Bagaimana Cara Menjalani Slow Living?
Halo Klobbers!
Sebelumnya kita sudah membahas seputar slow living dan beberapa manfaatnya. Nah, konsep slow living mungkin bisa menjadi solusi bagi kamu yang merasa lelah mengikuti arus hidup dengan tempo yang begitu cepat. Apakah kamu tertarik untuk memulainya? Yuk, simak beberapa tipsnya dalam ulasan berikut ini!
Fokus pada kegiatan yang dijalani saat ini
Langkah pertama untuk memulai slow living ialah fokus pada aktivitas yang sedang kamu kerjakan. Jika kamu sering multitasking, cobalah untuk mengubahnya dengan fokus mengerjakan satu tugas dalam satu waktu. Dengan kata lain, kamu perlu belajar lebih mindful dalam menjalani berbagai aktivitas. Misalnya, menikmati makanan dengan mindful tanpa mengerjakan aktivitas lain seperti menonton TV, bermain handphone, dan lain sebagainya.
Pada intinya, cobalah fokus dan nikmati setiap kegiatan yang dilakukan. Jika diperlukan, silakan jauhkan handphone atau hal lain yang bisa membuat kamu terdistraksi saat mengerjakan aktivitas tersebut.
Terima keterbatasan kamu
Mungkin ada masa di mana kamu memikirkan segala hal, misalnya berbagai ketakutan akan masa depan dalam segala aspek kehidupan. Harap diingat bahwa cemas dalam kadar yang wajar akan membuat kamu lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai situasi di masa mendatang. Namun jika berlebihan, maka tidak akan baik untuk diri kamu.
Sebagai manusia, tentu memiliki batasan. Cobalah untuk memahami dan menerima hal tersebut agar pikiran kamu tidak berfokus pada berbagai pikiran negatif atau berbagai hal di luar kendali kamu. Hal yang bisa dilakukan ialah fokus pada masa saat ini dan berikan usaha terbaik kamu dalam berbagai hal yang dilakukan. Dengan demikian, kamu bisa menjalani hidup dengan lebih bermakna.
Berikan waktu untuk melakukan hal yang kamu sukai
Apakah kamu merasa lelah atau jenuh dengan berbagai aktivitas harian? Jika iya, ambil waktu untuk beristirahat sejenak. Memaksakan diri untuk melakukan aktivitas di saat kamu lelah justru bisa menghambat produktivitas. Mungkin kamu malah tidak fokus dan membuat lebih banyak kesalahan yang akhirnya bisa membuat kamu menambah lebih banyak pekerjaan untuk memperbaikinya.
Coba pikirkan, apa yang ingin kamu lakukan namun belum tercapai? Misalnya pergi berlibur, mengikuti kegiatan outdoor, menikmati waktu bersama orang-orang terdekat, dan lain sebagainya. Sesuaikan kegiatan tersebut dengan waktu istirahat yang dimiliki. Beristirahat sejenak bisa membantu kamu untuk lebih segar dan mengembalikan energi yang hilang. Beristirahat bukan berarti kamu akan “ketinggalan” dari orang lain, namun kamu belajar untuk lebih memaknai kehidupan dan apa yang kamu anggap penting dalam hidup.
Belajar mengatur prioritas dan mengatakan “tidak”
Salah satu hal yang bisa membuat kamu kewalahan dan merasa perlu “berlari cepat” untuk bisa menyelesaikan segala tugas ialah kurangnya kemampuan dalam membuat skala prioritas. Memang, di beberapa situasi mungkin ada berbagai deadline dalam waktu yang hampir berdekatan. Namun salah satu cara untuk bisa mengerjakannya secara efektif ialah dengan membuat skala prioritas pengerjaan tugas dan mengatur waktu dengan seefektif mungkin.
Apabila sudah membuat skala prioritas, segera kerjakan tugas tersebut dengan meminimalisir interupsi atau distraksi yang bisa dihindari. Jika memang tidak dapat dikerjakan sendiri karena tugas yang dimiliki terlalu banyak, kamu bisa memikirkan strategi bagaimana menyelesaikannya, apakah mungkin membagi tugas dengan anggota tim atau mendiskusikannya dengan atasan agar mendapatkan solusi terbaik dan cara efektif menyelesaikannya.
Selain itu, untuk kamu yang sering dimintai tolong oleh orang lain dan sungkan untuk menolaknya, kamu bisa mempertimbangkan untuk belajar mengatakan “tidak”. Tidak apa jika menolak permintaan tersebut apabila kamu memang keberatan atau sedang ada prioritas lain yang perlu dikejar. Belajarlah untuk tidak memikirkan hal di luar kendali kamu, seperti opini atau tanggapan orang lain. Namun, harap diingat bahwa penting juga untuk menolak permintaan tersebut secara sopan dan tetap respect pada orang yang bersangkutan.
Journaling
Apakah kamu ingin tahu bagaimana progres diri kamu dari hari ke hari? Jika iya, kamu bisa mencoba journaling, yaitu kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam tulisan. Sistemnya mirip seperti saat menulis buku harian. Kamu bisa menuliskan berbagai kejadian yang dialami, aktivitas yang dilakukan, serta bagaimana perasaan kamu dalam jurnal tersebut.
Menulis jurnal bisa menjadi salah satu cara untuk “pause” atau berhenti sebentar dan terhubung dengan diri sendiri. Kamu bisa melihat kembali bagaimana progres saat menjalani slow living setelah beberapa hari. Apakah ada hal yang membuat kamu sulit untuk “pause” atau mungkin aktivitas apa yang sudah kamu nikmati dengan lebih mindful?
Selain bisa menjadi media untuk refleksi diri, journaling juga memiliki banyak manfaat lho! Salah satunya ialah menurunkan stres dan melepaskan ketegangan dalam diri. Oleh karena itu, kegiatan journaling layak untuk kamu pertimbangkan juga, Klobbers.
–
Nah Klobbers, demikian beberapa tips memulai slow living yang bisa kamu coba terapkan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Stay safe and healthy, Klobbers!