
Tanda dan Dampak Toxic Positivity di Tempat Kerja!(1)
Halo Klobbers!
Apakah kamu sudah familiar dengan istilah toxic positivity? Toxic positivity dapat diartikan sebagai pemikiran bahwa individu haru selalu berpikir positif dalam situasi apapun, terlepas dari apapun hal yang dialami. Nah, berpikir positif atau optimis memang menjadi hal yang bagus karena memiliki berbagai manfaat. Namun, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, termasuk berpikir positif.
Jika terjebak dalam toxic positivity dampaknya mungkin tidak hanya akan dirasakan oleh diri kamu, namun juga orang lain. Hal ini dikarenakan sangat mungkin jika kamu menularkannya kepada orang lain secara tidak sadar. Misalnya saja di lingkungan keluarga, pertemanan, hingga lingkungan kerja. Kemudian, apa saja sih tanda-tanda dari toxic positivity di tempat kerja? Apa saja dampaknya bagi karyawan? Yuk, simak informasi berikut ini!
Tanda-Tanda Toxic Positivity di Tempat Kerja
Ada berbagai tanda dari toxic positivity di tempat kerja yang bisa kamu alami. Beberapa di antaranya yaitu:
1. Cenderung meremehkan segala sesuatu
Saat menghadapi masalah, terlebih lagi masalah yang serius, menjadi wajar jika individu merasa panik dan mempersiapkan berbagai kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Akan tetapi jika terjebak dalam toxic positivity, maka orang tersebut mungkin tidak akan mengakuinya. Mereka akan tetap mencoba berpikir positif dan mengatakan semuanya baik-baik saja (padahal kenyataannya tidak demikian).
Atau dengan kata lain, mereka cenderung akan meremahkan segala sesuatu sehingga lalai dalam mengantisipasi kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Hal ini dapat ditandai dengan ekspektasi yang tidak realistis bahwa semuanya akan berjalan sesuai dengan rencana meskipun sepertinya tidak akan terjadi sesuai dengan yang diharapkan.
2. Karyawan sulit menyampaikan keluhan karena takut akan dianggap sebagai hal yang tidak penting
Sangat wajar jika kamu merasa ada berbagai hal yang tidak membuat nyaman di tempat kerja. Misalnya, tugas maupun beban kerja yang tidak sesuai dengan proporsi jam kerja atau role yang dijalani, tempat kerja yang tidak kondusif, rekan kerja yang toxic, dan lain sebagainya. Idealnya, kamu dapat mengemukakan keluhan ini kepada atasan dan berdiskusi untuk mencari penyelesaian terbaik sehingga karyawan dapat merasa lebih nyaman dan kinerja menjadi lebih optimal.
Namun, terkadang yang terjadi justru sebaliknya. Jika menyampaikan keluhan, mungkin atasan akan menganggapnya sebagai hal yang tidak terlalu penting sehingga keluhan yang disampaikan juga tidak akan ditindaklanjuti. Lama-kelamaan, kamu mungkin akan merasa kelelahan ataupun burnout karena tidak merasa didengar atau memiliki wadah untuk menyampaikan keluhan yang dirasakan.
3. Meskipun ada karyawan yang mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan, rekan kerja yang lain akan tetap mendorong karyawan tersebut untuk bekerja keras
Memberikan dukungan kepada rekan kerja yang sedang berjuang menyelesaikan tugasnya merupakan hal yang baik. Namun, bagaimana jika kamu atau rekan kerja tersebut berada dalam kondisi yang sudah menyadari bahwa target yang diminta terasa mustahil untuk dicapai (mungkin dari beban kerja atau waktu yang diberikan)? Dalam situasi seperti itu, sangat wajar untuk menyampaikan secara jujur mengenai kondisi yang dirasakan.
Akan tetapi jika terjebak toxic positivity di tempat kerja, mungkin kamu mendapati bahwa rekan kerja atau atasan akan terus mendukung dan meyakinkan bahwa kamu bisa memenuhi beban kerja yang tidak realistis dan memenuhi timeline kerja yang terasa mustahil. Mereka akan berusaha meyakinkan bahwa semua ini tergantung kepada pola pikir kamu. Jika kamu merasa mampu melakukannya, maka tidak ada hal yang mustahil dilakukan.
4. Selalu didorong untuk berpikir positif, tidak ada celah untuk merasakan emosi negatif
Coba lihat kembali, bagaimana nilai atau budaya kerja di organisasi tempat kamu bekerja? Sebenarnya, wajar jika suatu organisasi mendorong karyawannya untuk bersikap dan berpikir positif. Hal ini bermanfaat untuk mendukung terwujudnya lingkungan kerja yang positif dan sehat sehingga meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan bagi karyawan.
Namun, akan menjadi negatif jika kamu selalu didorong untuk berpikir positif. Jika kamu merasakan emosi negatif dari suatu kejadian, maka hal tersebut akan disangkal dan kamu akan didorong untuk melihat sisi positif dari kejadian yang dialami. Dengan kata lain, tidak ada ruang bagi kamu untuk merasakan emosi negatif, Klobbers.
–
Demikian informasi seputar tanda-tanda toxic positivity di tempat kerja. Ingatlah bahwa hal yang bagus jika kamu berpikiran positif (positive thinking) sehingga bisa lebih produktif dalam menghadapi situasi negatif, termasuk saat bekerja. Namun, jangan sampai berlebihan karena bisa membuat kamu terjebak dalam toxic positivity, termasuk saat di tempat kerja sehingga membawa dampak negatif bagi diri kamu maupun rekan kerja lain (jika kamu menularkannya).
Kemudian, apa saja dampaknya? Nah, dampak dari toxic positivity di tempat kerja akan kita bahas selanjutnya dalam artikel part 2. Sampai jumpa dalam artikel berikutnya, Klobbers!