Blog post

Nervous dan Anxiety: Apa Perbedaannya?

11/12/2023Dwi

Halo Klobbers!

Dalam kehidupan sehari-hari, sangat wajar jika kamu merasakan gugup (nervous) atau cemas (anxious) dalam berbagai situasi. Kedua istilah ini biasanya sering digunakan secara bergantian, bahkan mungkin juga digunakan dalam menggambarkan gangguan kecemasan (anxiety disorder). Namun, apakah kamu tahu apa perbedaan dari kedua istilah ini? Yuk, simak informasinya dalam ulasan berikut!

Nervous

Nervous merupakan reaksi alami terhadap situasi yang membuat individu stres. Misalnya, saat kamu akan menghadapi ujian atau melakukan public speaking dalam sebuah acara. Saat mengalami rasa gugup, ada beberapa sensasi fisik atau perasaan yang mungkin mengikuti. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Berkeringat
  • Gelisah (misal: terus-menerus menghentakkan jari tangan ke meja, menghentakkan kaki, dan lain sebagainya)
  • Pusing
  • Meragukan diri sendiri atau mulai muncul berbagai pikiran negatif
  • Sulit berkonsentrasi

Berbagai sensasi tersebut tentu terasa tidak menyenangkan. Namun, setelah kamu selesai melewati situasi yang stressful tersebut, maka rasa nervous biasanya akan hilang. Misalnya, setelah kamu selesai mengikuti ujian atau selesai memberikan kata sambutan maupun presentasi (public speaking) dalam suatu acara, maka kamu akan merasa lega dan tidak lagi merasakan sensasi gugup seperti sebelumnya.

Anxiety

American Psychological Association (APA) mendefinisikan anxiety sebagai emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran yang khawatir, dan perubahan fisik seperti naiknya tekanan darah. Anxiety sendiri merupakan gejala diagnosis kesehatan mental, seperti generalized anxiety disorder atau panic disorder. Biasanya, kecemasan (anxiety) berkaitan dengan ketakutan akan kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi.

Gejala anxiety disorder dapat berbeda, dipengaruhi oleh keadaan atau situasi yang dialami individu, apa yang menjadi pemicu kecemasan, dan seberapa parah gejala yang dialami. Beberapa gejalanya antara lain:

  • Merasa takut kehilangan kendali
  • Merasa takut akan kematian
  • Sulit berkonsentrasi atau mudah terdistraksi
  • Merasa gugup atau gelisah
  • Merasa frustasi atau mudah tersinggung
  • Mengalami gejala fisik, seperti: meningkatnya detak jantung, sesak napas, pusing, gemetar, merasa tegang atau kaku, nyeri dada, dan lain-lain
  • Beberapa orang mungkin terjebak dalam lingkaran pikiran negatif di tengah serangan kecemasan

Perbedaan antara Nervous dan Anxiety

Nervous dan anxiety sama-sama menyebabkan beragam gejala fisik maupun kognitif. Namun, ada beberapa perbedaan dari kedua hal tersebut. Perbedaannya ialah:

  • Dari segi waktu: rasa nervous berakhir saat situasi stressful sudah selesai kamu lewati (bersifat sementara). Sementara anxiety bertahan lebih lama.
  • Intensitas: rasa nervous tidak membuat kamu berhenti atau mencegah kamu melakukan hal yang membuat Sementara itu, anxiety dapat mencegah kamu melakukan hal yang menyenangkan atau menjadi sulit untuk fokus dan melanjutkan aktivitas.
  • Fokusnya: nervous merupakan reaksi terhadap satu situasi atau kejadian yang spesifik. Sedangkan anxiety biasanya bersifat lebih umum. Mungkin saja kamu merasa cemas namun tidak mengetahui secara pasti apa yang membuat kamu cemas.
  • Penanganan: nervous dapat ditangani secara pribadi. Sedangkan anxiety biasanya memerlukan bantuan terapi atau pengobatan.

Dari beberapa perbedaan tersebut, dapat dilihat bahwa perbedaan utama antara nervous dan anxiety ialah dari durasi gejala yang dialami dan intensitasnya. Anxiety melibatkan rasa cemas berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, sementara nervous berlangsung sementara dan tidak sampai mengganggu fungsi kamu dalam menjalankan berbagai aktivitas. Kemudian, adakah yang bisa dilakukan saat kamu merasa nervous atau anxious? Salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan ialah menarik napas dalam-dalam agar oksigen masuk ke otak dan memungkinkan kamu untuk berpikir dengan lebih jernih.

Nah Klobbers, demikian informasi seputar perbedaan mendasar antara nervous dan anxiety. Namun harap diingat bahwa hanya tenaga kesehatan mental profesional yang dapat menegakkan diagnosis atas gangguan mental yang dimiliki individu. Jika merasa bahwa dampak yang dirasakan sudah mengganggu fungsi kamu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, silakan mencari bantuan tenaga kesehatan mental profesional, ya. Jangan sampai self-diagnosis sehingga berdampak negatif pada diri kamu sendiri, Klobbers. Stay safe and healthy!

Referensi:

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.