Blog post

Women Empowerment dan Media Sosial

13/05/2022Kontributor Blog by Klob

Ditulis oleh: Anisa Suci Lestari
(Klik untuk melihat Profil Klob)

Women empowerment menjadi salah satu cara untuk perempuan menyadari potensi yang dimiliki dan cara untuk perempuan mendapatkan pengakuan. Dalam hal ini media sosial menjadi sebuah platform baru bagi perempuan untuk berdiskusi, berkomunikasi, dan menyuarakan pendapat. Pandemi COVID-19 meningkatkan penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan ide dan sebagai platform untuk memajukan pemikiran tentang perempuan di zaman modern.

Menurut Laporan Napoleon Cat, perempuan menjadi mayoritas pengguna Instagram di Indonesia dengan presentasi sebanyak 52,6%. Kemudian berdasarkan laporan We Are Social pada Januari 2022, perempuan pada kelompok usia 16-24 tahun menghabiskan 193 menit/hari, pada usia 25-34 tahun selama 170 menit/hari, pada usia 147 menit/hari serta usia 45-54 tahun selama 123 menit/hari. Hal ini membuktikan bahwa perempuan menghabiskan waktu luangnya dalam menggunakan media sosial khususnya Instagram.

Tantangan Seorang Perempuan

Dalam Youtube Najwa Shihab, perempuan memiliki keterbatasan yang didominasi oleh laki-laki. Hal ini menjadikan perempuan selalu berfikir untuk berkompetensi bukan berkolaborasi. Ditambah dengan munculnya istilah Queen Bee Syndrome yang menggambarkan sosok perempuan dengan jabatan tinggi di antara para lelaki dan menganggap rendah bawahannya yang perempuan. Sesuai dengan hasil penelitian Workplace Bullying Institute (2006) menyatakan sebanyak 58% perundung ditempat kerja adalah perempuan dan 90% mereka memilih perempuan lainnya sebagai korban.

Padahal setiap perempuan perlu menguatkan satu sama lain serta saling membicarakan pencapaian teman kerja perempuan lainnya karena “Jika laki-laki dipromosikan karena potensinya. Perempuan hanya berdasar performa yang sudah dibuktikannya.”

Seperti perkataan Ihdina Inti Rachma dalam webinar Kartini 4.0: Women Empowerment at Work, bahwa perempuan memiliki banyak tantangan didunia kerja. Dimana ketika laki-laki hanya dengan bekerja akan lebih mudah diapresiasi dan dikenal, dibandingkan dengan perempuan yang memperlukan usaha untuk memperkenalkan karya dan dirinya sendiri untuk diapresiasi.

Women Supporting Women

Pada Juli 2020, para perempuan menggunakan Instagram untuk memposting foto hitam putih dengan #challengeaccepted. Tujuan dari aksi ini yaitu untuk menyatukan perempuan di seluruh dunia pada platform yang sama dan berdiri bersama melawan rintangan yang banyak dihadapi perempuan. Tantangan ini terinspirasi dari cerita peningkatan laporan kasus femisida di Turki. Pendapat lain menurut Cristine Abram, seorang manajer marketing influencer di Later.com munculnya video Anggota Kongres AS Alexandria Ocasio-Cortez yang menerima pernyataan seksis menyebabkan lonjakan posting media sosial feminism dan pemberdayaan perempuan.

Tantangan dengan foto hitam-putih ini diikuti oleh beberapa tokoh Indonesia diantaranya Najwa Shihab, Dian Sastrowardoyo, Wulan Guritno, Titi Kamal, Cinta Laura, Marsha Timothy, Ririn Ekawati, dan Ayu Shita, 

Perempuan Berkolaborasi

Dengan kemudahan mengakses teknologi, perempuan sudah banyak menyuarakan pendapatnya melalui video yang diunggah melalui youtube. Content creator yang terkenal dan menginspirasi seperti Najwa Shihab, menyuarakan pendapatnya tentang susahnya menjadi perempuan dengan segala tantangan yang ada dan bagaimana kita harus terus berproses. Seperti yang disampaikan dalam podcast #IdeasThatMove, Cinta Laura juga terus menyebarkan pentingnya peranan pendidikan bagi perempuan, perlindungan terhadap kekerasan bagi perempuan, pemberdayaan teknologi dan Self Worth yang berasal dari diri sendiri.

Upaya lain yang mendukung women empowerment juga dilakukan oleh Luna Maya dan Marianne Rumantir dengan mengembangkan perusahaan produksi media dan agensi hiburan digital, TS Media. Hampir semua talent yang turut berkolaborasi adalah perempuan. Hal ini memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkarya melalui media untuk menginspirasi, mendidik, dan menghibur audiens dari berbagai segmen perjalanan, kuliner, gaya hidup, hobi, olahraga, dan keuangan.

Women empowerment menjadi salah satu upaya pengakuan bahwa perempuan juga mempunyai potensi dan kecerdasan yang mumpuni serta memunculkan kesadaran bahwa perempuan punya prospek yang luar biasa. Dengan kemudahan dalam mengakses media sosial diharapkan setiap perempuan akan terus saling mendukung satu sama lain bukan saling menjatuhkan. Seperti kata Najwa Shihab, “mendukung hal yang positif bukan berarti kita lemah dan mendukung orang yang berhasil bukan berarti kita menghadapi kegagalan.”  Kemudian beberapa hal yang harus ditingkatkan oleh perempuan yakni skill, berani mencoba dan banyak bergaul dengan orang hebat.

 

Referensi

Madhu Kumari. Social Media and Women Empowerment. Diakses dari https://www.ijstr.org/final-print/mar2020/Social-Media-And-Women-Empowerment.pdf. Pada 30 April 2022.

How Social Media has Empowered Women. Diakses dari https://www.americahousekyiv.org/ah-blog/2020/8/27/7oa987evpi5kuc57j51827oxmqydyp. Pada 30 April 2022.

Pengguna Instragram di Indonesia Mayoritas Perempuan. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/29/perempuan-paling-banyak-gunakan-instagram-di-indonesia. Pada 30 April 2022.

Perempuan Paling Banyak Habiskan Waktu Untuk Mengakses Medsos. Diakses dari https://arahkata.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-1283831723/perempuan-paling-banyak-habiskan-waktu-untuk-mengakses-medsos?page=2. Pada 30 April 2022.

Berikan Komentar

Your email address will not be published.