Blog post

Tips Pekerja Berpartisipasi dalam Membangun Budaya K3

12/07/2022Kontributor Blog by Klob

Ditulis oleh: Annisa F. Solichah
(Klik untuk melihat Profil Klob)

Halo Klobbers! Budaya keselamatan kerja adalah interelasi dari tiga elemen yaitu leadership (komitmen pimpinan), person (manusia yang peduli K3) dan process (proses kerja yang aman). Kali ini kita bahas pekerja sebagai person, maka budaya K3 tidak akan tercipta jika hanya satu orang atau segelintir orang saja yang memahami atau berkomitmen terhadap keselamatan kesehatan kerja tetapi semua pihak yang terikat dengan perusahaan harus terlibat. Lalu bagaimana caranya membangun keterlibatan pekerja? Keselamatan dan Kesehatan Kerja bukan hanya tugas seorang ahli K3 tetapi tugas keseluruhan pekerja sehingga dalam pencapaian budaya K3 diperlukan keterlibatan pekerja dari semua jenjang.

Keterlibatan pekerja bisa  diawali dengan komunikasi yang baik yaitu komunikasi dua arah, yaitu pekerja diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide atau rekomendasi perbaikan keselamatan dan kesehatan kerja. Dibawah ini ada beberapa tips untuk membangun rasa keterlibatan pekerja dalam budaya K3:

Komitmen manajemen

Komitmen perusahaan biasanya berupa kebijakan tertulis yang secara jelas dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja, sehingga seluruh pekerja memiliki kewajiban untuk mengikuti kebijakan K3 tanpa kecuali, tanpa memandang jabatan apapun. Komitmen nyata ini terbukti dengan adanya upaya upaya dalam pemenuhan standar K3 yang baik misalnya: tersedia fasilitas yang memadai (klinik perusahaan, ruang laktasi, dll) dan peralatan penunjang K3 (peralatan P3K, peralatan pemadam kebakaran, mesin dengan pengaman mesin yang terus memerus di modifikasi lebih aman), dll.

Peraturan dan Prosedur K3 yang jelas

Selain berkomitmen, manajemen juga bertanggung jawab dalam menetapkan peraturan dan prosedur K3 serta memonitoring apakah peraturan sudah diperbaharui secara berkala dan disosialisasikan sehingga seluruh pekerja memiliki persepsi yang sama terhadap prosedur tersebut. Peraturan dan prosedur yang ditetapkan bertujuan untuk mencegah dan mengurangi bahaya atau kecelakaan kerja sesuai dengan tujuan perusahaan dalam berkomitmen dengan K3.

Reward

Tidak mudah dalam membangun budaya K3, persepsi baik pekerja terhadap K3 mampu membuat mereka bekerja secara selamat dan mengikuti prosedur keselamatan. Jika persepsinya baik maka kasus kecelakaan kerja di perusahaan akan berkurang apalagi yang disebabkan oleh tindakan yang tidak aman, misalnya: tidak mengikuti SOP, tidak mengenakan APD, dll.

Pada awalnya mungkin perlu ada reward sebagai dorongan agar mampu melibatkan, memberdayakan dan mendorong pekerja untuk mendukung K3 ini, misalnya pelaporan bahaya atau hampir bahaya (nearmiss) karena pekerja merupakan orang yang terlibat secara langsung dengan bahaya kerja yang ada di lapangan. Selain ini keaktifan pekerja juga bisa dilakukan dengan menjalankan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan SOP keselamatan dan tahap keterlibatan tertinggi adalah mau menegur atau mempengaruhi pekerja lain untuk mengutamankan K3.

Punishment

Perilaku pekerja merupakan persepsinya terhadap keselamatan kesehatan kerja sehingga dibutuhkan punishment jika terjadi kelalaian atau pelanggaran terhadap K3. Saat persepsinya buruk maka akan terjadi banyak pelanggaran K3 dan kasus kecelakaan kerja yang berat. Hal ini dikarenakan kecelakaan kerja sering diakibatkan tindakan yang tidak aman atau perilaku pekerja yang mematuhui keselamatan saat ada yang mengawasi sehingga budaya K3 tadi belum tertanam sebagai kebutuhan tetapi sebagai kewaspadaan agar tidak ditegur oleh atasan.

Diatas adalah upaya yang bisa dilakukan agar terciptanya budaya K3 di lini pekerja. Semoga informasi diatas bermanfaat untuk mengenal profesi HSE. Salam safety, budayakan keselamatan kerja !

 

Referensi:

7 Kunci Sukses Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan (safetysign.co.id)

Berikan Komentar

Your email address will not be published.