Blog post

Impian; Bagian Penting dalam Perjalanan Kehidupan

12/07/2022Kontributor Blog by Klob

Ditulis oleh: Fitri Septyaningrum Santoso
(Klik untuk melihat Profil Klob)

Berawal dari saya menginjakkan kaki di Universitas Swasta bernama Universitas Darma  Persada yang bernaung di bawah Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Jepang (PPIJ). Universitas  Darma Persada memiliki integritas yang cukup baik dalam kurikulum setiap Program studi yang  terdapat pada masing-masing Fakultas. Saya menempuh pendidikan (kuliah) di Fakultas Ekonomi  Program Studi Manajemen peminatan Keuangan. Pada saat saya ingin mendaftar dan melengkapi  administrasi tadinya saya bimbang untuk menentukan apakah pasti saya akan memilih Fakultas  Ekonomi Jurusan Manajemen. Karena pada saat itu Universitas Darma Persada masih menyandang  Universitas yang Unggul pada Fakultas Sastra program studi “Sastra Jepang”. 

Tetapi saya tipikal orang yang percaya dengan kata hati dan terutama kemampuan (passion) apa yang  paling dominan terhadap diri saya. Hmm… sungguh dramatis atau bisa dibilang lebay terdengar nya  suatu kata yaitu “kata hati” yaa para pembaca yang saya hormati dan kasihi. Pada semester 1 dan 2  saya mengalami fase ketidakpercayaan terhadap diri sendiri bahwa sebenarnya saya mampu untuk  menjalankan perkuliahan dengan baik. Nilai yang sudah terlihat kurang bagus pada beberapa mata  kuliah dalam semester awal-awal tersebut. Tetapi saya optimis kembali karena saya mengingat impian  saya yaitu ingin menjadI seorang Dosen. 

Impian yang berawal dari pikiran seorang gadis yang masih muda kalau zaman sekarang disebut “anak  yang berfikiran belum matang” seperti buah durian saja jika belum mengkel terlihat belum  matang yaa para pembaca. Hehehe… ini just kidding lho ya para pembaca terkasih. Pada saat saya  berada di fase semester 3 saya merasa optimis akan dapat menaikkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)  lebih tinggi dari sebelumnya. Terbukti saya mendapatkan IPK yang maksimal dengan nilai 3.83 di  semester 3 sedangkan pada semester 1 IPK 3.20 & semester 2 IPK 2.97.  

Saya merasa sangat semangat menjalani perkuliahan dan berjuang dengan maksimal agar nantinya  dapat mewujudkan impian saya sebagai seorang Dosen. Karena sejati nya saya beranggapan bahwa  menjadi seorang pengajar yaitu Dosen haruslah memiliki ilmu secara luas tentunya dalam lingkup nya,  memiliki integritas diri yang kuat dan bisa mempertanggungjawabkan ilmu-ilmu yang diberikan nanti  nya agar ilmu tersebut dapat memberikan syafa’at (manfaat) terhadap orang yang menerima nya. 

Sehingga saya berkesempatan mengambil skripsi di semester 7 yang tentunya maju lebih cepat dari  yang semestinya pada semester 8. Pada saat saya mengambil skripsi sempat dilema untuk memilih  Dosen Pembimbing. Saya anak bimbingan satu-satunya Dosen Pembimbing peminatan Keuangan saya  waktu itu. Hal menarik nya juga pada sewaktu saya berkesempatan menyusun skripsi terhadap beliau  sedangkan beliau belum pernah hanya menangani satu anak bimbingan saja pada tahun-tahun  sebelumnya. 

Beriring berjalannya waktu alhamdulillah tak terhingga saya panjatkan syukur kepada Allah SWT  karena skripsi saya lolos pada tahap Seminar Proposal. Dosen Pembimbing dan para Dosen Penguji  menyetujui bahwa skripsi saya telah memenuhi persyaratan untuk dapat melanjutkan ke tahap  berikutnya yaitu sidang skripsi. 

