Perusahaan Keluarga Mengubah Praktik SDM Konvensional
Kesempatan Perusahaan Keluarga untuk Mengubah Praktik SDM Konvensional
Hasil survei Daya Qarsa kepada pemilik-pemilik perusahaan keluarga menemukan bahwa pandemi memberikan perubahan yang sangat drastis dan mendadak yang sangat mempengaruhi orang-orang di dalamnya. Pandemi pun ternyata tidak hanya menjadi risiko kesehatan fisik, tapi juga memberikan risiko yang cukup besar pada kesehatan mental. Maka dari itu, Daya Qarsa melakukan analisa terhadap kelangsungan perusahaan keluarga dengan memperhatikan aspek-aspek krusial yang terdapat di dalam Family Business Diamond Model. Salah satunya adalah aspek Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Cara berpikir dan budaya perusahaan yang masih konvensional cenderung berpotensi menghambat pergerakan bisnis pada masa pandemi yang penuh ketidakpastian ini. Terdapat 6 aspek SDM sehingga praktik-praktik SDM yang konvensional tidak lagi dapat diterapkan karena besarnya perubahan yang terjadi akibat pandemi. Misalnya, adanya kebijakan work from home (WFH) dan social distancing.
-
Training & Development
Perusahaan keluarga membutuhkan kompetensi baru atau meningkatkan kompetensi yang sudah dimiliki. Perusahaan perlu menyediakan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan kondisi saat ini dari segi materi dan teknis penyampaian. Pelatihan ini tidak hanya mengenai kompetensi teknis, tapi perlu dibuat juga pelatihan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan terutama COVID-19 untuk mengurangi resiko penyebaran dan menjaga kesehatan mental. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan adalah:
- Pelatihan mengenai perkembangan dan penggunaan teknologi, inovasi dan kreatifitas.
- Kompetisi inovasi, project bertemakan improvement untuk setiap individu.
- Kelas-kelas yang berkaitan dengan cara menjaga kesehatan dan kesadaran mengenai COVID-19.
- Coaching & Mentoring
Jika sebelumnya perusahaan keluarga memberikan pelatihan dan evaluasi kinerja sumber daya manusianya, saat ini prosesnya harus mulai bergeser ke aspek personal dari karyawan seperti kondisi mental karyawan, motivasi, dan rasa keterlibatannya. Perusahaan keluarga dapat menyediakan sesi pemberian feedback yang berkelanjutan yang dapat meningkatkan pembelajaran, sharing dan transfer knowledge yang terhambat akibat kondisi kerja remote. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan adalah pertama, 1-1 coaching. Kedua, diskusi dengan management terkait industri, bisnis dan kompetensi yang dibutuhkan
-
Employee Engagement
Kebijakan WFH dapat membuat hubungan antar karyawan dan perusahaan terganggu. Akibatnya, karyawan dapat merasa kurang dekat dan terlibat dengan perusahaan. Hal ini juga membuat kenaikan turnover dimana karyawan lebih cepat memilih untuk berpindah perusahaan. Perusahaan harus mampu mempertahankan motivasi, engagement dan kepuasan karyawan di masa yang sulit. Bagaimana caranya? Pertama, perusahaan keluarga dapat membangun kegiatan formal/non-formal untuk meningkatkan keakraban antar karyawan. Kedua, menyediakan program dukungan untuk menghadapi pandemi. Misalnya, pemberian bingkisan paket new normal, dan lainnya.
-
Performance Management
Pengukuran kinerja di masa pandemi dapat menjadi tantangan tersendiri karena perubahan yang terjadi akibat remote working dan kondisi yang menjadi tidak menentu. Misalnya, karyawan merasakan distraksi dari keluarga, perasaan terisolasi, ketakutan terhadap pandemi, dan lainnya. Maka dari itu, perusahaan keluarga memerlukan sebuah pengukuran kinerja karyawan yang lebih akomodatif. Diperlukan juga adanya komunikasi secara rutin untuk melihat apakah target kerja yang sudah ditetapkan masih relevan dengan kondisi bisnis dan mampu dicapai oleh karyawan.
-
Talent Management
Didasari atas kebutuhan perusahaan keluarga terhadap ide dan gagasan baru untuk bertahan di masa pandemi, talent management termasuk manajemen suksesi menjadi penting dilakukan di masa pandemi. Kondisi pandemi memberikan kesempatan bagi generasi yang lebih muda, baik karyawan dan penerus untuk menunjukkan kualitas diri, ide baru, dan penggunaan teknologinya yang lebih fasih. Generasi muda pun biasanya lebih cepat beradaptasi dalam perubahan. Namun, perusahaan juga harus mengelola MPP ya untuk melihat kebutuhan tenaga kerjanya. Adapun contoh aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan adalah:
-
- Pelibatan generasi yang lebih muda dalam diskusi dan rapat dengan manajemen
- Jalur karir yang menarik bagi generasi muda
- Employer branding
-
Safety & Health Management
COVID-19 telah menjadi sumber bahaya baru di tempat yang dapat menjadi sumber stress bagi karyawan. Perusahan keluarga harus memperhatikan kesehatan fisik dan mental karyawannya agar dapat terus produktif dalam bekerja. Karyawan harus merasa bahwa tempat kerja bebas dari bahaya yang dapat menyerang psikologis dan fisik. Beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan adalah:
- Menyediakan tim khusus dengan hotline untuk penanganan kesehatan.
- Menjalankan peraturan terkait pandemi.
- Memberikan paket new normal pada saat bekerja.
Kesimpulannya adalah peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan harus dapat mengakomodasi
perubahan yang terus terjadi akibat pandemi. Penelitian menunjukkan bahwa adanya pedoman dan peraturan tempat kerja yang jelas selama di tempat kerja dapat membantu mengurangi tingkat stress dan meningkatkan kemampuan retensi karyawan. Selain itu, motivasi dan kepercayaan diri karyawan pun dapat meningkat.
Setelah memahami berbagai aspek konvensional dan bagaimana perusahaan dapat melakukan perubahan untuk meningkatkan performa bisnis, perusahaan harus memberikan informasi yang cukup kepada karyawan tentang rencana manajemennya terhadap pandemi.
Kunjungi artikel kami sebelumnya untuk memahami lebih lanjut tentang praktik HR dalam manajemen sumber daya manusia bagi kelangsungan bisnis perusahaan keluarga. Serta artikel lainnya tentang tantangan dan strategi perusahaan keluarga di masa pandemi.