Blog post

Punya Sampah Dapur di Rumah? Yuk, Diolah Jadi Kompos

25/07/2022Kontributor Blog by Klob

Ayo, bijak mengolah sampah di rumah! #IDNTimesLife

Klink link artikel asli

Sumber: ilustrasi kompos dan sampah dapur (pixabay.com/melGreenFR)

Siapa pernah membuang sampah dari sisa olahan dapur setiap hari? Sebagian besar sampah yang dibuang dan ditimbun di TPA berasal dari rumah tangga. Dilansir web Sustaination, data dari Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sampah organik hingga 13 juta ton setiap tahun. Sampah dapur termasuk jenis sampah organik yang perlu kamu kelola untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Caranya, kamu bisa mengubah sampah dapur menjadi kompos.

Apakah itu kompos? Kompos adalah jenis pupuk hasil olahan dari sampah organik atau sisa buangan makhluk hidup yang mengandung banyak unsur nutrisi. Kamu bisa menggunakannya untuk tanaman agar tumbuh subur. Kandungan nutrisi didapatkan dari proses pembusukan sampah organik oleh hewan pengurai, mikroba, dan jamur. Berikut ini langkah-langkah mudah mengolah sampah sisa dapur jadi kompos.

1. Mengenali dan memilah sampah dapur

ilustrasi sampah dapur (pexels.com/Gareth Willey)

Sampah dapur dipilah dulu sesuai jenis untuk diolah. Jenis yang dapat diolah, antara lain kulit buah, kulit telur, sisa potongan sayur, sisa nasi basi, roti berjamur, ampas teh, dan kopi. Jenis yang perlu perhatian khusus, di antaranya tulang hewan, sisa daging, sisa makanan berminyak, dan yang mengandung susu.

Setelah dipilah, sampah dapur dicacah menjadi ukuran kecil. Tujuan sampah dapur dicacah agar cepat terurai dengan baik. Apabila tidak dicacah, proses pengomposan sampah dapur akan membutuhkan waktu lama.

2. Menyiapkan material cokelat

ilustrasi daun kering (unplash.com/martin_sepion)

Material cokelat memiliki kandungan karbon, salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk proses pengomposan. Material cokelat dapat berupa daun-daun kering, tanah bekas, ranting, sabut kelapa, serbuk kayu, kertas koran, cacahan kertas bekas, atau apa pun dapat ditemukan di sekitar lingkungan rumahmu.

Material cokelat yang perlu kamu ketahui, antara lain daun kering sudah dalam keadaan “mati”, ranting pohon tidak terlalu tebal, sabut kelapa yang diurai dulu, dan material kertas yang dipotong-potong menjadi ukuran kecil. Selain itu, material cokelat biasanya berwarna cokelat gelap atau terang.

3. Menyiapkan komposter dan bioaktivator

Komposter sebagai wadah untuk proses pengomposan (dok. pribadi/Annisa Anggraini)

Komposter sebagai wadah untuk proses pembuatan kompos. Komposter dilengkapi kran untuk mengeluarkan pupuk cair di bagian bawah wadah komposter dan di dalamnya terdapat wadah saringan untuk menampung material padat.

Bioaktivator adalah nama istilah lain effective microorganism (EM). Bioaktivator berbentuk cairan yang di dalamnya terdapat kumpulan ragam mikrob fermentative. Perannya untuk proses pembusukan material organik. Komposter dan bioaktivator dapat dibeli dalam satu paket di toko daring maupun luring, salah satunya Sustaination.

4. Memulai proses mengompos

ilustrasi mengompos (dok. pribadi/Annisa Anggraini)

Ketika membeli komposter dan bioaktivator, kamu akan mendapat sebuah kertas panduan tentang cara mengompos. Selanjutnya, ikuti langkah-langkah cara mengompos tertulis di panduan dari awal sampai akhir.

Tahap pertama, material cokelat ditaruh di bagian bawah wadah komposter, kemudian sampah dapur yang sudah dicacah bisa dituang di atas lapisan material cokelat. Tahap kedua, semprotkan cairan bioaktivator ke lapisan sampah dapur, lalu tuang lagi material cokelat di atas lapisan sampah dapur sampai tertutup. Akhirnya, semua tahap cara mengompos selesai, lalu menunggu proses pengomposan selesai.

5. Aplikasikan ke tanaman

ilustrasi memasukkan kompos ke pot tanaman (pexels.com/Gustavo Fring)

Proses pengomposan sampah dapur di dalam komposter membutuhkan 3—4 minggu atau kurang lebih 1 bulan. Hasil kompos terlihat bagus apabila memiliki ciri-ciri warna hitam, tidak berbau, dan material organik benar-benar terurai dengan baik.

Kompos dapat dipanen dan siap diaplikasikan ke tanaman kesayanganmu di rumah. Selain itu, kamu bisa mencampurkannya untuk membuat media tanam yang baru.

Mengolah sampah sisa dapur untuk dijadikan kompos ternyata simpel dan dapat dilakukan oleh siapa pun di rumah. Hal ini sangat membantu untuk mengurangi timbunan sampah di TPA, mencegah pemanasan global, dan menjaga keseimbangan ekosistem alam. Yuk, kamu coba dari sekarang!

Ditulis oleh: Annisa Anggraini (Disabilitas Rungu/Tuli Peserta TIKO “IDN Times Writing Academy”)

Berikan Komentar

Your email address will not be published.