Di dalam ruangan sidang saya terasa gugup karena adanya khawatir yang mungkin semua orang  rasakan. Terlintas dalam pikiran hal-hal yang bisa terjadi jika para Dosen Penguji maupun Dosen  Pembimbing memberikan pertanyaan yang sulit atau bisa dikatakan konteks nya diperluas dengan  topik skripsi yang saya buat. Tetapi dugaan saya tersebut hanya kekhawatiran belaka alhamdulillah  saya bisa menjawab pertanyaan yang bobot nilai nya cukup tinggi pada saat sidang skripsi. 

Pada akhirnya waktu yang dinantikan juga waktu yang menegangkan untuk saya dan teman-teman  tiba. Saya dan teman –teman masuk ke ruang sidang dengan wajah yang seperti kepiting rebus.  Hehehe… wajah dimana memerah dan berkeringat mungkin teman-teman juga sangat tegang dengan  hasil yang akan segera kita tau dan dengar bersama di hadapan para Dosen Penguji dan Dosen  Pembimbing.

Akhirnya satu per satu dari kami diumumkan hasil skripsi yang sudah kami presentasikan di hadapan  para Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing. Saya terharu mendengar nilai yang didapat yaitu nilai  paling tinggi A. Teman-teman dekat saya sudah berada di pintu keluar ruangan sidang untuk  memberikan ucapan selamat atas hari itu dimana perjuangan untuk menghadapi Tugas Akhir sebagai  Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Darma Persada. 

Saya bertekad akan melanjutkan Pendidikan saya selanjutnya ke tahap Sekolah Pasca Sarjana (S2)  untuk bisa menjadi Dosen. Tetapi saya tidak ingin membebani kedua orang tua saya lagi yang  membiayai sekolah S2 nantinya. Saya lulus pada tahun 2020 dan pada tahun itu datang virus yaitu  COVID-19 yang membuat masyarakat menjadi waspada dan takut bertemu terlebih bersosialisasi  dengan orang lain di dalam rumah maupun di luar karena virus ini membuat daya tahan tubuh manusia  cepat lemah sehingga bisa mematikan. 

Saya tidak berdiam diri dengan situasi seperti itu justru saya memiliki ide untuk menjadi guru les  privat tetapi saya inginnya bekerjasama dengan lembaga atau bisa disebut tempat bimbel. Mengapa  saya berpikir demikian ???. Tentu saya ingin mempunyai pengalaman terlebih dulu dan jika di  lembaga ada ketentuan-ketentuan yang sudah berbadan hukum jika pelanggaran dilakukan baik saya  sebagai pengajar (Tutor) maupun wali siswa/siswa akan diberikan sanksi tergantung kesalahan apa  yang dilanggar dan sanksi akan diberikan sesuai kadar nya. 

Saya diterima oleh beberapa lembaga yang cukup baik reputasi nya dan saya cukup banyak ditawarkan  mengajar untuk beberapa orang siswa dari berbagai tingkatan. Saya pertama kali mengajar di suatu  bimbel mendapatkan kesempatan mengajar mahasiswi semester dua yang program studi nya ternyata  sama dengan saya yaitu Manajemen. Saya senang bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama  kuliah terhadap bidang pekerjaan saya hingga saat ini sebagai pengajar. Rasanya bangga dan lega  karena saya meyakini berhasil dalam menyerap ilmu-ilmu pada saat di bangku kuliah. Perasaan itu  timbul karena setiap saya memberikan modul pembelajaran untuk mahasiswa tersebut mudah diterima  dan menyeluruh sehingga yang mempelajari bersemangat untuk membaca.  

Beberapa kesempatan saya mengajar tingkat anak TK maupun SD. Kebanyakan jenjang TK yang  ingin persiapan masuk SD sedangkan jenjang SD tingkatan kelas 2. Awalnya saya merasa terharu  karena tanpa diduga saya yang sebelumnya tidak pernah berpikir sebagai pengajar jenjang TK dan SD.  Tetapi saya sejenak berdiam diri lalu memikirkan apakah akan saya tangani jenjang TK dan SD ini.  Esoknya, saya sudah mengambil keputusan bahwa tidak masalah sebagai pengajar jenjang apapun itu. 

