
Cucum Kulsum, Pendiri SLB ABC Bina Bangsa
Ditulis oleh: Agni Widyasmara
(Klik untuk melihat Profil Klob)
Cucum Kulsum, S.Pd mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) ABC Bina Bangsa yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat. Sekolah yang dirintis pada tahun 1989 tersebut dimulai dari rumahnya. Ia menjadikan rumahnya tempat belajar bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sekaligus asrama. Hati Cucum tergerak untuk merintis pendidikan bagi ABK karena ketika itu (akhir tahun 80an) banyak orang tua dari ABK yang tidak bersedia menyekolahkan anaknya dengan berbagai alasan.
Ketidaksiapan mental untuk membawa anak (ABK) mereka ke tengah masyarakat karena malu, merupakan satu diantara alasan orang tua ABK enggan menyekolahkan anaknya. Atau alasan lainnya karena sebagian orang tua tersebut tidak memiliki kemampuan secara finansial dan merasa sekolah di SLB membutuhkan biaya yang besar. Kehidupan perekonomian orang tua yang serba kekurangan tersebut diduga membentuk pemikiran bahwa anak cacat tidak akan mampu disekolahkan malah mungkin hanya akan membuang uang, tapi tidak bisa apa-apa setelah lulus sekolah.
Berdasarkan ketidakpahaman para orang tua tentang pentingnya menyekolahkan ABK itulah yang membuat Cucum berkeinginan untuk mensosialisasikan SLB kepada masyarakat Cianjur dan sekitarnya. Pada tahun 1988, Cucum ditemani suami mendatangi setiap pelosok perkampungan di wilayah Kabupaten Cianjur guna mengidentifikasi keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus yang disembunyikan orang tuanya.
Namun, pada masa itu tentu tidak mudah meyakinkan warga (terutama yang tidak berpendidikan) karena belum banyak SLB yang ada di sekitar wilayah tersebut. Sehingga selain memberi pengertian tentang pentingnya menyekolahkan ABK, Cucum juga berusaha meyakinkan para orang tua bahwa sekolah yang ia dirikan tidak memungut biaya sepeser pun. Bahkan para siswa diizinkan untuk tinggal di rumahnya agar mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk ongkos perjalanan. Tidak hanya itu, Cucum bahkan berani menjamin bahwa setelah lulus nanti setidaknya anak-anak mereka mampu menjadi manusia yang mandiri dalam mengurus diri sendiri sehingga tidak menjadi beban bagi kedua orang tuanya.
Selain itu, tantangan juga datang dari masyarakat sekitar rumah Cucum. Pada awalnya sebagian warga meremehkan usaha mendidik ABK tersebut dengan menganggap Cucum mendirikan panti untuk mencari uang dari hasil sumbangan. Terlebih lagi saat itu anak-anak yang ia bina merupakan anak-anak yang tidak terbiasa berada di lingkungan asing, sehingga mereka menjadi “liar” dan dianggap gila oleh warga. Cucum pun merasa kesulitan menangani para ABK tersebut karena keterbatasan tenaga yang ada.
Meski demikian, Cucum terus berusaha meyakinkan warga. Upaya tersebut pun membuahkan hasil dengan adanya banyak donatur yang bersedia memberi dana bantuan. Uang dari para donatur tersebut ia gunakan untuk membeli sebidang tanah tidak jauh dari rumahnya dan mendirikan sekolah. Singkat cerita, pada tahun 1991 berdiri Yayasan Pembinaan Anak Bina Bangsa yang menaungi SLB ABC Bina Bangsa, sejak saat itulah SLB ini resmi menjadi SLB yang mandiri. Pada 1992 Cucum memperoleh izin operasional dari pemerintah untuk menjalankan sistem persekolahan khusus bagi ABK serta dana bantuan operasional sekolah.