Blog post

Memahami Pentingnya Realistic Optimism dalam Hidup

12/07/2022Dwi

Hi Klobbers!

Istilah “optimis” atau “optimisme” mungkin bukan hal yang asing didengar, baik dari percakapan sehari-hari, media seperti televisi atau radio, bahkan melalui berbagai media sosial. Kata-kata tersebut juga mungkin sering kamu dengar saat mengikuti berbagai acara yang diisi oleh motivator atau pun disebutkan dalam buku-buku untuk meningkatkan kualitas diri (self-improvement). Lalu, apakah optimis merupakan hal yang baik?

Apa itu Optimisme?

Menurut KBBI, optimisme merupakan paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, atau bisa juga diartikan sebagai sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal. Melansir dari Psychology Today, bagi kebanyakan psikolog, optimisme mencerminkan keyakinan bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang dialami individu pada umumnya akan mendapat hasil positif. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa optimisme lebih menjadi cara seseorang menjelaskan penyebab suatu peristiwa. Orang yang optimis cenderung melihat penyebab kegagalan atau pengalaman negatif sebagai hal yang sementara daripada permanen, dan eksternal daripada internal.

Nah,menjadi orang yang optimis ternyata juga membawa manfaat baik lho! Orang yang optimis memiliki sudut pandang yang lebih sehat dan cenderung lebih sehat juga secara fisik (tidak terlalu rentan terhadap efek negatif penyakit, kelelahan, dan depresi) dibandingkan dengan orang-orang yang lebih pesimis. Namun, jika memiliki kepercayaan bahwa masa depan hanya akan dipenuhi oleh hal-hal yang positif juga tidak baik, karena dikhawatirkan dapat membuat indvidu mengambil risiko yang tidak perlu nantinya. Misalnya dalam hal keuangan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa menjadi orang yang optimis (optimist) merupakan hal yang baik ya, Klobbers. Akan tetapi, apakah kamu termasuk orang yang memperhitungkan juga berbagai permasalahan atau tantangan yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan yang kamu inginkan? Ataukah kamu berpikir bahwa semuanya akan terjadi begitu saja sesuai dengan yang kamu bayangkan, tanpa perlu mengeluarkan usaha untuk mewujudkannya? Hati-hati ya, jangan sampai kamu menjadi orang yang unrealistic optimist, Klobbers.

Apa itu unrealistic optimist? Yuk, simak penjelasan berikut ini mengenai perbedaan antara orang yang optimis realistis (realistic optimist) dan orang yang optimis namun tidak realistis (unrealistic optimists), serta mengapa kita perlu optimis realistis (realistic optimism) dalam menjalani hidup.

Apa Perbedaan Realistic Optimist dan Unrealistic Optimist?

Menurut Harvard Business Review, realistic optimist merupakan individu yang percaya bahwa mereka akan sukses, namun juga diperlukan beberapa hal penting seperti usaha, perencanaan yang matang, kegigihan, dan memilih strategi yang tepat untuk dapat mewujudkannya. Dengan kata lain, individu menyadari bahwa sangat penting bagi mereka untuk berpikir matang tentang cara menghadapi berbagai rintangan yang akan datang. Persiapan ini dilakukan hanya untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka pada kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan sesuatu.

Sedangkan unrealistic optimist merupakan individu yang percaya bahwa kesuksesan akan datang pada diri mereka. Mereka percaya bahwa alam semesta akan menghargai semua pemikiran positif yang dimiliki, atau entah bagaimana caranya semua hambatan yang dimiliki akan hilang begitu saja.

Mengapa Realistic Optimism Menjadi Hal yang Penting?

Jika kamu percaya bahwa jalan menuju kesuksesan akan berlika-liku, maka kamu akan memberikan usaha lebih untuk mencapai kesuksesan tersebut. Kamu akan mempersiapkan berbagai rencana untuk menghadapi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan mampu bertahan lebih lama dalam menghadapi kesulitan.

Sementara itu, unrealistic optimist akan mengatakan bahwa kamu berpikir negatif saat mengutarakan kekhawatiran, merasa ragu, atau terlalu lama memikirkan berbagai rintangan yang menghalangi kamu dalam mencapai tujuan. Padahal, pemikiran seperti ini sebenarnya menjadi hal yang wajar terjadi dalam usaha mencapai keberhasilan. Jika kamu hanya berfokus pada hal yang diinginkan namun mengabaikan hal lainnya, maka jenis pemikiran ini dapat dikatakan naif atau sembrono. Akibatnya, kamu bisa merasa sangat kecewa saat ada rintangan yang datang dan menghalangi gambaran kesuksesan yang telah dibayangkan.

Realistic optimism menjadi hal yang penting dalam hidup, bukan hanya dalam menempuh pendidikan atau bekerja, namun juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh sederhana, kamu optimis bahwa mampu datang tepat waktu ke acara seminar penting yang sudah kamu tunggu-tunggu sejak lama. Namun, kamu juga realistis dengan berpikir bahwa ada berbagai rintangan yang mungkin terjadi, seperti kemacetan yang tidak dapat dihindari, cuaca ekstrem, atau urusan lain yang tiba-tiba muncul dan menghalangi rencana kamu. Jika kamu optimis namun realistis, maka kamu akan memperhitungkan berbagai masalah yang bisa muncul serta menyusun rencana untuk menghadapinya. Jadi, kamu bisa lebih siap dan percaya diri dalam mewujudkan goal yang telah kamu rencanakan.

Lebih lanjut, melansir dari Forbes, realistic optimism merupakan kompetensi yang dapat dan perlu dikembangkan. Bercermin dari pandemi Covid-19 yang terjadi, kita tidak pernah tahu seperti apa kondisi dunia dalam beberapa bulan atau tahun mendatang. Dalam menghadapi berbagai ketidakpastian seperti ini, realistic optimism menjadi hal yang diperlukan. Dengan optimis tapi realisitis, akan membantu kita untuk memperhitungkan semua keadaan krisis yang mungkin terjadi, namun tetap memberi harapan bagi kita untuk masa depan.

Kesimpulan

Nah Klobbers, harap diingat bahwa dalam menjalani hidup, kita memang perlu optimis. Tapi, kita juga perlu mengimbanginya dengan berpikir realistis agar mampu mempersiapkan langkah-langkah untuk mencapai goal atau kesuksesan yang diimpikan. Semangat ya Klobbers, good luck!

Berikan Komentar

Your email address will not be published.