Blog post

Apakah Kamu Seorang Aristocrat atau Learner?

31/05/2022Nadine K

Hi Klobbers!

Sejauh apa kamu memberikan ruang terhadap perbedaan pikiran atau pendapat?

Bagaimana kemampuanmu dalam menghargai kelebihan orang lain, serta keterbukaanmu terhadap pembelajaran dan masukan (feedback) dari orang lain? Hal ini menjadi penting untuk kamu ketahui, karena humility merupakan salah satu sifat penting dari seorang pemimpin, khususnya dalam kesediaan untuk mendengarkan sudut pandang yang berbeda atau bertentangan.

Disini kita akan berkenal dengan 2 tipe orang dengan level humility yang sangat berbeda. Para Aristocrat dengan humility cukup rendah dan para Learner dengan humility tinggi.

ARISTOCRAT

Seorang Aristocrat cenderung kurang terbuka di dalam menerima saran maupun pembelajaran baru. Kamu mungkin adalah seorang Aristocrat jika:

  • Memiliki keyakinan kuat atas kemampuan dan kapabilitas dirimu. Kamu yakin bahwa dirimu memiliki kemampuan berpikir serta pengetahuan yang lebih luas ataupun lebih lebih dalam daripada orang lain.
  • Memiliki keyakinan bahwa pendapat dan pandangan yang kamu miliki mengenai suatu hal didasarkan pada pertimbangan yang kuat. Oleh karena itu, ketika berhadapan dengan orang lain yang memiliki pendapat berbeda, kamu akan berupaya untuk mempertahankan pendapat dan sudut pandangmu mengenai hal tersebut.
  • Cenderung akan mempertanyakan pendapat orang lain, terutama yang berbeda dengan pendapatmu. Kamu memiliki kebutuhan untuk membuktikan kebenaran sudut pandang dan pendapat dirimu sehingga dapat diterima oleh pihak lain.
  • Kebutuhan tersebut membuat kamu kurang memperhatikan kebutuhan orang lain. Kamu bisa jadi melewatkan ide-ide orang lain yang dapat memberikan solusi atau melengkapi idemu. Sikap tersebut juga berpotensi membuat orang lain menjadi enggan untuk menyampaikan ide dan pemikiran mereka.
  • Merasa tidak nyaman ketika mendapat kritik dari orang lain dan ketika pendapatmu terbukti kurang tepat.
  • Mengakui kesalahan bukan perkara mudah bagimu karena buat kamu hal tersebut mengkonfirmasi kekurangan/kelemahan yang kamu miliki.
  • Ingin membuktikan bahwa penilaian negatif orang lain salah dan kamu akan berupaya untuk menunjukkan bahwa kemampuan dirimu lebih baik daripada orang lain.

Untuk terus bertumbuh:

Humility dibutuhkan agar kamu dapat terus mengembangkan diri. Sebagai langkah awal pertumbuhan, kami dapat belajar mengenali lebih dalam kemampuan dirimu sehingga kamu memahami keunggulan dan keterbatasan dirimu sendiri, serta dapat menerima diri sendiri apa adanya. Penerimaan diri yang baik membuat kamu dapat lebih terbuka menerima kritik, pembelajaran baru, perbedaan pendapat dan dapat lebih mengapresiasi keunggulan orang lain. Dengan demikian kamu tidak perlu terus-menerus membuktikan diri dan dapat mulai belajar dari orang lain.

LEARNER

Seorang Learner memiliki keterbukaan di dalam menerima saran maupun pembelajaran baru. Kamu mungkin adalah seorang Learner jika:

  • Memahami kapabilitas atau kemampuan diri secara akurat sehingga kamu mau mengakui kekurangan dan keterbatasan diri sendiri, serta menerima kelebihan diri sendiri.
  • Memiliki tingkat self-acceptance yang baik. Kamu mampu menerima diri sendiri apa adanya sehingga tidak memiliki kebutuhan untuk membuktikan diri kepada orang lain.
  • Tidak menganggap kritik dari orang lain sebagai sesuatu yang menyerang diri dan kredibilitas dirimu.
  • Pemahaman mengenai ketidaksempurnaan dan kekurangan diri membuat kamu lebih terbuka terhadap sudut pandang orang lain.
  • Terbuka untuk mengakui bahwa dirimu tidak sempurna sehingga kamu menerima kemungkinan bahwa orang lain bisa saja memiliki pengetahuan lebih luas dan lebih dalam daripada dirimu.
  • Mampu menyampaikan ide-idemu dengan sikap netral karena kamu memahami bahwa pendapatmu belum tentu yang paling benar atau paling tepat.
  • Tidak bersikap arogan sehingga kamu tidak memaksakan pendapatmu diterima oleh orang lain.
  • Mengakui kesalahan bukanlah suatu yang menakutkan bagimu.
  • Cenderung akan membangun suasana yang memungkinkan semua orang mengemukakan pendapat dan bertukar pikiran agar semua orang dapat berkontribusi.

Untuk terus bertumbuh:

Pertahankan humility-mu dengan senantiasa terbuka terhadap saran, pembelajaran baru dan keunggulan orang lain sehingga kamu dapat terus belajar dari siapa saja dan bertumbuh selalu.

Humility diidentifikasi sebagai menjadi salah satu karakteristik agile leader. Ia merupakan karakteristik individu yang memberikan ruang untuk kesalahan. Intellectual Humility banyak dikaitkan dengan berbagai karakteristik lainnya, salah satunya adalah kesediaan mendengarkan sudut pandang yang berbeda dan lebih siap untuk mencari informasi yang bertentangan dengan pandangan umum yang berlaku. Individu yang memiliki intellectual humility tidak merasa terganggu ketika pemikirannya dikritik ataupun ditantang oleh orang lain.

Hal ini menjadi aspek yang krusial dalam proses pembelajaran. Individu perlu mengenali titik-titik yang tidak diketahui dari sisi intelektual (cognitive blindspot) dan mengakui bahwa pikirannya bukanlah suatu hal yang sempurna dan sangat mungkin kurang tepat dalam memahami suatu hal. Pemimpin yang memiliki humility dapat mendorong terbangunnya iklim kerja yang sehat, dimana ide-ide dapat dengan bebas dikemukakan dan dapat memfasilitasi pertukaran ide. Gimana, Klobbers? Apakah kamu seorang Aristocrat atau Learner?

Berikan Komentar

Your email address will not be published.