Blog post

Jangan Sampai Terjebak, Waspadai Bahaya Gaslighting!

07/08/2022Dwi

Halo Klobbers!

Apakah kamu pernah mendengar istilah gaslighting? Istilah ini dipopulerkan dari film berjudul Gaslight yang tayang pada tahun 1944 di Amerika Serikat. Film ini menceritakan tentang seorang suami yang melakukan manipulasi dan emotional abuse (pelecehan emosional) terhadap istrinya. Beberapa hal yang tergambar dari film ini antara lain: mencoba meyakinkan korban (sang istri) tentang kebenaran suatu hal yang secara intuitif aneh, namun tetap memaksa individu untuk yakin tentang hal itu; menolak persepsi atau perasaan yang dikatakan oleh korban gaslighting sebagai hal yang tidak valid; hingga memanipulasi lingkungan fisik untuk membuat korban meragukan kebenaran ingatan atau persepsinya.

Apa itu Gaslighting?

Melansir dari Verywell Mind, gaslighting merupakan bentuk manipulasi yang sering terjadi dalam hubungan yang tidak sehat atau abusive. Gaslighting menjadi salah satu jenis pelecehan emosional terselubung, dimana pengganggu atau pelaku menyesatkan target, menciptakan narasi palsu, dan membuat mereka mempertanyakan penilaian dan kenyataan yang mereka hadapi.

Ketika seseorang melakukan gaslighting terhadap kamu, kamu bisa saja mempertanyakan diri sendiri mengenai ingatan, peristiwa yang baru terjadi, hingga persepsi yang kamu miliki. Setelah itu, mungkin saja kamu akan merasa bingung dan bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan diri kamu. Kamu mungkin didorong untuk berpikir bahwa diri kamu terlalu sensitif atau seharusnya kamu yang disalahkan atas suatu hal yang terjadi. Pada umumnya, gaslighting banyak terjadi dalam hubungan romantis, namun tidak jarang juga terjadi dalam hubungan pertemanan atau keluarga.

Tanda-Tanda Gaslighting

Melansir dari Alodokter, berikut ini beberapa bentuk gaslighting yang umumnya terjadi dalam sebuah hubungan, antara lain:

  • Menolak ajakan korban untuk berdiskusi
  • Meremehkan emosi korban dan menuduhnya bereaksi secara berlebihan
  • Menyangkal semua hal yang dituduhkan oleh korban
  • Meyakinkan orang lain jika korban ialah orang yang mudah bingung, suka mengada-ada, atau sulit mengingat sesuatu
  • Mengalihkan topik pembicaraan jika korban membicarakan topik yang sensitif

Kemudian, berikut ini ialah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang telah menjadi korban gaslighting, antara lain:

  • Meragukan perasaan dan realitas: Individu mencoba untuk meyakinkan diri bahwa perlakuan yang diterimanya tidaklah seburuk itu atau mungkin merasa dirinya terlalu sensitif.
  • Merasa rentan dan tidak aman (insecure): Individu sering merasa rapuh di sekitar pasangan, teman atau keluarga. Mungkin saja akan merasa gelisah dan kurang percaya diri.
  • Mempertanyakan penilaian dan persepsi yang dimiliki: Individu merasa takut untuk berbicara atau mengeskpresikan emosi. Mereka belajar bahwa membagikan opini yang dimiliki biasanya akan membuat dirinya merasa lebih buruk hingga pada akhirnya memilih untuk lebih baik diam saja.
  • Sering meminta maaf: Individu merasa perlu untuk meminta maaf atas siapa dirinya atau segala hal yang telah dilakukan,
  • Merasa kesulitan membuat keputusan karena tidak percaya diri: Lebih memilih pasangan, teman, atau anggota keluarga yang membuat keputusan untuk diri individu, serta menghindari kesempatan untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan tanda-tanda di atas, dapat dilihat bahwa korban yang mengalami gaslighting tidak dapat menentukan apa yang akan dilakukannya. Hal ini disebabkan karena pelaku sepertinya memiliki kendali atas perilaku dan perasaan individu yang menjadi korban.

Bagaimana Cara Menangani Gaslighting?

Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan jika menjadi korban gaslighting, antara lain:

1. Mengenali perilaku tersebut sebagai gaslighting

Sebagian orang mungkin belum menyadari bahwa hal-hal yang dilakukan oleh pelaku merupakan tindakan manipulasi atau gaslighting. Dengan demikian, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda gaslighting. Waspadalah jika seseorang melakukan manipulasi secara konsisten hingga membuat kamu meragukan diri sendiri atau berdampak negatif pada keberhargaan diri kamu.

2. Mengumpulkan bukti interaksi dengan pelaku dan menciptakan batasan

Salah satu hal yang dilakukan oleh pelaku gaslighting ialah membuat korbannya meragukan ingatan serta persepsi yang mereka miliki. Oleh karena itu, kamu bisa mencoba untuk mendokumentasikan berbagai jejak interaksi dengan pelaku. Jika pelaku mulai menyangkal peristiwa atau percakapan yang terjadi sebelumnya, maka bukti dokumentasi tersebut bisa menjadi bukti untuk menunjukkan kebenarannya.

Meskipun demikian, kamu juga perlu membuat batasan yang jelas antara diri kamu dengan pelaku. Tidak perlu takut atau ragu untuk membatasi percakapan atau menjauh saat orang tersebut mulai membuat kamu merasa ragu dan cemas. Jika kamu tidak membatasi diri dengan pelaku, serta terus berusaha membuktikan bahwa pelaku salah, kamu bisa saja mengalami kelelahan secara emosional. Oleh karena itu, sebisa mungkin jauhkan diri dari pelaku gaslighting serta hindari untuk berdebat dengannya.

3. Cintailah diri sendiri

Dampak dari gaslighting ialah bisa menguras fisik maupun mental individu, bahkan bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan meningkatkan risiko korbannya mengalami gangguan kesehatan mental, seperti PTSD. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruk gaslighting ialah dengan mencintai diri sendiri. Contohnya ialah melakukan berbagai hobi atau aktivitas yang disukai, seperti traveling, berkebun, dan lain sebagainya.

 –

Demikian seputar informasi tentang gaslighting, mulai dari pengertian hingga cara menanganinya. Apabila kamu merasa berada dalam hubungan yang abusive (baik itu hubungan romantis, pertemanan, hingga keluarga) serta mengalami tanda-tanda menjadi korban gaslighting dan berdampak buruk pada kesehatan emosional serta mengganggu produktivitas sehari-hari, segeralah cari bantuan tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya, Klobbers!

Berikan Komentar

Your email address will not be published.