
Pikulan Beban Ganda pada Wanita Karier
Ditulis oleh: Ucy Sugiarti
Di era sekarang ini, status wanita mengalami perubahan dalam berbagai hal, wanita telah memperoleh pendidikan yang tinggi dan berkesempatan bekerja setara dengan pria. Namun, ketika sudah menikah dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga (peran domestik) atau bekerja di luar rumah (peran publik), maka tak jarang juga memilih untuk bekerja di luar. Hal ini menyebabkan wanita berperan ganda, dengan menjadi pekerja dan menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga, istri, dan mengasuh anak-anak (Ciptoningrum, 2009).
Tak hanya berhenti dari permasalah tersebut, akan banyak permasalahan yang dihadapi oleh wanita peran ganda, seperti mengatur waktu yang baik dengan keluarga hingga mengurus tugas rumah tangga dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Andayani, Hadiwirawan, dan Sokang (2016), seorang wanita sebagai ibu bagi anak-anak dan istri bagi suami tidaklah mudah untuk menyeimbangkannya. Peran wanita sebagai seorang ibu dalam mendidik anaknya dapat dibedakan menjadi tiga tugas, yaitu Ibu yang selalu menyediakan kebutuhan anak-anak, Ibu sebagai teladan atau “model” untuk ditiru oleh anak, dan Ibu juga sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak.
Wanita yang menjalankan peran ganda selalu dituntut untuk berhasil jika tidak menjalankan perannya dengan baik dapat dianggap gagal. Selain itu, stigma yang masih melekat dari masyarakat mengenai perempuan pekerja seringkali dianggap mementingkan pekerjaannya dibandingkan dengan keluarganya. Hal yang mendasari perempuan bekerja ialah untuk membantu suami dalam tambahan penghasilan ataupun terkadang dituntut untuk bisa menjadi kepala keluarga jika suatu saat suaminya meninggal atau bercerai. Maka dengan adanya suatu keadaan tersebut, harus bisa bekerja demi kelangsungan hidupnya dan keluarga.
Selain itu, peran ganda seorang ibu akan berlangsung optimal bilamana mendapat dukungan dari suami. Ada atau tidaknya dukungan dari suami akan berpengaruh terhadap perasaan istri tentang peran gandanya, ia akan merasa terbebani atau merasa puas. Selanjutnya, dukungan dari suami juga dapat berpengaruh pada anak-anak sebab suami akan berpartisipasi dalam pengasuhan anak hingga tercipta keterikatan positif yang kuat antara ayah dan anak (Waspada Online, 2006).
Berdasarkan hasil wawancara dari penelitian yang dilakukan oleh Dian Bagus Mitreka Satata dengan judul “Peran Ibu Dalam Berkarir dan Kehidupan Berkeluarga” di 2020, bahwasanya partisipan lebih memilih untuk berkarir meski sudah berumah tangga dan mengungkapkan bahwa wanita bekerja dapat menurunkan tingkat stress daripada hanya beraktivitas dalam rumah.
Maka dari itu, peran ganda dapat berjalan dengan baik manakala adanya dukungan suami, sehingga istri bisa mengejar karir yang diinginkan dan bisa memberikan kontribusi yang positif, kemudian sebisa mungkin seorang ibu yang bekerja juga bisa dapat menyeimbangkan perannya dan jangan terlalu fokus pada pekerjaan. Wanita yang hebat adalah wanita yang dapat menyeimbangkan peran keluarga dengan peran pekerjaannya.
Referensi :
Hermayanti, D. (2014). Kebermaknaan hidup dan konflik peran ganda pada wanita karier yang berkeluarga di kota samarinda. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2).