Blog post

Menjadi “Yes Man” di Tempat Kerja: Sehatkah?

21/06/2022Dwi

Halo Klobbers!

Apakah kamu senang membuat orang lain senang? Merasa tidak enak hati apabila berkata “tidak” saat orang lain meminta sesuatu? Mengiyakan permintaan orang lain memang akan membuat orang tersebut senang. Menyenangkan hati orang lain merupakan hal yang baik, namun jika terlalu sering sampai membuat kamu merasa tidak bisa menolak, maka hal itu akan berdampak negatif juga terhadap dirimu.

Bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari, namun hal ini juga bisa berdampak dalam dunia kerja. Ketika seseorang ingin memberikan performa terbaik di tempat kerja agar mendapat penilaian positif oleh atasan merupakan hal yang wajar. Akan tetapi, bagaimana jika sampai merasa tidak mampu menolak permintaan atasan atau bahkan rekan kerja? Apalagi jika hal yang diminta tidak termasuk dalam tanggung jawab atau beban kerja kamu, bisa jadi kamu disebut sebagai “yes man”.  Menjadi “yes man” di tempat kerja memiliki dampak positif dan negatif yang perlu kamu ketahui. Dilansir dari Jagran Josh, berikut penjelasannya.

Kelebihan (Pros) Menjadi Seorang “Yes Man”

1. Dikenal sebagai orang yang siap untuk memberikan bantuan

Seorang “yes man” akan sulit menolak permintaan, baik dari rekan kerja maupun atasan. Dengan demikian, kamu akan disenangi oleh semua orang karena dikenal sebagai orang yang siap untuk memberikan bantuan.

2. Digambarkan sebagai orang yang berpotensi dan terpercaya

Menjadi “yes man” tidak diharapkan untuk menolak permintaan ataupun mengatakan tidak. Terkait urusan pekerjaan di waktu paling pagi hingga malam, kamu diharapkan untuk bersedia kapan saja. Oleh karena itu, kamu akan dipandang sebagai sumber daya yang bernilai dan dapat diandalkan. Mungkin saja rekan kerja dan pihak manajemen akan meminta bantuan kamu untuk mengerjakan tugas-tugas yang kurang atau bahkan tidak diminati oleh orang lain.

3. Mendapatkan kesempatan untuk eksplorasi berbagai ide dan tugas baru

Salah satu kelebihan menjadi “yes man” ialah akan sering mendapat kesempatan untuk mencoba berbagai pengalaman maupun berinteraksi dengan wajah-wajah baru dalam suatu organisasi. Kamu tidak akan merasa bosan karena selalu ada tugas baru yang menanti setiap harinya.

Dampak Negatif (Cons) Menjadi Seorang “Yes Man”

1. Berkurangnya waktu untuk mengerjakan tugas sendiri karena sibuk menolong orang lain

Karena tidak enak menolak permintaan orang lain, kamu akan menerima permintaan dari semua orang. Selain dari tugas yang kamu miliki, orang lain juga akan memenuhi jadwal kamu dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Bahkan, terkadang kamu juga akan dipertanyakan bagaimana cara menyelesaikan berbagai pekerjaan tersebut. Hati-hati ya Klobbers, hal ini bisa mengakibatkan kamu menjadi terlalu banyak bekerja atau overworking yang berdampak negatif pada kesehatanmu.

2. Orang lain memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap diri kamu

Saat kamu menolak permintaan bantuan seseorang, mereka akan membuat image negatif tentang dirimu. Kamu diharapkan untuk menerima setiap tantangan yang datang sehingga banyak orang akan memiliki ekspektasi tidak realistis di luar kapabilitas dirimu.

3. Terganggunya work-life balance

Tidak dapat dipungkiri bahwa kamu akan berjuang untuk menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan profesional. Di saat kamu diminta menyelesaikan tugas dari organisasi, bisa saja di hari yang sama kamu diharapkan untuk menghadiri undangan keluarga maupun teman. Akibatnya, kamu akan merasa bingung dan kesulitan sendiri untuk memenuhi ekspektasi dari semua orang.

Kemudian, bagaimana cara  untuk menolak atau mengatakan tidak? Dikutip dari entrepreneur.com, berikut beberapa tips yang dapat kamu gunakan untuk mengatakan tidak namun tetap profesional:

1. Berikan alasan mengapa kamu menolak

Kamu bisa memberikan penjelasan mengenai tugas yang kamu lakukan sekarang dan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.

2. Berikan pilihan untuk mengambil salah satu tugas yang perlu kamu selesaikan agar dapat mengerjakan tugas yang diminta

Jika workload atau beban kerja kamu sudah tinggi, maka kamu bisa memberitahu hal tersebut kepada atasan atau rekan kerja kamu. Sebagai gantinya, kamu dapat memberikan pilihan kepada mereka untuk mengambil salah satu pekerjaan tersebut agar bisa menyelesaikan tugas yang diminta.

3. Mintalah informasi mengenai timeline tugas yang harus diselesaikan

Kamu bisa menanyakan deadline dari tugas tersebut dan memberi tahu juga apa saja pekerjaan yang perlu kamu selesaikan, beserta dengan deadline-nya. Tanyakan kepada atasan kamu, apakah pekerjaan tersebut perlu lebih diprioritaskan. Kemudian, tugas manakah yang dapat ditunda penyelesaiannya untuk bisa mengerjakan tugas itu. Mintalah bantuan atasan kamu untuk mengelola prioritas dengan menentukan tugas mana yang paling penting diselesaikan segera dan mulailah dari situ.

Demikian penjelasan mengenai pros dan cons menjadi seorang “yes man” di tempat kerja. Apabila kamu merasa tidak nyaman dengan berbagai permintaan pekerjaan tambahan yang sebenarnya bukan tugas kamu, silakan menggunakan beberapa tips di atas. Semoga dapat membantu kamu untuk belajar menolak namun tetap profesional. Harap diingat, jika kamu ingin menjaga atau bahkan meningkatkan produktivitas kerja, maka perlu juga untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja. Bagaimana Klobbers, apakah kamu seorang “yes man” di tempat kerja?

 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.