Blog post

Yuk, Kenali Perilaku Impulsive Buying!

22/09/2022Dwi

Halo Klobbers!

Siapa nih Klobbers yang hobi berbelanja? Apakah kamu memiliki kebiasaan untuk berbelanja barang yang sebenarnya tidak kamu rencanakan untuk beli, namun tergiur dengan iming-iming “Buy 1 Get 1”, “Diskon Besar”, atau tawaran menarik lainnya? Atau mungkin, ada Klobbers yang suka melihat-lihat pakaian di toko baju, baik secara offline maupun online, kemudian berakhir membeli pakaian tersebut tanpa direncanakan sebelumnya? Jika iya, mungkin saja Klobbers melakukan perilaku pembelian impulsif atau impulsive buying.

Jika memang menjadi kebutuhan utama kamu atau sudah kamu rencanakan beli sebelumnya, maka tawaran menarik seperti itu justru akan menguntungkan. Namun, jika tidak, maka kebiasaan ini nantinya bisa mengganggu kondisi finansial kamu lho, Klobbers. Oleh karena itu, yuk cari tahu mengenai perilaku impulsive buying serta bagaimana tips untuk mengatasinya.

Apa itu Impulsive Buying?

Pembelian impulsif (impulsive buying) merupakan kecenderungan seseorang untuk membeli barang atau jasa tanpa direncanakan sebelumnya. Biasanya, keputusan untuk membeli terjadi secara tidak terduga yang dipicu oleh faktor eksternal, seperti ketertarikan pada suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Bisa saja saat kamu scroll media sosial dan melihat benda lucu yang dijual, kamu merasa tertarik dan langsung memutuskan untuk membelinya, meskipun kamu tidak membutuhkannya atau tidak merencanakan membeli barang tersebut sebelumnya.

Beberapa tanda impulsive buying antara lain seperti menghabiskan uang lebih dari yang direncanakan, ada rasa kepuasan setelah berbelanja, hingga bisa saja sering mengembalikan produk akibat rasa menyesal yang muncul setelah melakukan impulsive buying. Perilaku impulsive buying dapat terlihat dari pembelian berbagai macam produk, mulai dari makanan ringan hingga pakaian, mobil, perhiasan, dan lain sebagainya. Terkadang, dampaknya bisa tidak terlalu terasa apabila barang atau jasa yang dibeli masih masuk dalam budget yang dimiliki seseorang. Akan tetapi, impulsive buying juga bisa berdampak pada pengeluaran mahal yang mungkin berpotensi menyebabkan masalah pada keadaan finansial.

Motivasi individu melakukan impulsive buying juga beragam, mulai dari pemikiran bahwa penawaran produk atau jasa tersebut terlalu sayang untuk dilewatkan hingga perencanaan finansial yang kurang matang. Hal ini sangat disayangkan, karena perencanaan finansial yang baik menjadi hal yang penting agar dapat mencapai kesuksesan finansial.

Tips untuk Mengatasi Impulsive Buying

1. Membuat Anggaran Belanja

Langkah pertama, kamu bisa membuat catatan mengenai apa saja pengeluaran yang kamu lakukan dalam setiap bulan. Misalnya, kamu perlu membuat anggaran untuk belanja bulanan, membayar asuransi, membayar tagihan internet, konsumsi makanan dan minuman harian, transportasi, dan lain sebagainya. Jika kamu ingin memasukkan anggaran tertentu untuk bersenang-senang atau berbelanja di luar kebutuhan utama, juga tidak apa. Akan tetapi, harap diingat bahwa kamu juga perlu menyisihkan dana untuk ditabung atau dana darurat ya, Klobbers.

Kemudian, saat kamu mendapatkan uang pendapatan setiap bulan, bagilah ke dalam beberapa pos anggaran tersebut. Nah, membuat pos anggaran seperti ini bisa membantu kamu lebih mudah mengatur anggaran belanja sesuai dengan kebutuhan, serta mengetahui seberapa banyak sebenarnya pengeluaran yang kamu lakukan setiap bulannya.

2. Membuat Daftar Belanja

Jika kamu ingin berbelanja berbagai kebutuhan, baik harian, mingguan, atau bulanan, sebaiknya kamu membuat catatan mengenai apa saja barang-barang yang akan dibeli. Kamu bisa mencatat daftar belanjaan tersebut di kertas ataupun di handphone. Setelah itu, bawalah catatan belanja tersebut saat kamu pergi belanja dan belilah barang sesuai dengan catatan yang sudah dibuat. Cara ini akan membantu kamu untuk mencegah membeli barang yang tidak diperlukan atau meminimalisir terjadinya impulsive buying.

3. Membeli dengan Uang Cash

Melakukan pembayaran non tunai seperti debit card atau kartu kredit bisa memicu terjadinya pengeluaran berlebih. Oleh karena itu, kamu bisa menyiapkan uang cash sesuai dengan kebutuhan harian, mingguan, atau bulanan kamu. Kurangilah frekuensi mengambil uang ke ATM atau menggunakan kartu kredit dan kartu debit. Dengan demikian, kamu bisa lebih mengontrol pengeluaran yang terjadi.

Nah Klobbers, itulah informasi seputar impulsive buying serta tips untuk mengatasinya. Selain tips di atas, hal lain yang bisa kamu lakukan ialah menghindari aktivitas yang dapat memicu terjadinya impulsive buying. Misalnya, menghindari pergi ke pusat perbelanjaan atau hal lain yang kamu sadari bisa mendorong kamu melakukan impulsive buying. Selain itu, harap diingat bahwa kontrol diri juga menjadi hal yang sangat penting untuk bisa meminimalisir perilaku impulsive buying. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Good luck, Klobbers!

Referensi:

Sumber

Sumber

Sumber

 

 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.