Yuk, Ubah 4 Kebiasaan Buruk dalam Berkomunikasi!
Hi Klobbers!
Komunikasi menjadi hal fundamental yang kamu lakukan setiap harinya, baik dalam kehidupan sosial hingga bekerja. Komunikasi juga memegang peranan penting dalam menjalin dan menjaga relasi yang kamu miliki, baik dengan keluarga, teman, rekan kerja, hingga pasangan. Jika komunikasi berjalan dengan efektif, maka akan membantu kamu dalam melaksanakan berbagai kegiatan atau mencapai goal yang telah dibuat. Selain itu, kamu juga dapat meningkatkan kualitas dalam hubungan apapun yang dimiliki dan bahkan membantu untuk mengembangkan relasi.
Namun tanpa kamu sadari, sebenarnya ada beberapa kebiasaan buruk yang mungkin kamu lakukan saat berkomunikasi sehingga dapat memengaruhi makna atau kualitas dari komunikasi yang dilakukan. Kemudian, apa saja kebiasaan buruk tersebut? Yuk, simak informasi berikut ini!
1. Menginterupsi
Menginterupsi atau memotong pembicaraan orang lain mungkin menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian orang. Apakah Klobbers juga sering menginterupsi?
Sebenarnya, menginterupsi pembicaraan bisa dilakukan karena beberapa alasan. Misalnya karena suara pembicara yang tidak terdengar jelas, mengklarifikasi informasi atau pernyataan, hingga menyanggah pernyataan dari orang yang sedang berbicara. Meskipun demikian, kebiasaan menginterupsi pembicaraan merupakan hal yang kurang baik karena dapat membuat lawan bicara merasa tidak dihargai atau mereka merasa bahwa kamu tidak memedulikan hal yang mereka sampaikan.
Jika kamu ingin memberikan komentar, sebaiknya dilakukan setelah lawan bicara selesai menyampaikan pesannya terlebih dahulu. Dengarkan mereka dengan penuh perhatian dan berusahalah untuk menangkap pesan yang disampaikan secara utuh. Kemudian, sampaikan pendapat kamu setelah dipersilakan atau saat kamu mendapat kesempatan untuk berbicara dan memberikan tanggapan.
2. Membandingkan Pengalaman Kamu dengan Orang Lain
Pernahkah Klobbers curhat mengenai pengalaman atau situasi tidak nyaman yang sedang dialami, namun respons yang diberikan oleh lawan bicara justru membandingkan dengan kondisinya yang lebih buruk? Atau justru ada Klobbers yang melakukan hal ini? Mungkin kamu tidak berniat untuk membandingkan pengalaman yang dimiliki dengan pengalaman orang yang sedang curhat padamu. Namun, hal ini dapat mengubah intensi dari pembicaraan yang dilakukan, yaitu dari menjalin koneksi menjadi kompetisi.
Mungkin kamu ingin berbagi pengalaman agar bisa merasa lebih terhubung dengan cerita yang disampaikan oleh lawan bicara. Namun, coba perhatikan kembali, apa sebenarnya motivasi yang dimiliki? Apakah kamu ingin membuat mereka terkesan atau malah mendapatkan pengakuan?
Jika kamu ingin mengesankan orang lain, mungkin yang kamu butuhkan ialah rasa kagum dari mereka, bukan ingin menjalin koneksi. Jika demikian, maka tujuan dari komunikasi yang dilakukan tidak akan tercapai atau malah memperburuk kualitas hubungan yang kamu miliki. Apabila kamu ingin berbagi pengalaman agar merasa lebih terhubung dengan cerita mereka, maka kamu bisa berusaha untuk memvalidasi perasaan mereka terkait pengalaman yang dibagikan. Setelah itu, kamu bisa membagikan pengalaman yang mirip dengan cerita mereka.
3. Selalu Merasa Benar
Salah satu kebiasaan buruk yang sebaiknya kamu ubah ialah merasa bahwa lawan bicara harus selalu setuju dengan pendapat kamu. Hal ini dapat ditandai saat kamu mendengarkan pesan yang disampaikan mereka dengan cara seakan-akan sedang dalam kondisi berdebat. Artinya, kamu mendengarkan mereka untuk berusaha mencari celah atau kesalahan dalam argumen yang diberikan agar dapat mendukung opini yang kamu sampaikan. Nantinya, hal ini justru dapat menimbulkan konflik antara kamu dengan mereka.
Padahal, kamu perlu menyadari bahwa semua orang bisa memiliki opini yang berbeda-beda. Jika opini atau perspektif mereka berbeda dengan kamu, maka itu menjadi hal yang sangat wajar. Kamu bisa berusaha untuk lebih berpikiran terbuka sehingga mampu menghormati opini orang lain meskipun tidak menyetujuinya.
4. Selalu Berusaha Memberikan Nasihat
Terkadang, orang yang memilih untuk curhat denganmu sebenarnya sedang mencari empati dan membutuhkan dukungan moral. Sebagian orang hanya ingin merasa didengarkan dan tidak membutuhkan nasihat apapun. Sementara itu, sebagian orang lagi mungkin ingin didengarkan sekaligus meminta pendapat atau nasihat kamu mengenai situasi yang dihadapi.
Namun, jika kamu memberikan nasihat pada orang yang sebenarnya tidak membutuhkan hal tersebut, justru dapat membuat mereka merasa dihakimi atau bahkan terintimidasi. Oleh karena itu, cobalah untuk menanyakan pendapat mereka terlebih dahulu, apakah mereka membutuhkan nasihat dari kamu atau bolehkah kamu menyampaikan opini terkait pengalaman yang dibagikan. Biarkan mereka memberitahumu apa yang sedang dibutuhkan, apakah hanya ingin didengarkan dan didukung secara emosional atau membutuhkan nasihat juga.
–
Nah Klobbers, demikian informasi seputar beberapa kebiasaan buruk saat berkomunikasi yang sebaiknya kamu ubah. Terkadang, mungkin kamu tidak sengaja menginterupsi orang lain atau melakukan salah satu kebiasaan buruk di atas. Jika demikian, bukan berarti kamu merupakan orang yang tidak baik atau tidak mau mendengarkan orang lain.
Harap diingat bahwa memerlukan niat, usaha, dan waktu untuk dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik tersebut. Namun, jika mampu mengubahnya, maka dapat membantu kamu untuk melakukan komunikasi yang lebih bermakna dan efektif. Yuk, tingkatkan kemampuan komunikasi kamu agar bisa menjalin dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Good luck, Klobbers!