Tokoh Disabilitas Industri Kreatif & Karyanya
Siapa Teman Inklusi yang suka memotret atau belajar fotografi? Salah satu tokoh Disabilitas asal Indonesia yang menginspirasi di dunia fotografer adalah Bang Dzoel.
Bang Dzoel dengan nama lengkap Achmad Zulkarnain merupakan seorang Disabilitas Daksa yang memiliki bakat luar biasa dalam fotografer. Sebelum menjadi fotografer, lelaki yang terlahir sebagai Disabilitas Daksa asal Banyuwangi itu pernah bekerja di warung internet. Kemudian ia mengembangkan diri dengan menciptakan karya seni melalui fotografi. Awalnya Bang Dzoel menggunakan kamera pinjaman di kampung halamannya untuk mengabadikan moment pre-wedding temannya. Ketika karya-karyanya dilirik oleh banyak orang, Bang Dzoel memutuskan untuk membeli kamera DSLR dengan kartu kredit. Selama terjun di dunia fotografer, Bang Dzoel pernah diliput oleh media internasional seperti Al Jazeera (Qatar) dan The Great Big Story (Amerika). Hingga sekarang ia sudah memiliki studio fotografi yang bernama “Dzoel”. Di tengah pandemi Covid-19, Bang Dzoel berinisiatif untuk membuka kelas webinar tentang pengembangan skill fotografi beberapa waktu yang lalu.
2. Hasna Mufidah (Tuli)
Hasna Mufidah dengan panggilan akrab Mufi adalah seorang perempuan Tuli yang mendirikan Fantasi Tuli, sebuah perkumpulan Teman Tuli yang memiliki kemampuan dan jiwa di dunia seni. Meskipun memiliki keterbatasan pendengaran, Mufi sukses menciptakan beberapa karyanya di dunia musik melalui Fantasi Tuli dan kolaborasi. Kabar terakhir di tengah kondisi pandemi, Mufi pernah tampil maksimal dalam kegiatan Remembering Chrisye. Perempuan cantik itu berdampingan dengan Erwin Gutawa dan Tulus untuk menerjemahkan musik melalui bahasa isyarat. Bahasa alami yang biasa digunakan Teman Tuli untuk berkomunikasi. Selain itu, Mufi juga sukses tampil dalam acaraVirtual Perfomance on Deaf Rave Festival 2020, ia membawakan lagu interpretasi isyarat internasional yang berjudul “Power”, karya tersebut diciptakan oleh Mufi dengan teman koreografinya yang sama-sama Tuli. Selama di Fantasi Tuli, Mufi sukses menciptakan karya yang sudah difilmkan yaitu Kereta Kita dan Sunyi dalam Bunyi.
3. Hana Madness (Disabilitas Emosi)
Hana Madness dengan nama asli Hanna Alfikih adalah seorang perempuan Disabilitas Emosi yang mengalami penyakit bipolar disorder atau kondisi gangguan mental yang membuat perubahan suasana hati yang tidak bisa dikontrol sehingga tidak dapat mengatur emosi dengan baik. Perempuan asal Jakarta itu mencintai dunia seni sejak SMP. Berawal dari melukis, mencoret-coret jurnal, dan beberapa buku sekolahnya membuat Hana mengembangkan bakatnya di dunia seni. Ia menciptakan karakter-karakter unik yang menjadi representasi dari halusinasinya. Karyanya seperti makhluk kecil dengan karakter bipo, polar, skizo, medico atau nama – nama obat yang biasa diminum. Perempuan cantik dengan segudang prestasi itu pernah mendapatkan undangan sebagai Delegasi Disabilitas Indonesia untuk mengikuti pameran ruang karya seni khusus Penyandang Disabilitas, Unlimited Festival di London, Inggris. Setelah mengikuti pameran karya seni Disabilitas di Inggris, pada tahun 2018, perempuan dengan kelahiran bulan Oktober 1992 itu menjadi salah satu inisiator untuk Festival Bebas Batas yaitu festival seni dan Disabilitas pertama di Indonesia. Di tahun yang sama dia membuat Film Dokumenter dengan judul In Chains berkolaborasi dengan seniman asal Inggris. Film tersebut ditayangkan dalam dua festival di Jerman dan Inggris. November