Blog post

Strategi Keberlangsungan Perusahaan Keluarga Sahid

21/06/2022Daya Qarsa

Strategi Keberlangsungan Perusahaan Keluarga Sahid Hingga Generasi ke-3

Artikel ini mengangkat sebuah wawancara dalam program Youtube Daya Qarsa: “Daya Qarsa Entrepreneur Talk” episode pertama yang dilakukan oleh Dr Apung Sumengkar, Managing Partner (CEO) Daya Qarsa dengan Hariyadi Sukamdani, Presiden Direktur Hotel Sahid Jaya International dan Ketua Umum APINDO. Keduanya berdiskusi tentang bangkitnya perusahaan keluarga setelah pandemi, khususnya pada keluarga Sahid yang berhasil mempertahankan bisnisnya selama hampir 70 tahun.

Sahid Group adalah perusahaan keluarga yang bergerak di sektor perhotelan, kesehatan dan pendidikan yang didirikan oleh Sukamdani Sahid Gitosardjono pada tahun 1953, berbasis di Indonesia. Menurut Hariyadi Sukamdani, tahun 2020 menjadi tahun yang tidak mudah bagi Sahid Group karena pandemi COVID-19 yang masuk ke Indonesia, bahkan terasa lebih berat daripada krisis ekonomi tahun 1998 silam, bagi industri pariwisata. Tantangan terbesar kala itu adalah berdiskusi dengan karyawan dan mengedepankan transparansi atas situasi perusahaan yang sebenarnya. Bagaimana Sahid Group dapat melewati masa sulit dan mempertahankan keberlangsungannya sampai hari ini?

Perspektif terbaru Daya Qarsa dalam bukunya yang berjudul “Perusahaan Keluarga Bangkit Setelah Pandemi”, yang diluncurkan pada April 2022, memaparkan bahwa hanya sedikit bisnis keluarga Indonesia yang mampu bertahan hingga generasi berikutnya. Data menunjukkan bahwa hanya 13% bisnis keluarga yang bertahan hingga generasi ketiga dan 70% bisnis keluarga di Indonesia tidak mampu bertahan hingga generasi kedua. Padahal bisnis keluarga memiliki peran penting dalam menopang perekonomian Indonesia.

Hariyadi sebagai salah satu penerus perusahaan Sahid generasi kedua mengatakan bahwa menjaga bisnis lintas generasi tidak mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan keluarga, tetapi menurutnya tantangan terberat bagi perusahaan keluarga di Indonesia adalah generasi penerus tidak mau meneruskan karena memiliki ketertarikannya tersendiri.

Terdapat lima hal yang dilakukan oleh Sahid Group dalam menjaga keberlangsungan perusahaannya hingga tiga generasi, yaitu:

1. Fondasi values yang kuat yang diletakkan oleh generasi pertama

Hariyadi mengatakan bahwa pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas. Kedua orang tuanya (pendiri Sahid Group) memiliki legasi untuk membangun perusahaan dan meneruskannya kepada anak-anak, serta berkontribusi membagun negara. Visi, misi, dan values harus diwariskan dari para pendahulu kepada generasi berikutnya.

2. Pendidikan generasi penerus adalah kunci keberlangsungan perusahaan

Kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) harus mumpuni. Saat ini persaingan antar SDM dan bisnis semakin ketat, tetapi opportunity juga semakin luas. Individu harus mampu memanfaatkan peluang yang ada. Pada akhirnya, SDM lah yg menentukan kesuksesan perusahaan manapun.

3. Adanya gender equality

Anak laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama sehingga memiliki hak yang sama dalam memimpin perusahaan. Para pendahulu selalu mengedepankan demokrasi keluarga dan memiliki pandangan yang cukup moderat pada masa itu. Sampai pada hari ini, baik generasi penerus laki-laki dan perempuan menjalankan tanggung jawabnya masing-masing dan terhindar dari konflik.

4. Generasi penerus bekerja di luar grup

Bagi Sahid sumber daya manusia dan kompetensinya adalah kunci keberlangsungan perusahaan. Untuk dapat memenuhi kompetensi secara maksimal, Sahid memberikan kesempatan bagi generasi penerus untuk bekerja di luar grup perusahaan sebelum memimpin grup perusahaannya. Harapannya adalah generasi penerus dapat belajar bagaimana bekerja secara profesional dan belajar dipimpin oleh orang lain sebelum memimpin sehingga tahu bagaimana sikap pemimpin yang baik. Hal ini juga akan mendorong generasi penerus untuk dapat memiliki cara pandang yang lebih luas dan berbeda, yang pada akhirnya memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. “Belajar di luar dan membawa pulang ke rumah,” kata Hariyadi.

Perusahaan keluarga harus membangun fondasi yang kuat dan jangan takut untuk melepas generasi penerus keluar grup untuk beberapa waktu. Kembali pada poin pertama bahwa nilai-nilai harus ditanam sejak dini.

5. Hindari konflik dan pertikaian

Perusahaan keluarga harus menjaga kerukunan, menghindari konflik dan pertikaian antar keluarga. Jika memiliki perbedaan pendapat atau selisih, dapat melakukan diskusi bersama dengan matang dan mencari solusi terbaik bagi perusahaan. Kembali pada poin pertama, para pendahulu Sahid Group telah menitipkan kepada generasi penerusnya bahwa masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang sama sehingga tidak memperebutkan posisi dan kekuasaan yang berakhir pada pertikaian.

Perusahaan keluarga memiliki keunikan jika dilihat dari kekuatan values dan trust yang dibangun. Hal ini juga yang membedakan perusahaan keluarga dengan perusahaan lainnya.

Daya Qarsa dalam bukunya “Perusahaan Keluarga Bangkit Setelah Pandemi”, menemukan bahwa trust adalah elemen “tersembunyi”, namun krusial kehadirannya dalam dinamika perusahaan keluarga. Sementara values membekali pegawai dengan sense of purpose yang akan mendorong disaat krisis melanda. Ketika values antar individu perusahaan bertentangan, trust pun akan berkurang.

Baca lebih lanjut penelitian Daya Qarsa tentang perusahaan keluarga di Indonesia dan perspektif terbaru Daya Qarsa dalam bukunya yang berjudul “Perusahaan Keluarga Bangkit Setelah Pandemi” di website Daya Qarsa.

Berikan Komentar

Your email address will not be published.