
Creator Economy dan Karier sebagai Content Creator
Ditulis oleh: Anisa Suci Lestari
(Klik untuk melihat Profil Klob)
Munculnya pandemi COVID-19 meningkatkan penggunaan internet baik dalam mencari informasi, inspirasi, ataupun hiburan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh content creator untuk terus berinovasi untuk menarik perhatian audiens. Dengan kepopuleran pekerjaan tersebut muncul istilah Creator Economy sebagai salah satu tren ekonomi digital. Kemudian apa hubungan antara creator economy dan content creator?
Creator Economy
Creator economy, mewakili influencer dan kreator media sosial yang memonetisasi konten secara online mulai dari blogger hingga gamer live-streaming. Platform yang paling banyak digunakan content creator yaitu YouTube, TikTok, dan Instagram. Saat ini 90% konten teks, audio, foto dan video dibuat content creator secara independen. Tren ini muncul selama dekade terakhir ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 membuat tumbuh semakin kuat. Jutaan orang secara tiba-tiba mempunyai waktu untuk membuat konten. Seperti Khaby Lame yang menjadi bintang nomor dua TikTok dengan 135 juta pengikut dan menghasilkan antara $50.000 – $84.000 per sponsored post. Kemudian ratusan juta lainnya mencari hiburan selama lockdowns dan karantina.
Keberhasilan content creator didukung oleh kemajuan teknologi, ide-ide hebat, serta kamera smartphone yang berkualitas tinggi. Berbagai platform meluncurkan perubahan yang memudahkan content creator bekerja lebih strategis dan meningkatkan mata pencaharian di masa depan. Content creator juga mendorong pertumbuhan pekerjaan di sektor produksi video, seperti asisten peneliti, videographer, editor atau penulis sebagai freelancers.
Sekitar 2,3 juta dari 50 juta content creator menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan penuh dengan penghasilan yang menjanjikan dan kemungkinan jumlahnya akan meningkat di masa depan. Hal ini menjadikan YouTuber, atau influencer Instagram sebagai karier yang menggirukan secara finansial. Bahkan sebuah survei menyatakan bahwa anak berusia 8-12 tahun bercita-cita menjadi YouTuber (29%) daripada astronot (11%).
Cara menghasilkan uang sebagai creator economy
-
Brand collaborations dan influencer marketing
Berkolaborasi dengan berbagai merk menjadi sumber pendapatan terbesar bagi sebagian besar content creator. Menurut survey Influencer Marketing Hub, 77% content creator bergantung pada kesepakatan merk sebagai aliran pendapatan utama. Cara yang paling mudah yaitu program afiliasi dimana content creator mempromosikan merk tententu dalam konten. Jika audiens mengikuti tautan yang ditampilkan dan membeli produk merk itu, content creator menerima komisi. Beberapa merk membayar content creator sangat bervariasi, tergantung pada kesediaan merk untuk membayar.
-
Mengubah Personal Brand menjadi Business Personal
Personal brand sangat penting bagi content creator untuk menampilkan diri kepada audiens dan menimbulkan feedback yang baik terhadap konten yang dibuat. Adapun salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan pendapatan tambahan dengan mengubah personal brand menjadi business brand.
Misalnya Dude Perfect yang memiliki 55juta subscribers di YouTube yang dimulainya pada tahun 2009 dengan membuat video komedi dan olahraga.
Seperti hal nya di Indonesia, Rafi Ahmad dengan brand RA Jeans yang menghadirkan aneka produk fashion, youtuber Indonesia Atta Halilintar dengan brand AHHA/ Atta Halilintar Habit serta youtuber Ria Ricis dengan brand Hijab Ricis by Khaira.
Tantangan menjadi Content Creators
Setiap pekerjaan tentu memiliki tantangan yang akan selalu dihadapi termasuk menjadi content creator. Maka, untuk kamu yang ingin menjadi content creator, beberapa tantangan yang akan kamu hadapi diantaranya.
Pertama, fragmentasi audiens dan terlalu banyak platform yang bersaing.
Kedua, dengan mengikuti tren konten yang cepat, membuat content creator harus mengikuti perkembangan agar tetap relevan. Dalam fitur di New York Times, content creator menyebutkan adanya tekanan saat mengikuti tren dan menghasilkan konten dengan cukup cepat. Terutama pada platform seperti TikTok di mana algoritme memutuskan apa yang muncul di halaman utama. Hal ini menyebabkan tren meledak dan memudar dengan cepat. Kemudian mengikuti algoritme tidak transparan membuat pembuatan konten stress dan kelelahan.
Ketiga, adanya asumsi algoritma yang tidak transparan dalam pemilihan konten mana yang menjadi viral dan konten mana yang langsung terlupakan. Hal tersebut dikarenakan algoritma yang terus berubah dan pembaruan platform yang sangat cepat.
Creator economy menawarkan peluang, platform, dan alat bagi content creator untuk mendistribusikan dan memonetisasi konten. Agar konten tersebut diminati oleh audiens, creator juga harus menyusun strategi dan fokus pada kekuatan mereka.
Meskipun karir dan penghasilan content creator sangat menjanjikan, tidak semua orang bisa menjadi content creator, melainkan akan ada orang yang hanya menikmati content atau bahkan menjadi sponsor bagi konten yang mereka buat.
Sumber:
WTTW. Diakses dari https://news.wttw.com/2021/09/13/creator-economy-how-social-media-influencers-are-gaining-audiences-earning-money. Pada 15 Juni 2022.
Tastyedits. Diakses dari https://www.tastyedits.com/creator-economy-101-a-comprehensive-guide-to-boost-your-income-as-a-content-creator/. Pada 15 Juni 2022.