Blog post

Pikulan Beban Ganda pada Wanita Karier

13/05/2022Kontributor Blog by Klob

Ditulis oleh: Ucy Sugiarti

Di era sekarang ini, status wanita mengalami perubahan dalam berbagai hal, wanita  telah memperoleh pendidikan yang tinggi dan berkesempatan bekerja setara dengan pria.  Namun, ketika sudah menikah dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu menjalankan tugasnya  sebagai ibu rumah tangga (peran domestik) atau bekerja di luar rumah (peran publik), maka  tak jarang juga memilih untuk bekerja di luar. Hal ini menyebabkan wanita berperan ganda,  dengan menjadi pekerja dan menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga, istri, dan mengasuh  anak-anak (Ciptoningrum, 2009). 

Tak hanya berhenti dari permasalah tersebut, akan banyak permasalahan yang dihadapi  oleh wanita peran ganda, seperti mengatur waktu yang baik dengan keluarga hingga mengurus tugas rumah tangga dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Andayani,  Hadiwirawan, dan Sokang (2016), seorang wanita sebagai ibu bagi anak-anak dan istri bagi  suami tidaklah mudah untuk menyeimbangkannya. Peran wanita sebagai seorang ibu dalam  mendidik anaknya dapat dibedakan menjadi tiga tugas, yaitu Ibu yang selalu menyediakan  kebutuhan anak-anak, Ibu sebagai teladan atau “model” untuk ditiru oleh anak, dan Ibu juga  sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak. 

Wanita yang menjalankan peran ganda selalu dituntut untuk berhasil jika tidak  menjalankan perannya dengan baik dapat dianggap gagal. Selain itu, stigma yang masih  melekat dari masyarakat mengenai perempuan pekerja seringkali dianggap mementingkan  pekerjaannya dibandingkan dengan keluarganya. Hal yang mendasari perempuan bekerja ialah  untuk membantu suami dalam tambahan penghasilan ataupun terkadang dituntut untuk bisa  menjadi kepala keluarga jika suatu saat suaminya meninggal atau bercerai. Maka dengan  adanya suatu keadaan tersebut, harus bisa bekerja demi kelangsungan hidupnya dan keluarga. 

Selain itu, peran ganda seorang ibu akan berlangsung optimal bilamana mendapat  dukungan dari suami. Ada atau tidaknya dukungan dari suami akan berpengaruh terhadap  perasaan istri tentang peran gandanya, ia akan merasa terbebani atau merasa puas. Selanjutnya,  dukungan dari suami juga dapat berpengaruh pada anak-anak sebab suami akan berpartisipasi  dalam pengasuhan anak hingga tercipta keterikatan positif yang kuat antara ayah dan anak  (Waspada Online, 2006). 

Berdasarkan hasil wawancara dari penelitian yang dilakukan oleh Dian Bagus Mitreka  Satata dengan judul “Peran Ibu Dalam Berkarir dan Kehidupan Berkeluarga” di 2020,  bahwasanya partisipan lebih memilih untuk berkarir meski sudah berumah tangga dan mengungkapkan bahwa wanita bekerja dapat menurunkan tingkat stress daripada hanya  beraktivitas dalam rumah.  

Maka dari itu, peran ganda dapat berjalan dengan baik manakala adanya dukungan  suami, sehingga istri bisa mengejar karir yang diinginkan dan bisa memberikan kontribusi yang  positif, kemudian sebisa mungkin seorang ibu yang bekerja juga bisa dapat menyeimbangkan  perannya dan jangan terlalu fokus pada pekerjaan. Wanita yang hebat adalah wanita yang dapat  menyeimbangkan peran keluarga dengan peran pekerjaannya. 

Referensi : 

Hermayanti, D. (2014). Kebermaknaan hidup dan konflik peran ganda pada wanita karier yang  berkeluarga di kota samarinda. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2). 

Meriko, C., & Hadiwirawan, O. (2019). Kesejahteraan psikologis perempuan yang berperan  ganda. Seurune: Jurnal Psikologi Unsyiah, 2(1), 68-99. 

Radhitya, T. V. (2018). Peran ganda yang dialami pekerja wanita K3L Universitas  Padjadjaran. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 1(3), 204-219. 

Satata, D. B. M., & Shusantie, M. A. (2020). Peran Ibu Dalam Berkarir dan Kehidupan  Berkeluarga. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 22(2), 165-170.

Berikan Komentar

Your email address will not be published.