Blog post

Rencana Suksesi Calon Penerus Perusahaan Keluarga

21/06/2022Daya Qarsa

Keberlangsungan perusahaan keluarga tidak terlepas dari manajemen suksesi dan tata kelola perusahaan yang baik. Upaya dari perusahaan maupun karyawan keduanya diperlukan untuk memastikan manajemennya dapat berjalan dengan baik. Survei Daya Qarsa kepada pemilik perusahaan keluarga dari berbagai industri di Indonesia menemukan bahwa perusahaan keluarga kerap kali menemukan tiga pola yang terjadi dalam implementasi manajemen suksesi. Pola pertama adalah di mana manajemen senior atau generasi sebelumya kurang atau bahkan tidak ada rasa percaya kepada calon penerus. Mereka merasa lebih memahami bisnis dan takut jika bisnis gagal.

Karena kurangnya kepercayaan, generasi senior cenderung tidak memberikan kendali atau tanggung jawab lebih kepada generasi penerus. Jadinya, generasi penerus hanya bersifat sebagai karyawan yang menerima arahan dan bukan sebagai pemimpin. Pada akhirnya, kapabilitas yang masih kurang dari generasi penerus ini membuat adanya ketidakjelasan mengenai siapa penerus perusahaan kedepannya. Terdapat juga tantangan lain di mana generasi muda yang tidak bersedia untuk menjadi penerus. Lalu, perencanaan dan persiapan yang kurang matang, perbedaan kecocokan antara karyawan dan bisnis, dan cara pandang yang berbeda antar generasi.

Selain manajemen suksesi, penerapan tata kelola perusahaan yang baik juga masih menjadi tantangan. Beberapa perusahaan keluarga masih belum memiliki pembagian peran, tanggung jawab serta wewenang yang jelas untuk setiap jabatan sehingga muncul kesulitan dalam pengambilan keputusan. Mekanisme komunikasi pun belum jelas dan terstruktur untuk bertukar informasi mengenai kondisi bisnis, bertukar pikiran serta mengambil keputusan untuk kemajuan bisnis. Kami telah membahas tentang tata kelola perusahaan keluarga yang baik secara lengkap pada artikel sebelumnya. Kamu bisa cek ya!

Sekarang, mari kita bahas lebih dalam tentang manajemen suksesi perusahaan keluarga.

Kondisi pandemi memang telah membuat banyak perusahaan keluarga menyadari pentingnya manajemen suksesi bagi kelangsungan bisnisnya. Namun, manajemen suksesi merupakan sebuah proses yang membutuhkan waktu dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, terdapat empat (4) hal yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan keluarga mengenai manajemen suksesi.

1. Komunikasi yang terbuka

Pemilik perusahaan atau generasi senior perlu melakukan percakapan secara terbuka dan jujur tentang visi dan misi mereka untuk masa depan perusahaan. Kesempatan kepada keluarga dan generasi penerus untuk menyampaikan pendapat serta aspirasi mereka terkait perusahaan juga harus diberikan.

2. Mulailah sejak dini

Semakin cepat proses manajemen suksesi dilakukan, maka semakin mudah keputusan yang harus dibuat ketika proses transisi dan pergantian harus dilakukan.  Proses persiapan dapat dimulai dengan mengenalkan calon penerus kepada karyawan non-keluarga untuk membangun familiaritas. Familiaritas ini nantinya akan melahirkan rasa percaya dan kerjasama yang dibutuhkan oleh penerus ke depannya. Selain itu, perusahaan keluarga juga harus mempersiapkan penerus dari segi pendidikan dan pengalaman di luar perusahaan.

3. Kecocokan penerus dengan perusahaan

Perusahaan keluarga harus mengatur penugasan langsung di satu atau lebih divisi untuk mengenalkan penerus pada lingkungan dan kondisi nyata perusahaan. Di sini penerus akan dapat melihat kesamaan value dan visi dengan generasi pendiri, serta melihat kecocokan dan kerjasama penerus dengan karyawan.

4. Tata kelola yang baik

Sudah matangnya tata kelola perusahaan agar calon penerus dapat melakukan pekerjaan dengan maksimal dan tidak terkendala.

Peran pemimpin yang mampu memimpin perubahan di masa sulit pun sangat dibutuhkan dalam setiap proses perencanaan dan implementasi peraturan yang dibuat. Peraturan yang telah dibuat human resources (HR) sebaiknya diawasi oleh pemimpin yang memiliki karakteristik seperti, tenang (tidak panik) walaupun dihadapkan dengan kondisi baru dan selalu bersikap positif serta mampu menjaga kestabilan emosi. Tidak menampilkan ketidakberdayaan dan ketidakpastian maupun keresahan yang berlebih. Pemimpin yang dapat memberi perhatian pada detail dan menunjukkan keyakinan dalam tindakan, ucapan, dan keputusannya.

Selain itu, perusahaan keluarga juga membutuhkan pemimpin yang menunjukkan kejelasan dalam tindakan dan kata-kata. Hal ini dapat tercermin dari kepandaiannya dalam membuat action plan yang spesifik, tidak menunjukkan keraguan, serta menghindari hal normatif, umum dan asumsi. Pemimpin juga harus peduli pada orang lain dengan menunjukkan sensitivitas (empati & simpati) terhadap dampak perubahan pada orang lain.

Karakteristik terakhir yang dibutuhkan seorang pemimpin adalah memiliki pendirian yang konsisten sehingga tidak menimbulkan kebingungan berbagai pihak. Dalam pengambilan keputusan, pemimpin harus berlandaskan pada misi dan nilai pribadi sehingga tampil authentic dan dapat dipercaya.

Daya Qarsa telah membantu perusahaan keluarga di Indonesia untuk menghadapi tantangan dalam manajemen suksesi dan berbagai tantangan lainnya yang menghambat kelangsungan bisnis. Anda dapat kunjungi artikel sebelumnya untuk memahami apa saja tantangan yang dihadapi oleh perusahaan keluarga khususnya selama pandemi COVID-19, yang diperoleh berdasarkan hasil survei Daya Qarsa kepada pemilik perusahaan kelurga dari berbagai industri, dan menemukan bagaimana strategi Daya Qarsa dalam mendukung perusahaan keluarga di Indonesia.

Daya Qarsa

Berikan Komentar

Your email address will not be published.