Digitalisasi Servis Menjadi Krusial di Tengah Pandemi
Sejak pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia dan adanya kebijakan work from home, infrastruktur digital menjadi aspek yang harus dimiliki dan berperan sangat krusial bagi perusahaan keluarga. Konsumen digital di Indonesia meningkat dari 144 juta pada 2020 menjadi 165 juta pada 2021. Sebesar 48% telah menggunakan platform daring untuk melakukan pembelian selama pandemi.
Infrastruktur yang masih manual dapat menyebabkan ketidakpastian untuk menunjang kerja jarak jauh di masa pandemi. Daya Qarsa menggunakan Family Business Diamond Model untuk menganalisis fenomena tersebut untuk menemukan bagaimana perusahaan keluarga perlu memperhatikan infrastruktur digitalnya demi keberlangsungan bisnisnya.
Dalam memenuhi kebutuhan internal perusahaan keluarga, terdapat dua infrastruktur yang harus disediakan perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan di tengah pandemi. Pertama adalah infrastruktur digital sebagai penunjang dalam bekerja secara daring selama pandemi, dan kedua, infrastruktur COVID-19 untuk memantau dan memonitor kesehatan karyawan untuk menanggulangi penyebaran virus.
1. Infrastruktur digital
Infrastruktur bisnis yang dikelola dengan baik dapat menjadi kunci keberhasilan perusahaan keluarga selama pandemi. Infrastruktur bisnis digital berupa hardware, software, dan network. Perusahaan juga dapat menambahkan infrastruktur digital yang dapat mendukung jalannya operasional divisi secara daring, misalnya menggunakan Zoom, perlengkapan teleconference, komputer, handphone, dan lainnya. Selain itu, perusahaan harus membuat aplikasi internal untuk sistem yang terorganisir dan terpusat, serta menambah kekuatan koneksi jaringan internet.
2. Infrastruktur COVID-19
Perusahaan keluarga harus menjaga dan memonitor kesehatan karyawan khususnya pada sektor yang banyak memiliki kontak fisik. Mulai dari menyediakan alat pengecekan suhu, sanitizing station, dan tempat karantina pegawai. Membuat aplikasi dan dashboard untuk pemantauan dan assessment kesehatan karyawan. Hingga merealisasikan wearable tech untuk melakukan assessment kesehatan dan performa karyawan selama pandemi.
Tidak hanya infrastruktur penunjang operasional, perusahaan keluarga juga perlu beralih ke digital dalam proses interaksi dengan customer (eksternal).
Dari segi layanan, perusahaan keluarga khususnya industri yang memiliki frekuensi kontak yang sering, seperti perhotelan, F&B, supply chain, dan lainnya harus meluncurkan layanan digital kepada pelanggan. Hal ini untuk mempermudah pelanggan menghubungi layanan perusahaan secara cepat dan tanpa kontak fisik. Beberapa contoh digitalisasi dalam layanan bisnis adalah memanfaatkan QR menu, contact-less check in, online check-in, dan lain-lain. Selain itu, perusahaan keluarga juga dapat menggunakan teknologi terkini berupa IoT (Internet of Things) dalam berinteraksi dengan konsumen.
Dari segi pembayaran, saat ini Bank Indonesia telah mewajibkan seluruh pembayaran non-tunai dengan QRIS sebagai respon terhadap situasi COVID-19. Perusahaan keluarga dapat menambahkan layanan pembayaran digital kepada pelanggan dalam bentuk QRIS, transfer bank, dan e-money card sebagai cara mengurangi kontak dengan pelanggan.
Untuk dapat mempertahankan bisnis selama COVID-19, perusahaan keluarga perlu memperhatikan seluruh aspek krusial yang terdapat di dalam Family Business Diamond Model, tidak hanya Infrastruktur Pendukung. Terdapat emoat aspek krusial pertama lainnya yaitu, Trust & Values, Manajemen Keuangan, Tata Kelola, dan Manajemen Manusia.
Daya Qarsa telah membantu perusahaan keluarga di Indonesia dari berbagai industri untuk menghadapi berbagai tantangan yang menghambat kelangsungan bisnis. Anda dapat kunjungi artikel sebelumnya untuk memahami apa saja tantangan yang dihadapi oleh perusahaan keluarga khususnya selama pandemi COVID-19, yang diperoleh berdasarkan hasil survei Daya Qarsa kepada pemilik perusahaan keluarga, dan bagaimana strategi Daya Qarsa dalam mendukung keberlangsungan perusahaan keluarga di Indonesia.