Mengatasi Rasa Takut Gagal dengan 3 Cara Ini!
Hai Klobbers
Berpikir tentang jenjang karir merupakan salah satu keresahan yang wajar. Biasanya, kita merasa resah dan takut untuk mengubah jenjang karir, atau keputusan besar yang berkaitan dengan kesuksesan kerja. Perasaan tersebut dapat muncul karena ada kebutuhan dan kesempatan untuk merubah, sebagai contoh ketika kita diberikan tawaran untuk program pascasarjana, atau ketika kita segera menikah dan ingin memiliki keluarga – kebutuhan ini mendorong kita untuk mengambil tantangan baru agar hidup kita berubah lebih baik lagi.
Setiap kali kita menghadapi tantangan baru, kita harus menghadapi rasa takut akan kegagalan. Bagaimana jika kita tidak memiliki apa yang diperlukan? Bagaimana jika produk baru yang kita buat akan gagal? Bagaimana jika kita ditolak?. Ketakutan ini muncul tanpa mengenal umur. Namun, kita harus ingat bahwa hidup kita semua adalah proses. Kita semua tumbuh dan belajar dan gagal dan bangkit kembali dan mencoba lagi.
Dikutip dari Winston Churchill: “Sukses bukanlah akhir; kegagalan bukanlah hal yang fatal: keberanian untuk melanjutkanlah yang terpenting.” Jadi, mari kita simak tentang apa yang menyebabkan rasa takut gagal dan langkah praktis apa yang dapat kita ambil, saat menghadapi rasa takut akan kegagalan.
Rasa Takut itu Wajar
Merasa takut ketika melakukan sesuatu yang bermakna adalah hal yang seharusnya terjadi. Ketakutan bukanlah berarti kamu melakukan sesuatu yang salah, justru dengan adanya rasa takut tersebut, bisa berarti kamu melakukan sesuatu yang benar. Itu karena hal-hal baik dalam hidup biasanya melibatkan beberapa risiko yang menakutkan, sehingga muncul rasa takut ketika kita mengambil keputusan yang besar.
Sebagai contoh, “Saya sangat ketakutan saat mempersiapkan acara Butik Bisnis pertama saya” “Bagaimana jika tidak ada yang datang?” “Bagaimana jika penyampaian saya tidak bagus?” Bagaimana jika semua orang membenci apa yang telah saya kerjakan?” Namun, setelah acara tersebut – yang ternyata sukses, kita perlahan mulai mengganti rasa takut dengan rasa percaya diri.
Pertimbangkan Risiko yang Sebenarnya
Seringkali kita takut gagal karena terlalu fokus pada hasil yang buruk, tanpa mempertimbangkan probabilitas yang sebenarnya terjadi. Cobalah untuk melihat situasi secara obyektif dan evaluasi seberapa besar risiko sebenarnya dari kegagalan.
Tentu saja, rasa takut masih muncul setiap kali kita menghadapi tantangan baru yang menakutkan. Tapi kita bisa merancang ulang pola pikir kita. Kita dapat memilih untuk melihat ketakutan sebagai tanda bahwa kita sedang melakukan sesuatu yang berani—bukan sesuatu yang buruk.
Fokus Pada Proses
Terlalu fokus pada hasil akhir dapat menyebabkan rasa cemas dan tekanan. Cobalah untuk fokus pada proses yang harus dilalui dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Pertimbangkan kegagalan sebagai peluang belajar: setiap kegagalan dapat dijadikan sebagai peluang untuk belajar dan menjadi lebih baik. Cobalah untuk melihat setiap kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Pada tahun 2020, dokumenter The Last Dance, yang mengikuti karier sang legendaris Michael Jordan berfokus pada musim terakhirnya bersama Chicago Bulls. Salah satu tema besar pada dokumenter ini adalah bagaimana dia merangkul dan belajar dari kegagalannya.
Michael Jordan berkata, “Saya melewatkan lebih dari 9.000 tembakan dalam karier saya. Saya telah kehilangan hampir 300 pertandingan. Dua puluh enam kali, saya dipercaya untuk melakukan tembakan kemenangan dan gagal. Saya telah gagal berulang kali dalam hidup saya dan itulah mengapa saya berhasil.
–
Berikut 3 cara yang bisa kamu pelajari untuk meredakan rasa takut akan kegagalan.
Dengan pola pikir yang benar, kita bisa melihat kegagalan bukan sebagai musuh, tapi sebagai guru. Kenyataannya adalah, tidak ada kehidupan yang bebas risiko. Namun ketika kita memutuskan untuk belajar dari kesalahan kita, kita dapat membiarkan kegagalan kita.
Good Luck, Klobbers!