Blog post

Yuk, Kenali Istilah Fear of Missing Out (FOMO)!

07/11/2022Dwi

Halo Klobbers!

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, saat ini kita lebih mudah untuk terhubung dengan orang lain, di mana saja dan kapan saja. Salah satu contoh yang paling dekat dengan kehidupan kita ialah media sosial. Melalui media sosial, kita bisa saling terhubung dengan teman-teman, saudara, keluarga, hingga berkenalan dengan orang baru serta memungkinkan kita untuk mengetahui berbagai berita atau aktivitas yang dilakukan mereka. Selain memberikan manfaat, ada juga hal yang perlu kamu waspadai terkait penggunaan media sosial, Klobbers.

Pernahkah kamu mendengar istilah FOMO (fear of missing out)? Biasanya, karakteristik individu yang FOMO ialah memiliki keinginan untuk terus terhubung dengan apa saja yang dilakukan oleh orang lain. Nah, hal ini didukung dengan adanya berbagai media sosial yang dapat menjadi sarana bagi kamu untuk membandingkan kehidupan diri sendiri dengan kehidupan orang lain.

Bisa saja kamu melihat berbagai pencapaian atau kesuksesan yang sudah diraih oleh teman-teman seusia kamu. Kemudian, mungkin juga kamu melihat berbagai foto dari teman-teman terdekat yang sedang menikmati saat-saat menyenangkan tanpa diri kamu. Dari berbagai hal tersebut, bisa saja kamu menarik kesimpulan bahwa kehidupan orang lain mungkin jauh lebih baik dari kehidupan yang kamu jalani sehingga membuat kamu berpikir apa sih sebenarnya yang menjadi kekurangan kamu.

Lama-kelamaan, mungkin saja kamu akan merasa cemas jika tidak mengetahui atau mengikuti aktivitas yang dilakukan oleh orang lain. Jika terus demikian, hal ini nantinya dapat membuat kamu merasa stres, Klobbers. Kemudian, apa sih sebenarnya FOMO itu? Apa saja dampaknya serta bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak informasi berikut ini!

Apa itu FOMO?

FOMO (fear of missing out) dapat diartikan sebagai perasaan atau persepsi bahwa orang lain lebih bahagia atau memiliki hidup yang lebih baik daripada kamu. Selain itu, dapat diartikan juga sebagai kecemasan atau ketakutan terkait ketinggalan hal-hal seperti acara sosial, pertemuan, berita atau gosip terbaru. Melansir dari artikel PubMed Central, pada tahun 2013, psikolog Inggris mengelaborasi dan mendefinisikan FOMO sebagai kekhawatiran yang meluas bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga yang tidak dimiliki oleh individu.

Jika mengalami FOMO, mungkin saja kamu merasa ketinggalan suatu momen penting yang dialami oleh orang lain saat ini sehingga kamu tidak terhubung dengan kejadian yang terjadi baru-baru ini. Bagaimana contohnya? Misalnya, kamu memikirkan kira-kira apa saja yang telah kamu lewatkan. Kamu secara konstan mengecek gadget untuk menunggu berbagai notifikasi, mendaftarkan diri untuk mengikuti berbagai aktivitas meskipun jadwal kamu sedang padat, bingung menentukan pilihan untuk mengikuti acara yang mana di satu waktu yang sama, dan lain sebagainya.

Nah, berbagai hal tersebut kamu lakukan untuk membuat kamu merasa tenang dan tidak melewatkan sesuatu. Meskipun terkadang bisa mengurangi rasa cemas yang kamu rasakan, namun seringkali tidak. Hal ini akan mendorong kamu untuk terus mengulangi perilaku yang sama agar bisa merasa baik-baik saja dengan diri kamu sendiri.

Apa Saja Dampaknya?

