Blog post

Belajar Mengatakan “Tidak” untuk Hidup Lebih Baik

28/01/2023Sandy Patricia

Hai Klobbers!

Apakah kalian adalah orang yang sering mengatakan “Ya”? Jika benar, biasanya istilah dari perilaku ini disebut dengan “yes” person. Menjadi yes person terkadang datang dari lingkungan yang baik, sebagai contoh; ada orang yang senang menghabiskan waktu dengan teman-temannya, dan mencoba hal baru. Namun, adakah diantara kalian yang sering menyebutkan “ya” padahal seharusnya “tidak” – sebagai rasa bersalah atau sebagai kewajiban? Jika seperti itu, maka cobalah untuk koreksi diri. 

Apa yang terjadi jika kita mengatakan “ya” dan padahal seharusnya “tidak”? Kita akan merasa terbebani atas komitmen yang sudah kita buat, lalu akhirnya kita akan merasa kelelahan. Jadi, mengatakan “tidak” bukan hanya sekedar hak kita saja, namun itu adalah suatu kewajiban yang kita tanggung. 

Kamu tidak dapat menjadi, pemimpin, teman, pasangan, atau orang tua yang baik tanpa mengecewakan orang lain. Kata- kata adalah integritas kita. Jawaban tidak yang jujur ​​selalu lebih baik daripada jawaban yang tidak jujur, terlepas apapun situasinya. Pada artikel kali ini, kita akan belajar bagaimana langkah awal untuk mengatakan tidak pada orang lain – agar dapat membantu rasa bersalah dan mengurangi stres pada situasi tersebut. 

Tahu Apa yang Penting Bagi Dirimu

Mengatakan tidak dimulai dengan mengetahui nilai dan prioritas diri kita. Saat kita memberikan waktu dan energi untuk hal-hal yang tidak penting, maka kita akan merasa stres. Di sisi lain, ketika kita mengatakan ya untuk hal-hal yang selaras untuk hal yang memang kita ingini, maka kita akan merasakan damai dan puas, mengetahui bahwa waktu yang kita berikan, dapat dihabiskan dengan baik.

Mulailah memprioritaskan nilai-nilai diri dengan pertanyaan ini: 

  1. Apa yang paling penting bagi saya? Buat daftar tentang 10 hal dan kemudian simpan daftar itu di suatu tempat yang terlihat untuk mengingatkan kita bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak sama.
  2. Gunakan daftar itu sebagai filter dalam pengambilan keputusan. Misalnya, jika diminta untuk memimpin suatu entitas baru di tempat kerja, tetapi salah satu nilai yang saat ini kamu prioritaskan adalah memiliki lebih banyak waktu dengan anak-anak, maka kamu tahu jawabannya adalah tidak. 

Tetapkan Batasan

Menetapkan batasan adalah proses menentukan atau mengatur batas-batas yang akan diikuti dalam situasi atau hubungan tertentu. Ini dapat meliputi batas-batas fisik, emosional, atau komunikasi, dan dapat digunakan untuk mengatur perasaan, menjaga keamanan diri, dan menjaga integritas. Menetapkan batasan dapat membantu dalam mengelola emosi, meningkatkan komunikasi, dan meningkatkan hubungan dengan orang lain. Ini juga dapat membantu dalam mengelola waktu, mencapai tujuan, dan menjaga keseimbangan dalam hidup.

Setelah mengetahui nilai-nilai  dalam diri kita, sebaiknya kita harus menetapkan batas. Misalnya, jika kita ingin memprioritaskan tidur yang lebih nyenyak, kita dapat menetapkan waktu tidur untuk diri sendiri pada pukul 9:30 pada malam hari. Kemudian, ketika seorang teman mengajak untuk pergi pada menit-menit terakhir, kita tahu untuk mengatakan tidak pada ajakan tersebut. 

Menetapkan batasan tidak egois, ini berarti kita mengenal diri sendiri dan cerdas dalam mengambil keputusan. Ketika kita tidak memiliki batasan, kita akhirnya pergi ke tempat-tempat yang tidak diinginkan, dan bisa saja membelanjakan uang yang seharusnya tidak diperlukan. 

Bersikap Baik dan Jelas Ketika Menanggapi

Pepatah mengatakan “tidak jelas berarti tidak baik.” Terkadang kita masih ragu untuk berkomitmen pada undangan atau kesempatan yang ditawarkan, karena kita tidak ingin mengecewakan orang yang menawarkannya. Kita biasanya mengatakan hal-hal seperti, “Saya akan melihat apakah saya bisa membuatnya berhasil atau tidak” atau “Saya akan menghubungi anda kembali” atau “Kedengarannya menyenangkan, mungkin saya akan mengikutinya!”

Baik untuk mengatakan hal tersebut, jika memang kamu masih meragukan apakah akan menjawab ya atau tidak. Tetapi jika saat itu kamu tahu bahwa tidak dapat melakukannya, atau tidak ingin melakukannya, mulailah berani untuk mengatakan “tidak.” Sehingga, bersikaplah baik kepada orang yang mengundang kita dengan berkomunikasi secara jelas.

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.