Blog post

Kisah Hidup yang Harus Terus Berlanjut…..

13/05/2022Kontributor Blog by Klob

Ditulis oleh: Dwi Ulfa Nurdahlia

Pagi itu, waktunya sepeda motor untuk di service. Tanpa sengaja terjadi obrolan panjang kurang lebih selama 3 (tiga jam). Berawal dari sharing ringan yang berapa kali terjadi saat datang ke bengkel. Hingga pada akhirnya kisah dari ibu yang kuat ini beliau paparkan, tidak hanya mengurusi urusan ranah domestik, melainkan merangkap mengurus ranah publik yang menurut struktur sosial budaya khususnya Jawa, urusan pekerjaan yang sebagian besar dilakukan laki-laki seperti membengkel merupakan ranah yang hanya boleh dijamah oleh kamu laki-laki.

Bukan hal yang sulit bagi seorang wanita (khususnya ibu yang sedang berkisah ini), pada akhirnya harus berkutat dengan pekerjaan laki-laki. Seorang ibu yang melanjutkan kehidupannya demi menghidupi putra-putrinya seorang diri. Beliau berkisah, bahwa beliau sudah berjuang kerasa untuk keluarganya, beliau rela meninggalkan keluarga demi mengubah perekeonomian keluarga yang kala itu memang masih jauh dari cukup. Seorang ibu yang memutuskan untuk pergi ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) meninggalkan anaknya yang masih kecil bersama sang suami. Singkat cerita, lima belas tahun berlalu dan perekonomian dirasa sudah membaik. Si Ibu ini tidak diizinkan lagi untuk kembali bekerja lagi ke luar negeri. Sampai si ibu hamil lagi dan melahirkan putra ke-3 nya.

Selama di luar negeri, mental beliau telah diuji dengan keharusan untuk mampu menguasai bahasa kanton tempat si Ibu bekerja. Tangisan dan kesedihan berlanjut, hingga si Ibu sudah mampu beradaptasi dan mampu menguasai situasi selama di luar negeri. Bahkan mampu bekerjasama dengan agency dan membantu para TKW dari Indonesia yang mengalami kesulitan. Si Ibu telah menjadi sosok yang mampu untuk menguatkan diri, bahkan memotivasi teman-teman TKW yang sedang putus asa karena proses adaptasi saat bekerja dengan majikan di luar negeri, bahkan ada yang memiliki masalah keluarga. Berkat kemampuannya dalam bertahan dan mampu menjalin komunikasi dengan para agency. Si Ibu memiliki banyak relasi yang bisa dikatakan, besar kesempatan si Ibu jika membuka agency di Indonesia.

Namun, si Ibu tidak membuka agency penyaluran tenaga kerja Indonesia, beliau justru melanjutkan usaha bengkel yang telah dirintis suaminya. Kelihaian beliau dalam mengotak-atik mesin pun membuatku kagum. Sampai pada akhirnya, saya pun bertanya pada ibu “bagaimana ibu bisa mengotak-atik mesin motor?”, beliau pun menjawab “kondisi mba yang membuat saya harus mampu belajar mesin secara otodidak demi kelangsungan ibu dan anak-anak”. Alasan dibalik si Ibu bekerja di bengkel, karena suami si Ibu telah meninggal pada saat putra terakhir berusia 3 (tiga) tahun. Saat itu tidak terpikir oleh ibu, akan ditinggal suaminya untuk selamanya.

Bengkel yang telah dirintis oleh suaminya pun, beliau lanjutkan sampai saat ini. Beliau berjuang mencari nafkah dengan cara melayani service motor. Tak ada rasa “risih” dengan kotornya oli dan bau bensin, beliau tampak menikmati dan serius memperbaiki setiap detail dari motor yang sedang beliau service. Sambil bercerita tentang perjalanan hidup beliau yang luar biasa, ditengah cerita beliau terhenti dan mengingat waktu untuk menjemput putranya yang sekolah di taman kanan-kanak. Beliau masih memiliki perhatian dan bertanggungjawab sebagai ibu, seketika beliau izin untuk menjemput putranya dengan pakaian ala kadarnya yang dihiasi bekas oli berwarna hitam. Bahkab beliau juga, sempatkan untuk belanja ketika ada tukang sayur yang sedang lewat di depan bengkel, sembari menunggu oli motor yang sedang dikuras dari mesin motor. 

Beliaulah bukti bahwa perempuan sanggup memiliki banyak cara dan tenaga untuk memberikan kehidupan yang layak untuk keluarga. Kegigihan dan kesanggupan dalam menghadapi setiap tantangan, mampu menjadikannya sosok yang tangguh. Wanita teguh dengan beribu alasan untuk mampu terus bertahan dan memperjuangkan serta memastikan keluarga dalam kondisi baik dan mendapat kehidupan yang layak. Ia menjadi sosok yang tak lagi berpangku, menunggu belas kasih dri negaranya. Tetapi ia berjuang sampai menempuh kiloan mil dan kembali dengan tetap berdiri dikakinya. Tanpa dapat dipungkiri, saat beliau bekerja sebagai TKW, justru beliau menjadi salah satu penyumbang devisa negara. 

Hanya syukur yang beliau rasakan saat, kembali ke negerinya dengan selamat. Tanpa memberikan hujatan kepada negara atas perjuangan yang telah beliau tempuh. Bahkan, melalui bengkel yang beliau jalankan, beliau memberikan kebermanfaatan bagi orang lain untuk mendapat pekerjaan. Semoga kisah pendek ini, mampu memberikan motivasi untuk kita semua untuk tetap terus berjuang, pantang menyerah dengan keadaan yang mungkin saat ini sedang tidak baik-baik saja. Maju terus wanita Indonesia … 

Berikan Komentar

Your email address will not be published.