4 Jenis Konflik yang Umum Terjadi di Tempat Kerja
Hi Klobbers!
Masing-masing orang bisa memiliki pemikiran, nilai, dan preferensi yang berbeda-beda. Terkadang, perbedaan ini bisa menimbulkan konflik dengan pihak lain dalam berbagai situasi sosial, termasuk dalam dunia kerja. Meskipun konflik menjadi salah satu hal yang lumrah terjadi, namun jika terjadi konflik maka dapat mengganggu fokus bekerja sehingga bisa berpengaruh juga terhadap produktivitas.
Pada umumnya, ada empat jenis konflik yang mungkin terjadi dalam suatu organisasi, yaitu: task conflict, personality conflict, value conflict, dan leadership conflict. Nah, dengan memahami masing-masing jenis konflik tersebut dan strategi dalam menghadapinya dapat membantu kamu untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik apabila sewaktu-waktu hal tersebut terjadi saat bekerja.
Task Conflict
Konflik yang berkaitan dengan tugas (task conflict) merupakan masalah yang berkaitan dengan pembagian tugas karyawan dan dapat meliputi juga perselisihan tentang cara membagi sumber daya, perbedaan pendapat tentang prosedur dan kebijakan, mengelola ekspektasi di tempat kerja, dan penilaian mengenai fakta yang ada. Sebagai contoh, misalnya ada sebuah tugas yang melibatkan perjalanan dinas ke suatu daerah tertentu. Kemudian, ada beberapa pegawai yang berselisih karena mendebatkan siapa karyawan yang paling berhak dan sesuai untuk perjalanan dinas. Nah, perselisihan ini terjadi karena setiap orang merasa bahwa mereka merupakan pihak yang paling tepat untuk menjalankan tugas tersebut.
Dalam situasi seperti ini, seorang atasan dapat menengahi atau berperan sebagai mediator. Diperlukan langkah yang tepat untuk dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi. Misalnya dengan menerapkan active listening untuk mendengar pendapat dari masing-masing pihak agar dapat memahami situasi dan kondisi yang disampaikan oleh mereka secara jelas. Lebih lanjut, jika dapat melibatkan para pihak yang berselisih dalam mencari berbagai alternatif solusi terbaik, maka kemungkinan mereka untuk mematuhi kesepakatan yang dibuat akan menjadi lebih besar.
Namun, ada juga tindakan preventif yang dapat dilakukan agar task conflict tidak terjadi. Caranya ialah dengan membuat deskripsi pekerjaan yang jelas untuk menggambarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing role. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya konflik ini dapat diminimalisir karena setiap orang sudah memahami peran dan tanggung jawabnya masing-masing.
Personality Conflict
Tipe konflik ini menjadi salah satu konflik yang paling umum terjadi di tempat kerja karena kamu tidak bisa memilih nantinya akan bekerja sama dengan siapa, Klobbers. Perbedaan kepribadian dapat memicu terjadinya perbedaan lain, seperti gaya komunikasi dan bahkan gaya atau preferensi dalam bekerja. Tidak jarang, perbedaan kepribadian pun dapat memicu konflik (personality conflict) yang membuat ketegangan di lingkungan kerja.
Jika konflik yang terjadi bersifat minor sehingga tidak mengganggu pekerjaan dan tanggung jawab kamu, maka kamu memiliki pilihan untuk fokus pada aspek positif dari hubungan yang berjalan atau aspek positif lainnya dari orang tersebut. Namun, jika kamu merasa bahwa hal tersebut sudah mengganggu atau berpengaruh pada pekerjaan yang dilakukan, maka kamu bisa berdiskusi dengan pihak yang bersangkutan.
Kamu bisa menjelaskan secara baik-baik (dalam diskusi tertutup) kepada rekan kerja tersebut mengenai perilakunya yang membuat kamu merasa kurang nyaman atau bagaimana dampaknya pada pekerjaan kamu. Jika ternyata masalah yang sama masih terus muncul, maka kamu bisa meminta bantuan pada manajer atau atasan kamu untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Value Conflict
Konflik yang berkaitan dengan nilai (value conflict) dapat muncul dari perbedaan mendasar dalam identitas nilai. Hal ini dapat mencakup perbedaan dalam politik, agama, etika, norma, dan keyakinan mengenai hal lainnya yang dimiliki seseorang secara mendalam. Masing-masing orang bisa mempertahankan nilai-nilainya dengan begitu kuat sehingga dapat memicu terjadinya penolakan pada berbagai pihak atau kebijakan. Contohnya yaitu perselisihan dalam suatu organisasi karena mempertimbangkan apakah mau mengambil tawaran project dari klien yang memiliki hubungan dekat dengan pelaku tindak pidana korupsi.
Dalam menghadapi konflik dengan tipe seperti ini, mungkin akan lebih sulit jika mencari strategi penyelesaian dengan berbasis nilai juga. Oleh karena itu, cara yang bisa dicoba ialah melakukan dialog dengan berbagai pihak yang terlibat untuk dapat memahami secara akurat mengenai apa yang mereka yakini tentang situasi tersebut. Tidak perlu melibatkan simpati atau hubungan emosional, namun para pihak hanya memerlukan kemampuan “values-netral”untuk dapat memahami sudut pandang dari satu sama lainnya.
Leadership Conflict
Setiap orang mungkin saja memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing dan preferensi yang berbeda dalam cara berkomunikasi. Akan tetapi, jika kamu menjadi seorang pemimpin atau atasan, maka perbedaan ini bisa menjadi salah satu tantangan karena dapat memicu perselisihan dalam pembuatan keputusan atau strategi yang akan diterapkan dalam sebuah tim. Jika terjadi demikian, konflik yang berkaitan dengan kepemimpinan (leadership conflict) bisa berdampak negatif pada produktivitas dan kesuksesan sebuah tim.
Apabila berperan sebagai atasan, kamu perlu menganalisis kembali bagaimana gaya kepemimpinan kamu dan mempertimbangkan bagaimana kira-kira karakteristik dari anggota tim yang dipimpin. Setelah itu, kamu dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan digunakan untuk dapat membangun koneksi yang lebih baik dengan para anggota tim.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan cara penyelesaian konflik melalui diskusi terbuka dan negosiasi. Harapannya, kamu bisa mendapatkan masukan dari para anggota tim mengenai ekspektasi yang dimiliki atau kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian, nantinya kamu bisa mendapatkan strategi terbaik untuk mampu bekerja sama dengan mereka sebagai sebuah tim yang solid dan mencapai kesuksesan bersama.
–
Nah Klobbers, demikian informasi seputar empat jenis konflik yang umumnya terjadi di suatu organisasi. Tidak dapat dipungkiri, konflik merupakan salah satu hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, termasuk saat bekerja. Jika dapat memahami berbagai jenis konflik yang mungkin terjadi beserta strategi untuk mengatasinya, maka kamu bisa lebih baik untuk mengatasi salah satu tantangan dalam bekerja.
Terlebih lagi jika kamu berperan sebagai pimpinan atau atasan, maka kamu perlu siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai kemungkinan konflik yang mungkin terjadi. Hal ini menjadi penting agar dapat menjaga lingkungan kerja tetap positif dan produktif. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Good luck, Klobbers!
Referensi: