Pentingnya Digitalisasi Bagi UMKM Indonesia
Tidak Memanfaatkan Digitalisasi, Bisnis UMKM di Indonesia Alami Hambatan dalam Meningkatkan Bisnis
Ada dua jenis hambatan yang dihadapi oleh UMKM, yaitu hambatan manajerial (hambatan dari proses pengoperasian dan perencanaan bisnis) dan hambatan non-manajerial (hambatan di luar dari proses pengoperasian). Hambatan ini ditemukan oleh Daya Qarsa melalui survei kepada lebih dari 500 UMKM di daerah Jakarta dan Surabaya.
Hambatan yang dialami secara garis besar disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas masyarakat sehingga merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat, dan semua orang dituntut mempraktikan digitalisasi termasuk UMKM agar memudahkan dalam mengatur proses bisnis, mencari informasi salah satunya terkait sumber pembiayaan untuk modal usaha hingga memperluas jangkauan pasar agar memperoleh keuntungan yang maksimal.
Apa saja hambatan manajerial yang sering kali UMKM alami?
- Manajemen Karyawan (Human Resource Management)
UMKM kesulitan dalam menangani data terkait karyawan, sistem penggajian, sistem kehadiran/absensi, dan melacak kinerja serta produktivitas karyawannya.
- Sistem Operasi (Operation)
Operasional bisnis yang berhubungan dengan persoalan administrasi, seperti perencanaan, pengelolaan persediaan barang, pengelolaan logistik, dan pencatatan pemasok barang (supplier) sering kali menghabiskan banyak waktu sehingga proses bisnis UMKM menjadi tidak efisien.
- Keuangan dan Pendanaan (Finance/Funding)
UMKM sering kali mengalami kesulitan dalam memperluas jangkauan pasarnya. Hal ini yang menyebabkan UMKM dapat mengalami masalah keuangan karena sedikitnya pendapatan yang masuk.
- Pemasaran dan Penjualan (Marketing & Sales)
Jika tidak memiliki strategi pemasaran dan penjualan yang baik dan tepat sasaran, maka bisnis UMKM dapat mengalami masalah keuangan dan pendanaan. UMKM sering kali memiliki keterbatasan pengetahuan dalam hal pemasaran dan penjualan. Padahal, hal tersebut dapat memberi kesempatan UMKM untuk meningkatkan keuntungan bisnis.
Hambatan-hambatan di atas menyebabkan proses bisnis UMKM menjadi tidak efisien dan dapat membuat pelaku bisnis tidak tepat sasaran dan gagal dalam membuat keputusan.
Hambatan non-Manajerial Lebih Sering Dialami Usaha Mikro dan Kecil
Selain mengalami hambatan manajerial, UMKM juga sering kali mengalami hambatan yang disebabkan oleh faktor motivasi/ tujuan bisnis dan keterampilan sumber daya manusia. Namun, hambatan non-manajerial ini lebih sering dijumpai pada pelaku usaha mikro dan kecil.
- Motivasi Bisnis Didorong oleh Kebutuhan vs Didorong oleh Peluang
Banyak usaha mikro, khususnya di negara berkembang memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Motivasi mereka dalam membangun bisnis sering kali karena faktor kebutuhan sehingga ambisi dalam menumbuhkan bisnis dan memaksimalkan keuntungan pun cenderung rendah.
- Pelaku Berketerampilan Rendah / Berpendidikan Rendah
Faktor lainnya yang menghambat UMKM dalam menumbuhkan bisnisnya adalah keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusia yang terbatas akibat literasi yang rendah.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan UMKM di atas, pelaku bisnis dapat memanfaatkan peluang teknologi digital dalam bisnis dengan beralih pada proses digitalisasi. Artinya, UMKM menggunakan teknologi dan data digital dalam proses bisnisnya untuk memperoleh pendapatan dan meningkatkan performa bisnis.
Kunjungi artikel kami tentang bagaimana UMKM mampu menghadapi tantangan bisnis dengan digitalisasi!