Tips Mengatasi Toxic Positivity di Tempat Kerja
Halo Klobbers!
Dalam artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang tanda-tanda dan dampak toxic positivity di tempat kerja. Mungkin saja kamu terjebak toxic positivity di tempat kerja atau bahkan mungkin juga menularkannya pada orang lain. Pada akhirnya, hal ini dapat berdampak negatif pada diri kamu, seperti menghambat produktivitas atau malah membuat kamu menjadi burnout.
Memang, kamu tidak selalu bisa memilih tempat kerja seperti apa yang akan didapatkan. Jika lingkungan kerjanya sehat dan positif, mungkin akan membuat kamu lebih bahagia dan lebih produktif dalam bekerja. Namun, bagaimana jika kamu merasakan hal yang sebaliknya?
Terkadang tidak semua hal dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, termasuk lingkungan kerja. Jika merasa bahwa toxic positivity ini terjadi pada kamu di tempat kerja atau mungkin terjadi pada rekan kerja, maka saatnya mencari cara untuk mengatasinya. Yuk, simak beberapa tips berikut ini!
Menghindari orang dengan toxic positivity
Langkah sederhana yang bisa dilakukan ialah menghindari orang-orang yang kamu sadari memiliki kecenderungan toxic positivity. Kemudian, kelilingi diri kamu dengan rekan kerja yang tidak keberatan apabila kamu membagikan pengalaman atau emosi negatif.
Menjadi penting untuk memilih siapa saja orang yang tepat untuk hal tersebut, yang bisa membantu kamu melewati masa sulit dengan cara yang sehat, bukan malah membuat kamu semakin terpuruk. Meskipun demikian, harap diingat juga bahwa sebaiknya kamu tidak terlalu terpaku dengan emosi negatif yang dirasakan. Boleh diekspresikan, namun sewajarnya, Klobbers.
Bersikap jujur dengan mengatakan kondisi yang sebenarnya
Mungkin akan lebih mudah jika kamu menghindari percakapan yang tidak menyenangkan dan mengurungkan diri dalam menyampaikan kritik atau keluhan. Namun, hal ini justru bisa memicu kamu terjebak dalam toxic positivity. Meskipun tidak mudah, tapi kamu bisa coba menyampaikan masalah yang dialami.
Misalnya, kamu menyadari bahwa ada berbagai situasi sulit yang terjadi dalam pekerjaan dan perlu ditangani sesegera mungkin. Sementara itu, rekan kerja lain dengan toxic positivity mungkin akan menghindari percakapan tentang hal tersebut atau mengabaikan hal yang kamu sampaikan. Oleh karena itu, kamu bisa coba untuk proaktif dan menyuarakannya. Misalnya dengan mengatakan “Kita perlu melihat bahwa ada berbagai masalah serius yang terjadi” atau bersikap jujur dengan mengatakan “Saya sedang kesulitan saat ini dan membutuhkan bantuan kalian.”
Selain itu, terkadang mereka sendiri bahkan tidak menyadari bahwa perilaku tersebut merupakan manifestasi dari toxic positivity. Jika demikian, kamu bisa membantu menyadarkan mereka dengan mengatakan “Saya menghargai dorongan kamu untuk tetap berpikir positif dalam situasi ini, namun saya benar-benar membutuhkan bantuan kalian untuk bisa menyelesaikan masalah ini.”
Cobalah lebih mengenali emosi kamu
Salah satu hal penting yang jangan sampai dilewatkan ialah menyadari bagaimana perasaan kamu sendiri, Klobbers. Tidak ada yang salah saat kamu merasakan emosi negatif, tidak perlu menyangkalnya atau menghindari perasaan tersebut. Ingatlah bahwa berpikir positif secara berlebihan juga tidak selalu baik atau dapat membantu kamu dalam menghadapi berbagai peristiwa. Oleh karena itu, berusahalah berpikir positif sewajarnya, jangan sampai lupa untuk bisa hidup dalam realitas serta menerima berbagai emosi yang kamu rasakan.
Belajar lebih berempati
Jika menyadari bahwa ada indikasi kamu mengalami toxic positivity dan menularkannya pada orang lain, maka salah satu cara yang dapat dicoba untuk mengatasinya ialah belajar lebih berempati. Menunjukkan empati sehingga orang lain merasa didengarkan, bisa membantu kamu untuk lebih memahami apa yang mereka rasakan. Hal ini akan lebih baik daripada kamu langsung memberikan nasihat atau pendapat yang tidak tepat. Dengan demikian, akan menghindarkan kamu dari memberikan respon yang hanya mendorong mereka untuk berpikir secara positif dan menutup kesempatan mereka untuk mengekspresikan pengalaman maupun emosi negatif yang dialami.
Ingatlah bahwa kamu tidak perlu menyetujui atau mengikuti apa yang mereka rasakan sepenuhnya, namun kamu bisa belajar untuk lebih mengakui apa yang mereka rasakan. Misalnya dengan mengatakan, “Saya bisa melihat bahwa kamu merasa marah atau kecewa sekarang” atau bisa juga dengan mengatakan “Saya bisa memahami mengapa kamu berpikir atau merasa demikian.”
Membuat ruang yang aman untuk berkomunikasi
Apabila memegang role sebagai atasan, kamu bisa mempertimbangkan langkah ini untuk menghindari toxic positivity di lingkungan kerja. Cobalah untuk mendorong penerapan open communication dan buatlah ruang yang aman agar anggota tim maupun rekan kerja dapat membagikan pemikiran atau ide mereka tanpa perlu takut akan diabaikan, disalahkan, atau bahkan menerima sanksi karena hal tersebut. Bisa dengan membuat berbagai channel untuk menampung berbagai keluhan atau tantangan yang dirasakan. Misalnya dengan membuat meeting, forum online, ataupun berbagai channel lainnya.
–
Nah Klobbers, demikian informasi seputar tips untuk mengatasi toxic positivity di tempat kerja. Harap diingat bahwa emosi negatif merupakan hal yang normal dirasakan, baik bagi diri kamu maupun orang lain. Hal yang penting ialah bagaimana cara kamu untuk mengekspresikannya dengan cara yang sehat. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Good luck, Klobbers!