Blog post

Tanda-Tanda Kamu Mengalami Work-Life Imbalance (2)

10/05/2023Dwi

Halo Klobbers!

Menjalani kehidupan kerja atau berkarier sambil tetap bisa memiliki waktu luang untuk bersenang-senang atau menikmati hidup memang terdengar menyenangkan. Apakah Klobbers juga ingin mencapai kondisi tersebut?

Bagaimanapun juga, menyeimbangkan antara tanggung jawab dalam bekerja dan kehidupan pribadi (work-life balance) sering menjadi bahan pembicaraan bagi para pegawai atau pekerja. Ini pun menjadi kondisi ideal yang diimpikan oleh banyak orang. Untuk bisa mencapainya, salah satu hal penting yang perlu dimiliki ialah kemampuan mengatur waktu (time management) yang baik. Namun, untuk mewujudkannya bisa saja tidak semudah yang diperkirakan. Bahkan, bisa saja yang terjadi justru sebaliknya, yaitu work-life imbalance.

Kemudian, apa yang terjadi saat seseorang mengalami work-life imbalance? Dalam artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang pengertian work-life imbalance serta beberapa tandanya. Nah, dalam artikel ini kita akan lanjut membahas beberapa tanda lainnya yang perlu kamu ketahui. Yuk, simak informasinya dalam ulasan berikut ini!

4. Berkurangnya Waktu Luang

Work-life imbalance bisa membuat kamu kehilangan waktu luang untuk diri sendiri atau melakukan berbagai aktivitas lainnya. Misalnya waktu untuk bertemu dengan orang-orang terdekat, seperti acara keluarga, berkumpul bersama teman, atau bahkan mengerjakan aktivitas lain yang menyenangkan untuk diri sendiri. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memengaruhi kualitas hubungan kamu dengan orang-orang terdekat. Apakah kamu merasa terlalu sibuk bekerja sehingga jadi jarang atau sulit sekali menghabiskan waktu bersama dengan teman dan keluarga terdekat?

Apabila kamu sering mengorbankan waktu pribadi untuk memenuhi tanggung jawab terkait pekerjaan, maka nantinya bisa berdampak negatif pada kesejahteraan diri dan relasi kamu dengan orang lain. Bahkan, mungkin juga kamu akan sulit untuk mengingat kapan terakhir kali bisa menikmati waktu sendiri dan melakukan hal yang membuat kamu bahagia.

5. Lelah yang Berkepanjangan

Mengorbankan waktu pribadi untuk memenuhi tanggung jawab dalam bekerja bisa memengaruhi waktu untuk beristirahat. Mungkin kamu akan sering bergadang sehingga mengalami kurang tidur atau kualitas tidur kamu menjadi kurang baik. Lambat laun, kondisi ini juga dapat menyebabkan kelelahan kerja atau work fatigue, yaitu kondisi dimana individu mengalami kelalahan ekstrem dan penurunan kapasitas fungsional yang dialami selama dan pada hari kerja.

Lebih lanjut, work fatigue bisa dialami baik secara fisik, mental, dan emosional. Perbedaannya dengan kelelahan atau fatigue yang dialami sehari-hari ialah work fatigue hanya terjadi saat individu sedang dalam jam kerja atau di berada tempat kerja. Saat pulang kerja, mungkin saja kondisi kamu bisa jadi lebih baik dan merasa semangat lagi. Nah, jika awalnya kamu berkeinginan untuk meningkatkan produktivitas kerja sehingga mengorbankan waktu istirahat, namun pada kenyataannya hal ini justru bisa menurunkan semangat dan kinerja kamu. Sebenarnya, ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini. Hal yang penting ialah kamu perlu mengenali kondisi diri kamu, Klobbers. Jika kamu merasa mengalami work fatigue, sebaiknya segeralah mencari cara untuk dapat mengatasinya.

Selain itu, kurangnya waktu pribadi akibat work-life imbalance juga dapat membuat kamu kekurangan atau kehilangan waktu untuk melakukan olahraga dan merawat diri. Mungkin saja kamu merasakan sakit kepala atau sakit pada bagian tubuh tertentu karena terus-menerus mengalami stres atau ketegangan dari bekerja, namun tidak bisa melepaskannya dengan cara yang efektif.

6. Terjadinya Konflik dalam Hubungan

Saat merasa kelelahan atau stres, apakah kamu pernah merasa bahwa tingkat kesabaran kamu semakin menipis? Jika terjadi work-life imbalance, kemungkinan kamu akan merasa kelelahan karena terlalu banyak bekerja atau overwork. Nah, rasa stres, lelah, dan frustasi karena overwork bisa memengaruhi suasana hati kamu. Bahkan, bisa juga memengaruhi bagaimana cara kamu berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang lain.

Mungkin kamu akan merasa lebih cepat tersinggung atau marah karena berbagai kesalahan sederhana atau hal lain yang dilakukan oleh orang di sekitarmu. Jika konflik terjadi sesekali merupakan hal yang wajar, namun menjadi lebih perlu diperhatikan saat hal itu terjadi setiap hari atau berulang kali dalam sehari. Kondisi ini bisa menjadi pemicu terjadinya konflik dengan orang lain di sekitar kamu, seperti rekan kerja, teman, keluarga, dan lainnya. 

7. Tidak Bisa Membuat Prioritas yang Jelas

Salah satu tanda terjadinya work-life imbalance ialah kamu mengalami kesulitan dalam mengatur prioritas. Mementingkan terlaksananya tanggung jawab dalam pekerjaan bisa membuat kamu mengorbankan waktu pribadi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melepaskan stres, bersosialisasi, dan melakukan aktivitas lain untuk meningkatkan kebahagiaan diri. Padahal, beristirahat dan melakukan aktivitas yang menyenangkan juga penting agar kamu bisa merasa lebih siap untuk bekerja dan bekerja dengan lebih optimal.

Bahkan, mungkin juga kamu akan mengorbankan goal lain yang ingin dicapai karena lebih mementingkan tanggung jawab pekerjaan. Terlebih lagi jika kamu termasuk orang yang perfeksionis sehingga mengejar kesempurnaan dalam mengerjakan sesuatu, maka dapat memicu terjadinya dampak negatif pada diri kamu. Nantinya, hal ini juga bisa mendorong terjadinya kondisi work-life imbalance yang memengaruhi kesehatan kamu, baik secara fisik dan mental serta memengaruhi kinerja dan kesejahteraan hidup kamu.

Nah Klobbers, demikian informasi seputar work-life imbalance, mulai dari pengertian hingga tanda-tandanya. Dengan memahami tanda-tanda work-life imbalance, kamu bisa lebih menyadari bagaimana kondisi diri kamu. Jika merasakan beberapa tanda di atas, ini menjadi saat bagi kamu untuk mengatur kembali prioritas dan rutinitas kamu. Apabila dampak yang dirasakan sudah mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari serta kamu merasa kesulitan untuk mengatasinya sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan pada tenaga profesional, ya. Good luck, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.