Suatu hari saya dipertemukan oleh seorang anak laki-laki berusia 6 tahun. Kesan pertama saat bertemu  anak ini belum terlihat nyaman diantara kami. Saya perlu beradaptasi dulu dengan anak tersebut.  Tetapi Allah rupanya mempunyai rencana indah untuk saya. Bertemu dan mengajar anak tersebut yang  sampai saat ini masih menjadi pengajar untuknya. Pada bulan pertama Abang sudah senang dengan  metode pengajaran saya. 

Setiap bulan nya Abang les dengan saya seminggu 2 kali. Saya tidak menduga jika Abang ini ingin  terus dekat dengan saya. Suatu ketika ibu nya menyampaikan kepada saya bahwa Abang berkata kepada kedua orang tua nya kalau ingin belajar dengan guru les hanya sama saya.  

Tak terasa waktu berjalan saya masih dipercayai oleh kedua orang tua nya untuk membimbing Abang  dalam pelajaran. Sudah masuk 2 bulan schedule Abang berubah atas dasar permintaan ibu nya  terhadap saya untuk menambah sesi menjadi seminggu 4 kali. Terhitung sudah saya sebagai pengajar  untuk anak tersebut 1 tahun 2 bulan. Anak tersebut mempunyai keceriaan yang begitu luar biasa dan  sangat menyenangkan hati saya jika ia sudah berbicara dan bersenda gurau. 

Tutur kata nya yang sopan, lembut dan baku membuat hati saya terenyuh jika ia berbicara dengan  siapa pun di sekitarnya. Setiap sesi les berlangsung saya dan siswa tersebut yang saya panggil  “abang” selalu bersenda gurau sambil mengerjakan latihan yang saya berikan. Abang selalu ceria dan  sangat menghibur dengan tingkah dan perkataan nya.

Saya berpikir anak ini dapat menebar kebaikan dimanapun dan dengan siapa pun. Dengan adik nya  saja ia sangat menyayangi ditunjukkan dengan sikap yang manis dan romantis kepada adik nya.  Rasanya setiap saya mengajar dan merasakan kebersamaan Abang dengan adik nya ini hati saya terasa  nyaman dekat dengan siswa saya ini. 

Pada akhir nya Abang akan mulai sekolah pada pertengahan juli tahun ini di tahun 2022 ia mau masuk  Sekolah Dasar (SD) dengan semangat yang menggelora. Kalau kata anak jaman NOW “Semangat 45”.  Saya yakin Abang mampu mengikuti pembelajaran di sekolah karena ia anak yang memiliki semangat  tinggi dan keceriaan yang belum tentu anak seusia nya miliki. 

Saya jadi mengerti arti dari impian yang sebenarnya ada dalam kehidupan setiap manusia. Saya  menyadari bahwa impian saya ingin menjadi seorang Dosen masih diuji ke depan nya. Harus  mengalami dan menikmati perjalanan di depan bahkan saat ini saya sudah bisa merasakan. Saya  sampai saat ini masih senang dan menikmati sebagai Tutor di beberapa lembaga untuk membimbing  siswa-siswa. Tetapi saya penuh keyakinan pada saat ini bahwa perjalanan menuju menjadi seorang  Dosen dengan melewati sebagai seorang Tutor terlebih dulu yang siap membimbing siswa-siswa dari  berbagai tingkatan.  

Inilah kisah impian saya yang masih terus saya perjuangkan para pembaca terkasih… Banyak  pelajaran kehidupan dan pemahaman suatu kehidupan yang dapat saya ambil dan pelajari. Semoga  dari artikel yang saya tulis dan bagikan ini dapat memberikan spirit dan motivasi lebih untuk para  pembaca terkasih. 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.