Tips Mengatasi Konflik dengan Rekan Kerja (2)
Halo Klobbers!
Konflik menjadi salah satu hal yang tidak bisa kamu hilangkan. Meskipun berharap bahwa semua dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada masalah dengan orang lain, namun terkadang kamu tidak bisa menghindar dari terjadinya konflik dengan orang lain. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja, konflik dapat memengaruhi mood dan konsentrasi kamu. Saat bekerja, bisa berdampak terhadap produktivitas dan menurunkan kinerja.
Jika dibiarkan secara berlarut-larut tentu akan terasa tidak nyaman. Terlebih lagi jika hanya memendam apa yang dirasakan, namun pihak yang tidak bersangkutan tidak menyadari dampak dari perkataan maupun perilaku mereka terhadap kamu. Lama-kelamaan, kamu bisa merasa jengkel atau lelah secara emosional jika terus-menerus memendam emosi negatif yang dirasakan.
Pada dasarnya, setiap masalah yang terjadi sebaiknya diselesaikan sesegera mungkin agar dapat mendukung kamu dalam mencapai goal pekerjaan yang dimiliki, baik secara personal maupun tim. Nah, dalam artikel sebelumnya kita sudah membahas beberapa tips untuk mengatasi konflik dengan rekan kerja. Sekarang kita akan membahas beberapa tips lainnya!
Berdiskusi secara langsung
Mungkin kamu akan memilih untuk mendiskusikan masalah secara tidak langsung dengan mengirimkan email atau pesan kepada rekan kerja yang bersangkutan agar terhindar dari drama atau karena kamu malas membahas konflik dengan orang lain secara langsung. Namun, cara ini justru berpotensi untuk memperburuk masalah, Klobbers.
Hal ini dikarenakan pesan teks yang kamu kirimkan bisa ditafsirkan dengan cara yang beragam. Atau bahkan mungkin juga pesan yang kamu kirimkan bisa diteruskan ke pihak lain yang tidak berkepentingan dan nantinya membuat masalah menjadi semakin rumit. Oleh karena itu, sebaiknya diskusikan masalah kalian secara langsung untuk meminimalisir terjadinya kebingungan dan kesalahpahaman yang dapat memperburuk keadaan.
Diskusikan masalah dalam kondisi yang tenang
Saat mendiskusikan masalah, individu mungkin cenderung menjadi emosional. Hal ini sebenarnya wajar dan bisa terjadi pada siapa saja. Namun, kamu perlu berusaha untuk tetap tenang selama proses diskusi atau argumentasi berlangsung. Hal ini penting dilakukan agar saat berdiskusi kedua pihak dapat membahas poin-poin masalah yang terjadi secara jelas tanpa menimbulkan kesalahpahaman lain.
Kemudian, bermanfaat juga untuk menjaga reputasi kamu sebagai karyawan yang mampu mengelola emosi dengan baik. Selain itu, mencegah agar rekan kerja kamu tidak bersikap defensif atau agresif. Pada akhirnya, semua ini bermanfaat agar proses diskusi dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang diharapkan bisa tercapai. Akan tetapi, jika kamu merasa atau menyadari bahwa akan sulit untuk tetap tenang nantinya, maka kamu bisa mencatat poin-poin penting yang perlu disampaikan agar diskusi tetap berada di jalur yang tepat.
Berusaha mencari solusi yang damai dan efektif
Tujuan dari diskusi yang kamu lakukan dengan rekan kerja yang berkonflik ialah mencari solusi yang sesuai dengan kedua belah pihak. Kamu tidak pernah tahu sampai kapan akan bekerja sama dengan rekan kerja tersebut, maka kesepakatan perlu dicapai agar kalian bisa berkolaborasi dengan baik. Nah, untuk mencapai hal tersebut, kamu bisa menggunakan pendekatan secara langsung saat berdiskusi.
Pendekatan ini memungkinkan kedua pihak untuk dapat mengungkapkan sudut pandang masing-masing dan memaksimalkan peluang menyelesaikan isu yang terjadi secara optimal. Setelah kamu menganalisis masalah yang terjadi sebelumnya, sampaikan kepada mereka apa yang sebenarnya menjadi masalah di antara kalian. Jangan lupa untuk menyampaikan poin-poin penting yang telah kamu siapkan agar dapat menjelaskan sudut pandang kamu secara detail dan efisien.
Mendengarkan sudut pandang mereka mengenai masalah yang terjadi
Harap diingat bahwa kamu ingin melakukan diskusi atau conversation dengan rekan kerja untuk membahas isu yang terjadi di antara kalian, bukan konfrontasi untuk menyudutkan mereka. Dengan demikian, kamu bisa berusaha untuk membuka pikiran dan mendengarkan sudut pandang mereka. Mungkin saja ada sisi lain dari suatu masalah yang tidak kamu sadari. Kamu bisa coba mendengarkan secara aktif (active listening) agar dapat memahami pesan yang mereka ingin sampaikan secara jelas.
Sebaliknya, jika langsung mengatakan bahwa opini mereka salah, mungkin mereka akan menjadi defensif sehingga sulit mencapai solusi yang efektif. Untuk menghindarinya, kamu juga bisa mengingatkan bahwa tujuan kalian sama, yaitu ingin menyelesaikan konflik di antara kalian sehingga kolaborasi dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan kinerja optimal. Atau mungkin cobalah mencari hal lain yang bisa menghubungan goal kalian.
Pahami kapan kamu membutuhkan bantuan dari pihak ketiga
Terkadang ada berbagai konflik di tempat kerja yang bisa diselesaikan langsung antara kedua belah pihak. Namun, terkadang ada situasi tertentu di mana kamu membutuhkan bantuan dari pihak ketiga. Misalnya, jika masalah yang terjadi terkait dengan proyek yang kalian kerjakan bersama, maka kamu bisa meminta bantuan dari anggota tim lain untuk memberikan saran atau feedback yang dapat membantu menyelesaikan konflik. Kemudian, jika ada rekan kerja yang melakukan bullying atau diskriminasi, maka dalam menyelesaikannya membutuhkan keterlibatan dari pihak ketiga seperti manajemen atau departemen sumber daya manusia.
–
Nah Klobbers, demikian beberapa tips untuk mengatasi konflik dengan rekan kerja yang bisa dicoba agar kamu dapat menyelesaikan masalah secara pribadi sebelum meminta bantuan pada pihak ketiga. Meskipun tidak mudah, namun konflik dengan rekan kerja terkadang tidak dapat dihindari. Ini menjadi masalah yang perlu kamu hadapi dan atasi agar bisa bekerja dengan lebih optimal. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Good luck, Klobbers!
Referensi: