Beberapa Tips Menyikapi Atasan yang Otoriter (1)
Halo Klobbers!
Pernahkah kamu mengamati bagaimana gaya kepemimpinan atasan kamu? Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat kamu temui, salah satunya ialah gaya kepemimpinan otokratis atau otoriter. Ciri umumnya yaitu tidak memberikan wewenang pada karyawan untuk terlibat dalam pengambilan suatu keputusan.
Pada umumnya, atasan yang otoriter mendapatkan reaksi negatif dari para karyawan. Bisa saja karyawan menjadi memberontak atau sulit diatur, bahkan sampai memutuskan untuk resign. Meskipun mungkin bukan jenis kepemimpinan yang diharapkan, namun kamu tidak bisa memilih atasan dengan gaya kepemimpinan seperti apa yang akan ditemui dalam dunia kerja.
Kemudian, bagaimana jika kamu bertemu dengan atasan seperti ini? Nah, kali ini kita akan mengenal lebih jauh bagaimana karakteristik atasan dengan gaya kepemimpinan yang otoriter serta beberapa tips untuk menyikapinya. Yuk, simak informasi berikut ini!
Bagaimana Karakteristik Atasan yang Otoriter?
Jika atasan kamu memiliki gaya kepemimpinan otoriter, biasanya mereka memiliki keinginan untuk mendominasi orang-orang di sekitarnya. Para pemimpin ini menciptakan visi yang kuat dan jelas bagi mereka sehingga proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah. Komunikasinya dilakukan secara lugas dan langsung. Mereka ingin menjadi pusat perhatian dan pembicaraan. Memiliki anggapan bahwa dirinya merupakan satu-satunya pembuat keputusan andal sehingga akan mengabaikan saran dari orang lain.
Pada umumnya, mereka tidak akan terlalu mementingkan perasaan orang lain. Kemudian, tidak akan menoleransi kinerja yang buruk karena mereka akan berusaha mencapai kesempurnaan. Lebih lanjut, mereka merasa bahwa tanpa kontrol seperti ini, orang lain akan menjadi kurang produktif atau bisa dikatakan sebagai pemalas yang hanya menginginkan gaji tanpa mempertimbangkan kepentingan organisasi.
Apa Kelemahan dari Gaya Kepemimpinan Otoriter?
Jika seorang atasan menerapkan gaya kepemimpinan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada sejumlah besar orang yang ingin melihat mereka gagal. Mayoritas orang tersebut biasanya karyawan dan bawahan, terutama bagi orang yang merasa tidak mendapat keuntungan apapun dari atasannya. Bahkan, jika sampai ada yang memutuskan resign karena pimpinan yang otoriter, kemungkinan besar mereka akan lebih bersemangat untuk melihat atasan tersebut gagal.
Nah, sebagian besar dari rekan kerja atau bawahan biasanya akan takut untuk berbicara atau konfrontasi dengan atasannya. Namun, jika atasannya berada dalam masalah, maka mereka yang memiliki masalah pribadi dengan atasan akan berani untuk berbicara dan melawan. Jika terjadi demikian, maka atasan tersebut akan lebih cepat untuk jatuh dan mengalami kegagalan. Ditambah lagi dengan minim atau bahkan tidak adanya social support dari orang-orang di sekitar, maka karier mereka mungkin dapat terhenti di titik tersebut.
Sementara itu, perlu diingat bahwa untuk mencapai goal dari sebuah organisasi, penting sekali melibatkan kerja sama yang baik dari semua pihak. Jika banyak orang yang justru tidak menyukai keberhasilan dari pimpinan mereka, maka akan lebih sulit untuk mencapai kesuksesan.
Bagaimana Menyikapi Atasan yang Otoriter?
1. Sebaiknya Jangan Mudah Tersinggung
Salah satu hal penting yang harus kamu ingat ialah atasan yang otoriter tidak tertarik untuk memikirkan emosi atau perasaan orang lain. Mereka mungkin akan terlihat dingin dan tidak sensitif dengan perasaan orang lain dalam proses pengambilan keputusan. Bahkan tidak jarang kamu akan melihat respon pasif-agresif sebagai strategi yang mereka lakukan.
Pada intinya, mereka fokus pada tiga hal utama, yaitu: produktivitas, efisiensi, dan hasil. Jadi, apabila mereka tidak melihat adanya manfaat dari ide yang kamu berikan atau produktivitas kamu menurun, maka mereka akan memberitahukan hal tersebut kepada kamu. Oleh karena itu, jika memiliki atasan yang otoriter, sebaiknya kamu mempersiapkan diri untuk menerima feedback secara spontan.
Mereka tidak akan berusaha untuk menutupi feedback yang ingin diberikan. Dengan demikian, sangat penting untuk bisa mengelola emosi kamu, jangan sampai kamu mudah merasa tersinggung. Apabila kamu menganggap bahwa feedback akurat yang disampaikan oleh atasan merupakan cara untuk menyerang diri kamu sehingga kamu merasa tersinggung, maka mereka tidak akan menghormati kamu. Pada dasarnya, hal yang mereka kritik ialah kinerja kamu. Meskipun penilaian mereka tidak selalu akurat, kamu bisa coba untuk mengambil hal positif dari feedback tersebut dan fokus untuk meningkatkan kinerja kamu di masa mendatang.
2. Jangan Berusaha untuk Mengubah Mereka
Apabila kamu memiliki keinginan untuk mengubah cara berpikir atau mengkritik gaya kepemimpinan mereka agar dapat mengubah sikap mereka, sebaiknya kamu pertimbangkan kembali niat tersebut. Hampir tidak mungkin untuk mengubah orang lain, termasuk cara berpikir atau gaya kepemimpinannya. Terlebih lagi jika sebelumnya mereka telah berhasil mencapai kesuksesan dengan menerapkan cara ini, maka akan semakin sulit untuk mengubah keyakinan dan sikapnya.
–
Nah Klobbers, demikian informasi seputar karakteristik pemimpin yang otoriter serta dua tips menyikapinya. Selain tips di atas, kita masih akan membahas beberapa tips lainnya dalam artikel part 2. Sampai jumpa, Klobbers!