Memahami Empati dan Peranannya di Tempat Kerja
Hi Klobbers!
Sebagian besar orang mungkin sudah familiar dengan istilah empati. Istilah ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai situasi sosial, seperti dalam hubungan pertemanan, keluarga, dan lain-lain. Namun, apakah kamu sudah memahami apa sih sebenarnya empati itu? Bagaimana ciri-cirinya? Kemudian, apakah empati juga dibutuhkan dalam dunia kerja? Yuk, simak informasinya berikut ini!
Apa itu Empati?
Mungkin kamu sering mendengar istilah empati dan simpati serta menganggapnya menjadi satu hal yang sama. Istilah ini bahkan mungkin juga sering digunakan secara bergantian. Namun, pada kenyataannya, empati dan simpati merupakan dua istilah yang memiliki arti berbeda, Klobbers. Apa sih perbedaannya?
- Empati dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk memahami secara emosional mengenai perasaan orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang mereka, dan membayangkan kamu ada di posisi mereka. Intinya, kamu dapat menempatkan diri kamu di posisi orang lain dan merasakan apa yang kira-kira mereka rasakan.
- Sedangkan simpati dapat diartikan sebagai perasaan kasihan pada orang lain, tanpa benar-benar memahami bagaimana jika berada di posisi mereka.
Dari kedua istilah tersebut, empati menjadi skill yang diperlukan agar kamu dapat memiliki koneksi yang lebih dalam dengan orang lain. Kemampuan berempati tidak terbatas pada pengalaman yang dimiliki oleh individu. Artinya, jika kamu menjadi orang yang berempati, kamu dapat memahami emosi orang lain, terlepas dari pengalaman yang dimiliki.
Apabila kamu berempati dengan situasi yang dialami oleh orang lain, maka kamu dapat mendengarkan mereka tanpa merasa “harus” memberikan saran atau nasihat yang tidak diinginkan. Nah, pada intinya, empati ialah bagaimana kamu merasa terhubung dengan orang lain, tanpa perlu berusaha untuk memberikan respon yang sesuai dengan situasi yang dihadapi seseorang.
Bagaimana Tanda-Tanda Empati?
Berikut ini merupakan beberapa tanda apakah kamu termasuk orang yang berempati, antara lain ialah:
- Kamu mampu untuk benar-benar mendengarkan apa yang orang lain katakan
- Orang lain sering menceritakan kepada kamu mengenai masalah mereka
- Kamu sering berpikir tentang apa yang orang lain rasakan
- Banyak orang yang datang untuk meminta nasihat kepada kamu
- Kamu sering merasa kewalahan dengan berbagai peristiwa tragedi yang terjadi
- Kamu mencoba untuk membantu orang yang sedang kesusahan atau menderita
- Kamu memiliki rasa peduli yang tinggi pada orang lain
- Terkadang kamu merasa sulit untuk membuat batasan dalam hubungan sosial
Apa Manfaat Empati dalam Dunia Kerja?
Saat memasuki dunia kerja, mungkin kamu berpikir bahwa skill merupakan hal terpenting yang harus dipersiapkan dengan baik. Memang, baik hard skill dan soft skill yang berhubungan dengan role dan tanggung jawab yang dimiliki menjadi hal penting yang perlu kamu siapkan dan tingkatkan agar dapat menjalani peran tersebut dengan baik. Namun, di samping itu, empati juga menjadi hal penting yang perlu dimiliki.
Memiliki pemimpin yang mampu membawa organisasi ke arah yang lebih baik dan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan menjadi hal esensial. Tidak hanya sekadar strategi untuk mengembangkan organisasi, namun juga diharapkan mampu membudidaya skill yang diperlukan agar bisa membawa organisasi pada kesuksesan. Nah, salah satu skill yang penting dalam kepemimpinan ialah empati.
Mengapa Empati Menjadi Penting dalam Kepemimpinan?
Jika individu memiliki level empati yang tinggi, maka dapat memahami situasi yang dialami oleh orang lain dari perspektif mereka dan memberikan respon dengan kasih sayang. Nah, dalam situasi dunia kerja, dengan empati, berarti kamu dapat menciptakan koneksi yang melibatkan empati dengan orang lain sehingga meningkatkan hubungan dan kinerja.
Pemimpin yang berempati artinya memiliki kemampuan untuk memahami kebutuhan orang lain serta mampu menyadari perasaan dan pikiran mereka. Jika menjadi orang yang berempati dan cenderung “person-focused”, maka diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan berbagai tim, departemen, negara, budaya, dan latar belakang dengan baik. Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Center for Creative Leadership (CCL) menemukan bahwa manajer yang menerapkan kepemimpinan dengan empati (empathetic leadership) dinilai memiliki performa yang lebih baik oleh atasan mereka. Penemuan ini juga konsisten di seluruh sample, yaitu: manajer yang dinilai sebagai orang yang berempati oleh bawahannya juga dinilai memiliki kinerja yang baik oleh atasannya.
Menjadi seorang pemimpin yang berempati (empathetic leaders) dapat meningkatkan efektivitas dan kemungkinan mereka untuk sukses dalam pekerjaannya. Mereka juga menjadi aset dari sebuah organisasi karena mampu untuk membangun hubungan yang positif dengan orang lain (baik karyawan maupun klien) serta memelihara dan mempertahankan hubungan baik dengan karyawan yang menjadi aset penting bagi organisasi.
Selain itu, menerapkan empati di tempat kerja juga menjadi salah satu komponen dari emotional intelligence. Apabila memiliki emotional intelligence yang baik, maka akan memberikan hasil yang positif dalam komunikasi interpersonal, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja. Dengan demikian, dari berbagai pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa empati di dunia kerja memiliki hubungan yang positif dengan kinerja individu.
Kesimpulan
Nah Klobbers, demikian informasi seputar empati dan peranannya di tempat kerja. Empati merupakan salah satu skill yang dapat kamu latih dan tingkatkan, Klobbers. Menerapkan empati, baik dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja dapat meningkatkan komunikasi yang berkualitas. Hal ini nantinya dapat mengacu pada hasil yang lebih positif, baik untuk diri kamu sendiri maupun situasi di lingkungan kerja. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Goodluck, Klobbers!
Referensi: