu bisa membuat catatan tertulis atau berkomunikasi melalui tulisan agar menjadi catatan interaksi yang tidak dapat dibantah. Misalnya dalam sesi meeting untuk mencatat poin-poin pembahasan diskusi dan kesepakatan yang diambil saat diskusi tersebut. Atau bisa juga saat kamu memberikan instruksi terkait pekerjaan pada rekan kerja lainnya.

Nah Klobbers, demikian pembahasan seputar ciri atau bentuk-bentuk gaslighting di tempat kerja. Selain dari beberapa bentuk gaslighting tersebut, mungkin saja ada bentuk lainnya yang terjadi atau dialami oleh seseorang. Bagaimanapun juga, tindakan manipulasi seperti gaslighting bisa berdampak negatif pada orang lain, termasuk dalam hubungan profesional. Akan tetapi, kamu tidak perlu terlalu khawatir atau overthinking, Klobbers. Dengan mengetahui bentuk-bentuk gaslighting di tempat kerja bisa membantu kamu agar menjadi lebih sadar dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Namun, apabila kamu merasa menjadi korban gaslighting dan sudah tidak mampu menghadapinya hingga mengganggu kehidupan sosial dan profesional, silakan mencari bantuan pada tenaga kesehatan profesional, ya. Semoga informasi ini bermanfaat. Stay safe and healthy, Klobbers!

Sumber 

 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.