Beberapa dampak negatif dari FOMO antara lain sebagai berikut, yaitu:

1. Berpengaruh terhadap Kesehatan Mental

FOMO dapat dialami oleh semua usia, dari muda hingga tua. Sementara itu, kelompok remaja dan anak muda mungkin lebih rentan terhadap efek FOMO. Saat melihat orang lain posting sesuatu di media sosial, bisa mendorong mereka untuk melakukan perbandingan dengan diri mereka sendiri. Kemudian, bisa juga merasakan FOMO yang intens terhadap hal yang dialami oleh teman-temannya. Beberapa dampak FOMO pada anak remaja antara lain berpengaruh terhadap kecemasan (anxiety), depresi, self-esteem yang rendah, dan bahkan mungkin juga mengarahkan mereka untuk terlibat perilaku berisiko karena dipengaruhi oleh pergaulan atau tekanan dari teman-teman sebaya tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

2. Berpengaruh terhadap Tingkat Kepuasan Hidup

Penelitian menunjukkan bahwa FOMO berkaitan dengan rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan seseorang serta tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah secara umum.

3. Berkaitan dengan Berbagai Pengalaman Hidup yang Negatif

FOMO dianggap sebagai jenis keterikatan yang bermasalah dengan media sosial. Hal ini dikaitkan dengan berbagai pengalaman hidup yang negatif, seperti kurang tidur, berkurangnya motivasi, dan ketegangan emosional.

Bagaimana Cara Meminimalisir FOMO?

1. Social Media Break

Menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget atau aplikasi media sosial bisa meningkatkan FOMO. Oleh karena itu, mengurangi waktu penggunaan gadget atau bahkan melakukan social media break bisa membantu kamu untuk lebih fokus pada hal penting lain dalam hidup. Jika terlalu sulit untuk langsung berhenti menggunakan media sosial, kamu bisa melakukannya secara bertahap, Klobbers.

2. Mengubah Fokus Kamu

Melakukan perbandingan kondisi atau pengalaman diri sendiri dengan kehidupan orang lain yang kamu lihat melalui media sosial memang terasa tidak menyenangkan. Nah, daripada terus-menerus membandingkan kekurangan diri kita dengan orang lain, salah satu hal yang bisa kamu lakukan ialah berfokus pada hal yang kamu miliki. Kamu bisa coba menulis berbagai kelebihan diri kamu dan fokus terhadap cara memaksimalkan kelebihan atau potensi tersebut.

Selain itu, kamu bisa memikirkan apa saja hal baik yang kamu miliki dalam hidup dan belajar untuk lebih mensyukurinya. Misalnya kesehatan, keluarga, teman, sahabat, pasangan, atau berbagai hal baik lainnya yang mungkin selama ini kamu anggap sebagai hal yang biasa. Jika bisa lebih menghargai hal-hal tersebut, maka akan membuat kamu merasa lebih bersyukur dan lebih bahagia.

3. Lebih Bijak dalam Menggunakan Media Sosial

Jika kamu memutuskan untuk tetap menggunakan media sosial, tidak mengapa. Salah satu hal yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir FOMO ialah lebih bijak dalam menggunakannya, baik secara waktu penggunaan dan mengatur apa saja yang ditampilkan. Kamu bisa menambahkan lebih banyak orang yang memberikan pengaruh positif terhadap diri kamu. Kemudian, sembunyikan (hide) orang yang memberikan efek negatif terhadap diri kamu. Cobalah mengidentifikasi apa saja yang bisa memicu kamu menjadi FOMO dan apa saja yang bisa membuat kamu merasa lebih baik dengan diri kamu sendiri.

Nah Klobbers, itulah informasi seputar FOMO, mulai dari pengertian hingga cara meminimalisirnya. Harap diingat bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan bisa membuat kita merasa lebih buruk tentang diri sendiri maupun kehidupan yang dijalani. Oleh karena itu, kamu perlu lebih bijak dalam menggunakan dan memanfaatkannya, ya. Semoga informasi ini bermanfaat, Klobbers. Stay safe and healthy!

Referensi:

Sumber 

Sumber

Sumber

Berikan Komentar

Your email address will not be published.